Bank Rakyat Indonesia (BRI) telah merilis laporan keuangan untuk kuartal III 2025, yang menunjukkan perkembangan baik meskipun adanya penurunan laba. Laba bersih BRI tercatat mencapai Rp41,23 triliun, mengalami penurunan 9,10% dari tahun sebelumnya. Hal ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh bank negara ini dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu.
Pendapatan bunga bersih juga mengalami perubahan, meski tidak signifikan, tercatat naik 2,9% menjadi Rp110,99 triliun. Peningkatan ini memberikan gambaran positif akan kemampuan BRI dalam mengelola portofolio pinjaman dan menarik pendanaan dari masyarakat.
Di sisi lain, penyaluran kredit yang mencapai Rp1.438,11 triliun menunjukkan bahwa BRI tetap berkomitmen untuk menjalankan fungsi intermediasi meskipun dalam keadaan sulit. Kredit untuk sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memainkan peran penting, mencapai Rp1.150,73 triliun.
Perkembangan Kinerja Keuangan BRI Hingga Kuartal III 2025
Secara konsolidasi, BRI mencatatkan laba bersih yang menurun dibandingkan dengan tahun lalu. Meskipun begitu, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) mengalami peningkatan, baik pada basis bruto maupun netto.
Kenaikan NPL bruto menjadi 3,29% dan NPL netto 1,04% menunjukkan bahwa bank perlu intensif dalam manajemen risiko. Namun, BRI tetap optimis dengan NPL coverage yang mencapai 183,09%, menggambarkan kesiapan mereka untuk mengatasi risiko yang mungkin timbul.
Pendapatan bunga yang masih tumbuh menunjukkan bahwa BRI dapat menjaga likuiditas dan ketahanan finansial meskipun ada tantangan yang dihadapi. Pertumbuhan ini juga mencerminkan kepercayaan nasabah terhadap produk dan layanan BRI.
Peningkatan Dana Pihak Ketiga dalam Tiga Kuartal Pertama 2025
Dana pihak ketiga BRI menunjukkan tren positif dengan total mencapai Rp1.474,78 triliun, bertumbuh 8,24% dibandingkan tahun lalu. Tingkat CAS (Current Account Saving Account) mencatat angka 67,65%, menunjukkan bahwa masyarakat masih memilih untuk menempatkan dananya di BRI.
Keterlibatan masyarakat dalam simpanan ini sangat penting untuk menjaga rasio pinjaman terhadap simpanan, yang tercatat pada angka 87,05%. Rasio ini mencerminkan kemampuan BRI dalam menyalurkan pinjaman dengan baik, sesuai dengan simpanan yang mereka terima dari nasabah.
Dengan pertumbuhan dana yang stabil, BRI berpotensi untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Fokus pada sektor UMKM juga menjadi strategi utama dalam memperkuat basis kredit dan mendorong pertumbuhan jangka panjang.
Strategi BRI Menghadapi Tantangan Ekonomi Global
Dalam menghadapi dinamika ekonomi global, BRI berkomitmen untuk terus beradaptasi dan berinovasi. Peningkatan kapasitas teknologi informasi dalam pelayanan adalah salah satu langkah yang akan diambil untuk mencapai hal ini.
Pengembangan produk digital dan layanan perbankan berbasis teknologi menjadi fokus utama BRI agar tetap relevan di era digital. Hal ini diharapkan mampu menarik lebih banyak nasabah, terutama dari kalangan generasi muda yang lebih familiar dengan teknologi.
Penyaluran kredit yang selektif dan berbasis pada analisis risiko yang ketat akan menjadi prioritas BRI ke depan. Dengan pendekatan ini, bank berharap dapat menjaga kualitas aset meskipun dalam situasi yang bergejolak.





