Bank Indonesia (BI) menguatkan komitmennya untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang sedang berlangsung. Dalam upaya ini, BI terus melakukan intervensi yang strategis untuk memastikan rupiah tetap berada dalam kisaran yang sehat.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya, menjelaskan langkah-langkah yang diambil untuk stabilisasi ini. Salah satu pendekatan yang diterapkan adalah melalui intervensi di berbagai pasar, termasuk spot dan pasar forward baik domestik maupun luar negeri.
Melalui pendekatan ini, BI berusaha agar stabilitas nilai tukar tidak hanya terjaga dalam waktu singkat, tetapi juga untuk menjaga volatilitas rupiah tetap dalam batas fundamentalnya. Dengan demikian, masyarakat dapat merasakan dampaknya dalam kestabilan ekonomi sehari-hari.
Langkah Strategis Bank Indonesia dalam Menjaga Stabilitas Nilai Tukar
Dalam upayanya, Bank Indonesia juga memanfaatkan mekanisme DHE untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran valuta asing. Mekanisme ini bertujuan untuk menambah pasokan rupiah di pasar, sehingga membantu menjaga stabilitas nilai tukar.
DHE atau Devisa Hasil Ekspor diharapkan dapat mendorong eksportir untuk melakukan konversi mata uang secara lokal. Dengan konversi ini, diharapkan suplai valuta asing di pasar akan meningkat, yang pada gilirannya dapat mendukung stabilitas nilai tukar.
Menurut Juli, hasil ekspor yang masuk ke rekening khusus mendorong eksportir untuk berpartisipasi dalam mekanisme ini. Dengan cara ini, tidak ada lagi kewajiban bagi eksportir, dan proses konversi dapat berlangsung lebih efisien.
Pengaruh Cadangan Devisa Terhadap Stabilitas Rupiah
Salah satu indikator penting dalam menjaga stabilitas nilai tukar adalah cadangan devisa. Perubahan cadangan devisa yang tercatat pada akhir September 2025 menunjukkan adanya penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, yang menjadi perhatian bagi BI.
Cadangan devisa pada akhir September 2025 mencapai US$148,7 miliar, mengalami penurunan sekitar US$2 miliar dari bulan Agustus. Penurunan ini mengharuskan BI untuk mengandalkan cadangan devisa dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengkonfirmasi bahwa aliran modal asing yang terus keluar dari Indonesia mempengaruhi keadaan tersebut. Tekanan terhadap nilai tukar rupiah semakin meningkat seiring dengan tingginya ketidakpastian di pasar global.
Intervensi Bank Indonesia Menghadapi Tekanan Modal Asing
Dalam konferensi pers yang digelar pada 22 Oktober 2025, Perry menyampaikan pentingnya intervensi BI untuk stabilitas nilai tukar. Sejak awal September hingga pertengahan Oktober, tercatat adanya net outflows investasi portofolio sebesar US$5,26 miliar.
Intervensi yang dilakukan BI tidak hanya sekadar menjaga nilai tukar, tetapi juga menciptakan rasa aman bagi investor. Langkah ini bertujuan untuk memitigasi dampak negatif dari aliran modal asing yang keluar, sekaligus memastikan bahwa kondisi ekonomi nasional tetap terkendali.
BI menyadari pentingnya menjaga kepercayaan investor dalam menghadapi volatilitas pasar. Dengan berbagai upaya ini, diharapkan kondisi nilai tukar rupiah dapat beradaptasi dengan situasi pasar yang terus bergerak.

