Pemerintah Amerika Serikat (AS) berupaya menangani penurunan jumlah pencatatan saham di bursa dengan melonggarkan regulasi untuk perusahaan publik kecil. Langkah ini, meskipun berpotensi menguntungkan, juga menciptakan ancaman serius dalam bentuk meningkatnya penipuan saham dan perusahaan tidak berizin.
Otoritas bursa AS, yaitu Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC), kini menghadapi dilema sulit. Ketua SEC, Paul Atkins, mendorong perlunya pelonggaran lebih lanjut dari kewajiban pelaporan bagi perusahaan kecil berdasarkan Undang-Undang JOBS, yang memberikan perlakuan khusus bagi perusahaan pertumbuhan yang sedang berkembang.
Namun, pertanyaan yang muncul adalah apakah langkah ini akan menciptakan lebih banyak peluang bagi penipuan. Sejak akhir September, SEC telah menangguhkan perdagangan saham lebih dari 12 perusahaan, sebuah angka yang lebih tinggi dibandingkan dengan gabungan empat tahun sebelumnya.
Penangguhan ini mengisyaratkan adanya potensi manipulasi yang bertujuan untuk menaikkan harga dan volume saham. Dari 12 perusahaan tersebut, semuanya dinyatakan sebagai perusahaan pertumbuhan yang sedang berkembang berdasarkan kriteria dari JOBS Act.
Pemahaman Lebih Dalam Tentang JOBS Act dan EGC
Undang-Undang JOBS, yang diluncurkan pada tahun 2012, dirancang untuk mendukung startup dan perusahaan kecil agar lebih mudah melantai di bursa saham. Perusahaan dapat memperoleh status Emerging Growth Company (EGC), yang memberi mereka keleluasaan dalam memenuhi persyaratan akuntansi dan pengungkapan.
Status EGC memberikan keuntungan dalam bentuk pengecualian dari banyak persyaratan pelaporan yang biasanya diperlukan untuk perusahaan publik. Hal ini mendorong lebih banyak perusahaan untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO), meskipun membawa risiko tinggi bagi investor.
Namun, tidak semua perusahaan dengan status EGC harus berdasarkan di AS. Beberapa di antaranya ternyata berbasis di negara lain, seperti Asia, yang bisa jadi merugikan investor di pasar AS. Tanpa pengawasan ketat, peluang terjadinya penipuan semakin terbuka lebar.
Khususnya, EGC memiliki batas waktu tertentu untuk mempertahankan statusnya. Jika perusahaan melebihi ambang batas tertentu, seperti pendapatan atau jumlah saham yang beredar, mereka akan kehilangan status tersebut lebih cepat.
Meningkatnya Penipuan di Pasar Saham
Dalam beberapa bulan terakhir, SEC mencatat adanya lonjakan perusahaan yang ditangguhkan akibat dugaan manipulasi harga saham. Dari total 12 perusahaan dengan penangguhan, mayoritas adalah EGC yang berasal dari luar negeri.
Salah satu contoh mencolok adalah QMMM Holdings, yang memiliki nilai pasar sebesar US$6,8 miliar saat ditangguhkan. Hanya beberapa minggu sebelumnya, sahamnya melonjak tinggi setelah pengumuman strategi baru terkait mata uang kripto.
Contoh lain adalah Charming Medical, yang mengalami lonjakan harga saham dari US$4 menjadi lebih dari US$29 dalam waktu singkat. Penangguhan yang terjadi dalam waktu singkat setelah IPO menunjukkan betapa mudahnya beberapa perusahaan tersebut terjerat dalam skandal keuangan.
Sekali lagi, perlu dicatat bahwa tindakan terhadap perusahaan-perusahaan ini tidak hanya merugikan investor, tetapi juga mencoreng reputasi pasar saham AS. Hal ini mendorong debat yang lebih besar tentang perlunya regulasi yang lebih ketat.
Perdebatan Tentang Transparansi dan Regulasi
Beberapa kritikus menilai bahwa Undang-Undang JOBS perlu ditinjau ulang، dengan fokus pada masalah transparansi dan kejujuran informasi. Banyak pengamat berargumen bahwa pengecualian yang diberikan kepada EGC menyebabkan kurangnya akuntabilitas dan audit eksternal yang sebenarnya penting.
Pengecualian terhadap kewajiban audit mengakibatkan miskonsepsi tentang kredibilitas laporan keuangan. Ini tentunya akan menimbulkan pertanyaan serius bagi investor yang ingin melakukan investasi yang aman dan transparan.
Dari keseluruhan perusahaan yang terdaftar di Nasdaq, banyak di antaranya mengalami kesulitan, terutama perusahaan dengan harga saham yang rendah. Tercatat, ada lebih dari 300 perusahaan yang diperdagangkan di bawah US$1, dan mayoritas dari mereka mengidentifikasi sebagai EGC.
Dengan hanya sedikit perusahaan lain di bursa yang memenuhi syarat, kekhawatiran mengenai risiko tinggi yang terkait dengan status EGC semakin diperkuat. Hal ini memicu perdebatan lebih lanjut tentang bagaimana melakukan perbaikan di sistem yang ada.
Implikasi Bagi Investor dan Pasar Keuangan Secara Umum
Bagi investor, penetapan EGC sebagai kategori yang berisiko tinggi sangatlah beralasan. Sekarang, saat melihat harga saham di bawah US$1, investor harus lebih waspada, karena dapat dipastikan bahwa banyak dari perusahaan tersebut adalah EGC yang beroperasi di bursa utama.
Pertimbangan untuk memperluas jumlah perusahaan yang berhak mendapatkan perlakuan khusus berdasarkan Undang-Undang JOBS dapat menambah stigma pada kategori ini. Para investor perlu memahami pergerakan ini dan mempertimbangkan risiko yang ada sebelum berinvestasi.
Oleh karena itu, penting bagi regulator untuk melakukan evaluasi yang cermat terhadap kebijakan yang ada. Tanpa langkah fixatif, ancaman penipuan dan manipulasi hanya akan terus membayangi pasar saham AS.
Dalam rangka menjaga kepercayaan investor dan integritas pasar, upaya untuk menciptakan struktur regulasi yang lebih ketat perlu segera dilakukan. Ini adalah langkah krusial untuk mencegah kerugian lebih lanjut di masa depan dan memastikan ekosistem investasi yang sehat bagi semuanya.
