Harga saham PT. Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) mengalami lonjakan signifikan hingga mencapai 11,95%, atau setara dengan 960 poin, dan terangkat ke level Rp 2.530 per saham. Kapitalisasi pasar perusahaan ini kini mencapai Rp 96,52 triliun, menunjukkan performa yang mengesankan di pasar saham.
Dalam periode sepekan terakhir, saham UNVR meroket hingga 33,16%, sedangkan dalam tiga bulan terakhir, lonjakan ini tercatat hingga 61,15%. Kenaikan harga saham ini didorong oleh kinerja keuangan perusahaan yang positif dan strategi pembelian kembali saham.
Unilever Indonesia baru saja melaporkan pertumbuhan laba yang luar biasa serta telah melaksanakan aksi pembelian kembali saham atau buyback. Hal ini sejalan dengan tren rebound yang terlihat pada saham-saham blue chip lainnya di pasar.
Kinerja Keuangan dan Pembelian Kembali Saham yang Signifikan
Melihat dari catatan keuangan, Unilever Indonesia mencatatkan laba bersih yang melonjak hingga 117% pada kuartal III-2025, dengan laba bersih sebesar Rp 1,2 triliun. Pertumbuhan ini sangat signifikan, terutama jika dibandingkan dengan penjualan bersih yang mencapai Rp 9,4 triliun.
Penjualan bersih perusahaan tumbuh sebesar 12,4% dibandingkan tahun sebelumnya, dan meningkat 7,7% dibandingkan kuartal sebelumnya. Selain itu, penjualan domestik juga mengalami pertumbuhan sebesar 12,7% pada kuartal ketiga 2025.
Presiden Direktur Unilever menyatakan bahwa keputusan untuk melakukan buyback ini akan terus berlanjut hingga 30 Oktober 2025. Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan memperkuat posisi di pasar.
Strategi Pemasaran dan Investasi yang Berkelanjutan
Unilever tidak hanya fokus pada angka penjualan, tetapi juga pada pengeluaran untuk iklan dan promosi, yang tetap stabil di angka 8,8% dari total penjualan bersih. Ini mencerminkan upaya perusahaan untuk meningkatkan ekuitas merek dan keterlibatan konsumen.
Menurut Benjie Yap, hasil kinerja yang kuat ini membuktikan bahwa perusahaan sedang dalam jalur pemulihan dan menciptakan fondasi yang lebih kokoh. Mereka mulai merasakan dampak positif dari perubahan strategis yang telah diterapkan selama setahun terakhir.
Dia juga mencatat bahwa strategi ini membuahkan hasil dan perusahaan akan terus berusaha untuk menjaga momentum ini. Membangun pertumbuhan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan menjadi fokus dalam setiap langkah yang diambil.
Pergerakan Investor dan Dampak Pasar
Di tengah perubahan ini, para investor mulai beralih dari saham-saham konglomerat ke saham-saham blue chip yang lebih stabil dan berkinerja baik. Menurut analis pasar, peralihan ini bukan tanpa alasan, melainkan didukung oleh performa positif yang ditunjukkan oleh IHSG.
Tren positif ini diperkirakan akan terus berlangsung, dengan peluang window dressing di akhir tahun yang semakin terbuka. Sentimen positif ini juga diakui oleh berbagai analis yang percaya bahwa ada potensi besar untuk pertumbuhan di pasar saham di bulan-bulan mendatang.
Dalam konteks ini, kebijakan moneter dengan kemungkinan pemotongan suku bunga oleh Bank Indonesia juga menjadi faktor penunjang. Stimulus pemerintah yang siap mengalir diperkirakan akan memberikan dampak positif pada saham-saham barang konsumen, termasuk Unilever.
Menghadapi Tantangan dengan Solusi yang Inovatif
Saat menghadapi dinamika pasar yang sangat berubah, Unilever Indonesia menunjukkan ketahanan melalui inovasi dan efisiensi operasional. Semua langkah yang diambil bertujuan untuk menjaga daya saing dan meningkatkan keuntungan dalam jangka panjang.
Ketika banyak perusahaan berjuang untuk pulih dari kondisi pasar yang penuh tantangan, Unilever menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Ini menjadi sinyal kuat bagi investor bahwa perusahaan tengah berada dalam tahap pertumbuhan.
Sikap optimis manajemen mengenai kinerja yang lebih baik di masa mendatang menambah keyakinan pasar terhadap stabilitas perusahaan. Dengan fokus pada strategi yang inovatif dan berorientasi pada konsumen, Unilever berusaha untuk mempertahankan posisi terdepan.
