Bank-bank di Indonesia kini semakin agresif dalam mendekati nasabah kaya, terutama di segmen emerging affluent. Segmen ini merujuk pada nasabah kelas menengah atas yang memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan dalam hal pengelolaan aset.
PT Bank Maybank Indonesia Tbk. dengan percaya diri mengambil langkah untuk memfokuskan perhatian pada nasabah privilege banking, yang memiliki dana kelolaan antara Rp50 juta hingga Rp500 juta. Direktur Community Financial Services Maybank Indonesia, Bianto Surodjo, menargetkan pertumbuhan jumlah nasabah ini dapat mencapai 100.000 hingga 200.000 dalam tiga tahun ke depan.
Target ambisius ini didasarkan pada keyakinan bahwa jumlah kelas menengah di Indonesia akan terus meningkat. Secara tahunan, bank ini berharap untuk mencatat pertumbuhan dua digit baik dalam jumlah nasabah maupun dalam total aset kelolaan mereka.
Dalam mencapai target tersebut, Maybank meluncurkan tiga strategi utama: meningkatkan pengalaman nasabah, memperluas produk yang ditawarkan, dan memanfaatkan digitalisasi secara optimal. Bianto menyatakan bahwa latar belakang edukasi yang baik dan akses internet yang mumpuni di kalangan kelas menengah saat ini telah menciptakan minat besar dalam pengelolaan keuangan pribadi.
Bank juga menyadari bahwa saat ini nasabah seringkali sudah memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang investasi, mulai dari obligasi, saham, hingga cryptocurrency. Untuk menjangkau segmen ini, pendekatan yang lebih personal dan informatif menjadi kunci.
Bank Lain Juga Mengincar Segmen Nasabah Kaya Baru
Sebagai pemain lain di segmen emerging affluent, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. juga mengambil langkah proaktif. Mereka memperkenalkan layanan BTN Prospera untuk menarik nasabah yang memiliki dana kelolaan antara Rp100 juta hingga Rp500 juta.
Frengky Rosadrian Perangin Angin, Retail Funding Division Head BTN, menegaskan bahwa potensi pasar di segmen ini masih sangat besar dan tersedia banyak ruang bagi bank-bank untuk memasuki kompetisi. Dengan hanya sedikit kompetitor, BTN berusaha memposisikan diri sebagai pemain terdepan dalam segmen niche ini.
Dalam strategi pemasaran BTN, digitalisasi dan pendekatan langsung kepada komunitas menjadi fokus utama. Bank ini ingin membangun konektivitas yang lebih erat dengan nasabah melalui inovasi produk yang relevan, baik untuk individu maupun kelembagaan.
Frengky menambahkan bahwa solusi yang ditawarkan mencakup beragam opsi sesuai dengan kebutuhan nasabah. Keterlibatan dalam komunitas lokal juga memperkuat daya tarik BTN bagi nasabah baru.
Saat ini, BTN Prospera mencatat bahwa total dana pihak ketiga (DPK) telah tumbuh lebih dari Rp1,5 triliun hingga akhir kuartal III-2025. Ini menunjukkan ketertarikan yang kuat dari nasabah dalam produk yang ditawarkan oleh bank tersebut.
Indikator Pertumbuhan di Segmen Emerging Affluent
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat peningkatan tabungan di bank-bank dengan nominal di atas Rp100 juta. Pertumbuhan ini tercatat meningkat sebesar 4,82% secara year to date (ytd) hingga kuartal III-2025, menandakan adanya kepercayaan yang terus tumbuh dari nasabah terhadap perbankan.
Pertumbuhan ini juga didorong oleh semakin banyaknya individu yang memiliki pemahaman mendalam tentang pengelolaan investasi dan manfaat dari menyimpan dana di bank. Banyak nasabah kini lebih aktif mencari informasi tentang produk investasi yang dapat meningkatkan nilai aset mereka.
Faktor lain yang turut mempengaruhi pertumbuhan ini adalah kesiapan bank untuk menawarkan layanan yang lebih personal dan relevan dengan kebutuhan nasabah. Kustomisasi dalam layanan menjadi salah satu cara untuk menarik perhatian nasabah yang ingin lebih banyak mengelola keuangan mereka dengan baik.
Dengan peningkatan jumlah nasabah dan aset yang dikelola, segmen emerging affluent di Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh. Ini membuka peluang yang besar bagi bank untuk berinovasi dan mengembangkan penawaran mereka.
Akhirnya, bank-bank yang berhasil memahami dan memenuhi kebutuhan khusus dari segmen ini akan dapat meraih kesuksesan lebih besar di masa depan. Transformasi yang dilakukan di sektor perbankan akan menciptakan lingkungan kompetitif yang lebih sehat dan bermanfaat bagi nasabah.

