Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) baru-baru ini mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada 9 Desember 2025. Forum penting ini akan memetakan arah dan prioritas industri Pinjaman Daring (Pindar) menjelang tahun 2026 yang penuh tantangan dan harapan.
Rakernas ini bukan sekadar ajang kumpul, melainkan juga sebuah komitmen untuk meningkatkan tata kelola industri dan melindungi konsumen. Diharapkan, upaya ini dapat mendorong pembiayaan yang lebih produktif dan berkelanjutan bagi ekonomi tanah air.
Ketua Umum AFPI, Entjik S. Djafar, menjelaskan bahwa tahun 2026 akan menjadi tahun transisi menuju pemulihan ekonomi nasional. Dengan dukungan dari 95 penyelenggara layanan pendanaan berbasis teknologi yang berizin OJK, AFPI memiliki tanggung jawab untuk memastikan industri ini tumbuh dengan sehat dan berkelanjutan.
AFPI mengkonfirmasi rencana kerja untuk 2026, sejalan dengan roadmap OJK dan implementasi POJK 40 Tahun 2024. Fokus utama mereka adalah memperkuat manajemen risiko, meningkatkan kualitas tata kelola, dan melindungi konsumen, yang semuanya merupakan fondasi bagi pertumbuhan yang sehat.
Walaupun ekonomi mengalami tantangan, termasuk pelemahan daya beli, AFPI mencatat bahwa industri Pindar tetap menunjukkan ketahanan yang baik. Data terbaru menunjukkan bahwa total pendanaan oleh anggota AFPI per September 2025 mencapai Rp90,99 triliun, meningkat 22% dibandingkan tahun lalu, yang menandakan kemampuan Pindar untuk mengakses segmen masyarakat yang tidak terlayani.
Dalam menghadapi dinamika pasar, AFPI berkomitmen untuk menjalankan mandasi sebagai asosiasi yang bertanggung jawab. Rakernas ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat tata kelola industri, menghadapi tantangan di tahun mendatang dengan optimisme dan soliditas.
Pentingnya Keberlanjutan dalam Pembiayaan Pindar
Tahun 2026 diramalkan sebagai masa pemulihan ekonomi yang menjanjikan. Kondisi ini akan didukung oleh rendahnya inflasi dan stabilitas keuangan, yang berpotensi meningkatkan konsumsi masyarakat dan investasi dalam negeri.
Industri Pindar diharapkan dapat menjadi salah satu pilar dalam pembiayaan sektor digital. AFPI berkomitmen untuk memajukan inklusi keuangan, memfasilitasi kepentingan masyarakat yang lebih luas dan mewujudkan akses keuangan yang lebih baik.
Melalui semangat #AFPIStrongerTogether, AFPI menekankan pentingnya kolaborasi antar anggotanya. Dalam konteks ini, penguatan industri tidak hanya dilakukan oleh satu entitas, melainkan oleh seluruh anggota yang saling mendukung dan mematuhi standar industri yang tinggi.
Rakernas AFPI juga menetapkan beberapa agenda strategis untuk menghadapi tahun mendatang. Tiga pilar utama yang menjadi fokus adalah penguatan tata kelola, pembiayaan produktif, dan perlindungan konsumen dalam menghadapi berbagai tantangan.
Kolaborasi Antar Anggota untuk Mencapai Keberhasilan
Penguatan tata kelola melalui optimalisasi Fintech Data Center (FDC) menjadi prioritas AFPI. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelaporan dan menanggulangi masalah keamanan siber yang kian kompleks.
Selain itu, penekanan akan diberikan kepada pembiayaan produktif, khususnya untuk mendukung pelaku UMKM. Target peningkatan porsi dana untuk sektor ini diharapkan dapat mencapai 40-50% untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.
AFPI juga berkomitmen untuk meningkatkan perlindungan konsumen. Ini dilakukan dengan memperkuat sistem pengaduan, menerapkan prinsip Responsible Lending, dan membangun citra positif industri di mata masyarakat.
Quadrapelian yang digagas oleh AFPI ini akan membantu menyinergikan seluruh kekuatan yang ada. Penguatan reputasi industri diharapkan dapat menyokong keberadaan Pindar sebagai mitra strategis dalam mendukung pertumbuhan perekonomian nasional.
Dukungan dari OJK dan Stakeholder Lainnya
Dalam kesempatan yang sama, Entjik juga memberikan apresiasi kepada OJK yang berperan penting dalam mengawasi dan memfasilitasi pertumbuhan industri Pindar. OJK diharapkan akan terus memberikan dukungan untuk memastikan bahwa platform-platform dalam sektor ini dapat beroperasi dengan disiplin dan akuntabilitas.
Dukungan dari berbagai stakeholder akan menjadi kunci kesuksesan industri Pindar. Kolaborasi ini tidak hanya menciptakan ekosistem yang sehat, tetapi juga memberikan perlindungan maksimal bagi konsumen yang menjadi target utama.
Dengan penguatan kolaborasi, AFPI optimis bahwa industri akan berkembang pesat, terutama dengan adanya perbaikan ekonomi yang diharapkan terjadi pada tahun 2026. Ini juga akan berdampak positif bagi masyarakat luas yang membutuhkan akses keuangan.
Kesempatan untuk memperbaiki aspek-aspek yang kurang dalam industri juga menjadi agenda utama Rakernas ini. AFPI terus berkomitmen untuk menghadirkan inovasi dan solusi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Dengan segala langkah strategis ini, AFPI berharap dapat membawa vibrasi positif dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri Pinjaman Daring di Indonesia. Kolaborasi yang erat dengan stakeholder dan fokus yang tepat akan menjadi kunci menuju kesuksesan.

