Perekonomian Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang signifikan, terkhusus dalam sektor digital. Bank Indonesia (BI) baru-baru ini merilis data yang mencerminkan peningkatan transaksi perdagangan melalui platform e-commerce selama kuartal III-2025, didorong oleh promosi menarik yang berlangsung selama periode tersebut.
Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, mengungkapkan bahwa jumlah transaksi e-commerce mencapai 1,44 miliar, mencatat pertumbuhan 7,72% jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Selain itu, jika dilihat dari tahun ke tahun, transaksi ini meningkat sebesar 20,5%.
Dalam pembicaraannya setelah rapat dewan gubernur, Filianingsih menyebutkan bahwa total nilai transaksi e-commerce di kuartal tersebut mencapai Rp 134,67 triliun. Ini menunjukkan pertumbuhan yang stabil, dengan peningkatan 4,93% secara kuartalan dan 3,74% secara tahunan.
Latarnya: Dinamika Transaksi E-commerce di Indonesia
Pertumbuhan ini tidak terlepas dari berbagai program diskon dan promosi besar yang berlangsung di pasar. Filianingsih mencatat serangkaian kampanye, mulai dari Back to School bulan Juli hingga Indonesia Shopping Festival, yang secara keseluruhan menyumbang transaksi besar bagi pelaku e-commerce.
Puncaknya dapat dilihat pada promosi 9.9 di bulan September, di mana beberapa platform e-commerce menawarkan diskon menarik hingga 99%. Strategi ini berhasil menarik perhatian lebih banyak konsumen untuk berbelanja secara daring.
Selain itu, hasil positif ini juga menunjukkan bahwa masyarakat semakin nyaman melakukan transaksi secara digital. Capaian ini menjadi indikator bahwa penetrasi dan akseptasi e-commerce semakin berkembang di Indonesia.
Trend dan Pertumbuhan Ekonomi Digital Lainnya
Tidak hanya e-commerce, Bank Indonesia juga mencatat perkembangan positif dalam transaksi ekonomi dan keuangan digital lainnya. Volume transaksi pembayaran digital mencapai 12,99 miliar, menunjukan pertumbuhan 38,08% dibandingkan tahun sebelumnya.
Beberapa faktor pendukung dari pertumbuhan ini adalah perluasan saluran dan akseptasi pembayaran digital. Misalnya, pertumbuhan pada transaksi aplikasi mobile dan internet yang masing-masing meningkat 13,11% dan 17,80% secara tahunan.
Pertumbuhan pesat juga terlihat pada transaksi QRIS yang mencapai angka yang sangat mengesankan sebesar 147,65%. Ini menandakan bahwa masyarakat semakin beralih ke metode pembayaran yang lebih praktis dan efisien.
Infrastruktur dan Pengelolaan Uang di Indonesia
Dari segi infrastruktur, volume transaksi ritel yang diproses melalui sistem BI-FAST tercatat sebanyak 1.223,82 juta, mengalami pertumbuhan 32,34% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Nilai transaksi ini menyentuh angka Rp 3.024,08 triliun, menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem pembayaran yang tersedia.
Selain itu, data mengenai transaksi nilai besar yang diproses melalui Sistem BI-RTGS mencatat 2,76 juta transaksi dengan total nilai sebesar Rp 56.422,87 triliun. Ini menunjukkan bahwa transaksi keuangan dalam jumlah besar juga meningkat sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi finansial.
Dari sisi pengelolaan uang, Uang Kartal yang Diedarkan (UYD) tumbuh sebesar 13,49% menjadi Rp 1.200,05 triliun pada kuartal ini. Data ini mencerminkan likuiditas yang baik di pasar dan kesiapan sehari-hari masyarakat dalam menggunakan uang tunai.