Saat Jepang berkuasa, organisasi guru bernama “Guru” muncul di Jakarta pada tahun 1943. Organisasi ini dipelopori oleh Amin Singgih dan rekan-rekannya dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa para guru Indonesia tetap menjaga kesatuan nasional meski dalam kondisi sulit.
Pada masa itu, Jepang mengadakan pelatihan guru yang mencakup materi indoktrinasi seperti ideologi “Hakko i-chiu”. Selain itu, pelatihan itu juga meliputi latihan militer, bahasa Jepang, geopolitik, serta berbagai olahraga dan lagu-lagu Jepang yang bertujuan untuk mendukung agenda okupasi mereka.
Masa pendudukan Jepang yang singkat akhirnya diakhiri dengan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa ini membuka jalan bagi para guru untuk menentukan jati diri pendidikan nasional yang lebih baik dan mandiri, sebagai bagian dari usaha membangun bangsa.
Transformasi Pendidikan di Indonesia Setelah Merdeka
Pasca kemerdekaan, para guru mengadakan Kongres Pendidik Bangsa yang berlangsung pada 24-25 November 1945 di Sekolah Guru Puteri, Surakarta, Jawa Tengah. Kongres ini dipimpin oleh tokoh-tokoh terkemuka seperti Amin Singgih dan Rh. Koesnan, yang berusaha menyatukan seluruh organisasi guru yang pada waktu itu terpecah.
Dari kongres tersebut, lahirlah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai wadah perjuangan bagi para guru. PGRI hadir untuk memperjuangkan hak-hak guru dan memperkuat peran mereka dalam pendidikan nasional di era yang baru ini.
Kongres pertama PGRI merumuskan tiga tujuan utama yang hendak dicapai oleh para guru. Ketiga tujuan ini menjadi fondasi bagi gerakan guru dalam memperjuangkan pendidikan yang lebih baik di tanah air.
Tiga Tujuan Utama PGRI yang Perlu Diketahui
Tujuan pertama PGRI adalah mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia. Ini menunjukkan komitmen guru untuk terlibat langsung dalam pembangunan nasional dan memastikan kelangsungan negara yang merdeka.
Tujuan kedua adalah mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran dengan dasar kerakyatan. Hal ini menekankan pentingnya pendidikan yang berbasis pada kebutuhan masyarakat dan keadilan sosial.
Tujuan ketiga PGRI adalah membela hak dan nasib buruh, serta hak dan nasib guru khususnya. Dengan menciptakan suasana yang lebih adil, PGRI berharap dapat memperbaiki kualitas kehidupan para guru dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Peran PGRI dalam Membangun Pendidikan Nasional
Sejak keberadaannya, PGRI telah berperan aktif dalam membangun sistem pendidikan di Indonesia. Organisasi ini tidak hanya fokus pada pengembangan profesi guru, tetapi juga memengaruhi kebijakan pendidikan di tingkat nasional.
Melalui berbagai program dan kegiatan, PGRI berusaha meningkatkan standar profesionalisme guru. Mereka menyadari bahwa kualitas guru sangat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan yang diberikan kepada siswa.
PGRI juga gencar melakukan advokasi untuk kesejahteraan guru. Dengan membela hak-hak mereka, PGRI berupaya menciptakan suasana yang kondusif bagi pengembangan pendidikan di seluruh Indonesia.
