Pembenahan kualitas dan kinerja PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. menjadi perhatian serius oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Menurut Chief Operating Officer Danantara, Dony Oskaria, perbaikan yang dibutuhkan tidak hanya terfokus pada aspek finansial saja tetapi juga pada keseluruhan model bisnis perusahaan tersebut.
Dony menjelaskan bahwa langkah awal untuk memperbaiki Krakatau Steel adalah dengan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap bisnis yang ada. Ini penting agar setiap aspek operasionalnya berfungsi dengan baik dan berada dalam arah yang benar untuk meningkatkan profitabilitas.
Analisis mendalam menjadi langkah strategis yang akan dilakukan oleh Danantara untuk memastikan bahwa Krakatau Steel memiliki potensi bisnis yang berkelanjutan. Dengan melihat biaya pokok produksi, EBITDA, dan kontribusi margin, Danantara akan memetakan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mencapai hasil yang positif.
Proses Transformasi yang Diperlukan untuk Krakatau Steel
Dony menekankan bahwa perbaikan dari Krakatau Steel memerlukan sebuah transformasi menyeluruh. Hal ini bukan sekadar tentang suntikan dana, tetapi juga tentang bagaimana perusahaan menjalankan berbagai aspek bisnisnya. Komitmen dari manajemen sangat diperlukan untuk memastikan bahwa upaya efisiensi dan pengurangan biaya bisa tercapai.
Selain itu, perlu ada penghitungan yang akurat mengenai kebutuhan dana untuk mendukung perbaikan di berbagai lini usaha. Dony menyebutkan bahwa semua estimasi ini harus dilakukan setelah adanya tinjauan yang seksama mengenai kontribusi positif dari setiap lini produksi.
Langkah-langkah yang akan diambil Danantara dalam proses ini mencakup tidak hanya analisis finansial, tetapi juga peninjauan terhadap kebijakan operasional yang berlaku. Keterlibatan setiap level manajemen dalam hal ini akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan transformasi yang diinginkan.
Total Dana yang Diperlukan untuk Restrukturisasi
Dalam konteks pembiayaan, Danantara merencanakan untuk memberikan pinjaman sebesar Rp 8,28 triliun untuk kebutuhan modal kerja Krakatau Steel. Jumlah ini merupakan bagian dari strategi restrukturisasi yang lebih luas untuk peningkatan kualitas perusahaan.
Pinjaman untuk modal kerja ini akan diwujudkan dalam beberapa tahap, diawali dengan Pinjaman Pemegang Saham senilai US$ 250 juta. Dengan cara ini, Dana akan memastikan bahwa aliran dana dapat berlangsung dengan efisien untuk mendorong operasional dan produksi perusahaan.
KRAS juga berencana untuk mengajukan tambahan sebesar US$ 500 juta melalui mekanisme lain setelah mencapai kesepakatan dengan lembaga perbankan. Ini bertujuan untuk menutupi biaya-biaya penting dalam proses restrukturisasi dan pengembangan perusahaan ke depan.
Strategi Penggunaan Dana yang Efektif dalam Operasional
Dalam penggunaan dana pinjaman tersebut, Krakatau Steel akan fokus pada beberapa aspek kunci. Salah satunya adalah pembelian bahan baku, termasuk slab baja yang sangat vital untuk produksi pabrik HSM. Hal ini dianggap penting dalam memastikan kelancaran operasional sepanjang proses restrukturisasi berlangsung.
Kebutuhan lainnya mencakup hot rolled coil (HRC) dan cold rolled coil full hard (CRC F/H) yang akan digunakan di pabrik CRM. Dengan investasi ini, perusahaan diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas produk yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Tidak hanya itu, pengadaan untuk pabrik pipa baja juga dijadwalkan dalam rencana penggunaan dana. Dengan demikian, Krakatau Steel akan berusaha untuk meraih posisi yang lebih baik dalam industri baja dengan memprioritaskan kualitas produk dan efisiensi produksi.



