Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengungkapkan bahwa penetrasi industri asuransi di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Meskipun sektor ini memiliki potensi yang besar, data menunjukkan Indonesia masih tertinggal dari Filipina, Malaysia, Thailand, dan Singapura.
Ferdinan D. Purba, anggota Dewan Komisioner LPS, menyebut bahwa penetrasi asuransi Indonesia berakhir pada angka 1,40% di akhir 2024. Kondisi ini tidak menunjukkan banyak perubahan jika dibandingkan dengan periode sebelum krisis keuangan Asia terjadi, yang menunjukkan adanya stagnasi dalam pertumbuhan sektor ini.
Comparatif dengan negara-negara tetangga, Filipina mencapai 1,80%, sementara Malaysia, Thailand, dan Singapura masing-masing berada pada angka 3,80%, 5,10%, dan 7,40%. Bahkan negara-negara maju umumnya memiliki penetrasi di kisaran 9-10%.
Penetrasi Asuransi dan Kepercayaan Masyarakat di Indonesia
Ferdinan menggarisbawahi pentingnya kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi untuk mendorong pertumbuhannya. Ia percaya bahwa program penjaminan polis asuransi dapat memberikan dorongan bagi kepercayaan ini, yang pada akhirnya akan mendukung ekspansi industri asuransi di Indonesia.
Menurutnya, nasabah yang merasa aman dan percaya akan produk asuransi yang mereka pilih cenderung berinvestasi lebih banyak. Hal ini akan berkontribusi pada stabilitas dan pertumbuhan jangka panjang dari industri asuransi itu sendiri.
Ferdinan mencatat bahwa program penjaminan bukan hanya membawa perubahan di Indonesia, tetapi juga membawa dampak positif di negara lain. Misalnya di Malaysia, di mana ada peningkatan signifikan dalam premi asuransi setelah program penjaminan diberlakukan.
Pengalaman Negara Lain dan Dampaknya terhadap Indonesia
Dari pengalaman di Malaysia, pertumbuhan pendapatan premi asuransi sebelum pemberlakuan program penjaminan menunjukkan rata-rata hanya 5,5% per tahun antara 2007 hingga 2009. Namun, setelah program itu berlaku pada tahun 2010, pertumbuhan premi meningkat hingga 9,7% per tahun selama periode 2011 hingga 2013.
Data tersebut memberikan gambaran optimis bagi industri asuransi di Indonesia. Jika program penjaminan polis diimplementasikan dengan efektif, LPS meyakini bahwa kepercayaan publik akan meningkat, dan ini akan berimplikasi pada meningkatnya pendapatan premi asuransi di tanah air.
Dari segi regulasi dan kebijakan, dukungan pemerintah juga sangat penting dalam meningkatkan penetrasi industri asuransi. Optimalisasi pemahaman masyarakat tentang manfaat asuransi bisa menjadi langkah strategis untuk mendorong partisipasi mereka dalam mengamankan masa depan finansial mereka.
Strategi untuk Meningkatkan Penetrasi Asuransi di Indonesia
Penting untuk mengedukasi masyarakat mengenai manfaat asuransi secara menyeluruh. Program literasi keuangan yang diperkenalkan oleh berbagai pihak dapat berfungsi sebagai jembatan untuk memperkenalkan produk asuransi kepada masyarakat.
Melalui program-program edukasi, masyarakat akan lebih memahami fungsi dan pentingnya asuransi untuk melindungi diri dan keluarga dari risiko finansial. Hal ini menjadi tonggak penting untuk membangun keamanan finansial yang lebih baik di kalangan masyarakat.
Selain itu, inovasi dalam produk asuransi juga diperlukan untuk menarik minat masyarakat. Penawaran produk yang lebih beragam dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dapat menjadi faktor penentu dalam meningkatkan angka partisipasi asuransi di Indonesia.


