Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan pada perdagangan hari ini, Kamis (25/9/2025). IHSG tercatat turun sebesar 50,78 poin, atau setara dengan 0,62%, mencapai level 8.075,77 pada saat jeda makan siang.
Pelemahan ini terjadi setelah IHSG berhasil mencetak rekor harga tertinggi selama dua hari berturut-turut pada perdagangan Rabu (24/5/2025) dengan mencapai level 8.100. Situasi ini menyajikan konteks yang menarik bagi para investor yang mengamati pergerakan pasar saham.
Dalam catatan perdagangan hari ini, sebanyak 229 saham mengalami kenaikan, sementara 431 saham mengalami penurunan, dan 138 saham berada dalam posisi tidak bergerak. Nilai transaksi mencapai Rp 14,65 triliun dengan sekitar 34,84 miliar saham berpindah tangan dalam 1,7 juta kali transaksi.
Kinerja Sektor Perdagangan saat IHSG Melemah
Kebanyakan sektor perdagangan menunjukkan tren melemah, dan sektor barang baku serta finansial mencatatkan koreksi terbesar. Sementara itu, sektor konsumer primer dan non-primer justru mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Saham-saham dari emiten dengan kapitalisasi besar menjadi penekan utama bagi indeks IHSG. Salah satu yang memberikan kontribusi paling besar terhadap pelemahan adalah Barito Pacific (BRPT) dengan sumbangan sekitar 11,85 poin indeks.
Dinamika pasar modal tampak menarik, di tengah koreksi yang terjadi, euforia atas rekor IHSG tetap mendominasi perhatian. Para pelaku pasar sangat menantikan bagaimana perkembangan kebijakan domestik dapat berpengaruh terhadap kondisi ini.
Pentingnya Kebijakan Domestik bagi Pasar Saham
Rapat-rapat yang berlangsung di Senayan pada Selasa hingga Rabu kemarin menghasilkan sejumlah keputusan strategis. Keputusan tersebut dapat memberikan dampak jangka panjang terhadap iklim investasi dan stabilitas sosial ekonomi di Indonesia.
Dalam rapat tersebut, Komisi XI DPR mendorong agar otoritas bursa meningkatkan minimum free float saham di Bursa Efek Indonesia. Dari yang sebelumnya antara 7,5% hingga 10%, diusulkan agar menjadi 30%. Hal ini dinilai penting untuk meningkatkan likuiditas di pasar.
Dengan meningkatkan free float, diharapkan emiten diharuskan untuk melepaskan porsi saham yang lebih besar kepada publik, berpotensi memperdalam pasar saham itu sendiri. Selain itu, langkah ini juga dapat meningkatkan daya tarik bagi para investor global secara institusional.
Perbandingan Pergerakan Saham di Bursa Asia-Pasifik
Dari sisi pasar saham di kawasan Asia-Pasifik, indeks Nikkei 225 di Jepang memulai sesi perdagangan dengan hampir tidak ada perubahan berarti. Namun, indeks Topix yang lebih luas justru mengalami penguatan sebesar 0,58%.
Di Korea Selatan, indeks Kospi mengalami penurunan sebesar 0,28%, diikuti oleh Kosdaq yang turun 0,27%. Meskipun demikian, saham-saham di sektor pertahanan mengalami penguatan, dengan Hanwha Aerospace dan Poongsan yang masing-masing naik sebesar 2,46% dan 3,28%.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 mencatatkan penurunan sebesar 0,23% di awal perdagangan. Penurunan ini sejalan dengan fluktuasi yang terjadi di berbagai pasar global.
Tinjauan Indeks Berjangka Hang Seng
Di Hong Kong, harga indeks berjangka Hang Seng berada di level 26.394, yang lebih rendah dari penutupan terakhir indeks Hang Seng di level 26.518,65. Hal ini menunjukkan bahwa pasar sedang mengalami penyesuaian bahkan sebelum pembukaan perdagangan.
Para analis dan pelaku pasar akan memantau pergerakan ini dengan seksama, mengingat dampak kebijakan dan kinerja sektor diduga akan memengaruhi sentimen pasar di kemudian hari. Oleh karena itu, cukup penting untuk memahami perkembangan yang sedang terjadi.
Dengan semua dinamika yang terjadi, investor diharapkan tetap waspada dan mengambil keputusan investasi yang bijak. Mempertimbangkan rekomendasi berikut, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi strategi investasi yang lebih terarah.