PT Jalin Pembayaran Nusantara tengah mempersiapkan pengembangan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) untuk transaksi lintas negara, khususnya ke Arab Saudi dan India. Direktur Utama Jalin, Ario Tejo Bayu Aji, mengungkapkan bahwa penjajakan untuk pengembangan ini baru saja dilakukan untuk mempermudah umat Muslim dalam melaksanakan ibadah haji dan umrah.
With QRIS, para jemaah tidak perlu lagi membawa uang tunai yang berisiko. Dengan cukup melakukan tap pada aplikasi, mereka dapat melakukan transaksi dengan lebih aman dan efisien selama berada di luar negeri.
Pengembangan QRIS di luar negeri tidaklah sederhana. Menurut Ario, setiap negara memiliki regulasi dan metode pembayaran yang berbeda-beda, sehingga diperlukan sinergi untuk menghadapi tantangan ini.
Upaya harmonisasi menjadi kunci utama agar integrasi sistem pembayaran dapat berjalan lancar. Ketika ada masalah, seperti keluhan atau selisih pembayaran, SOP yang disepakati akan memudahkan proses penyelesaiannya.
Pengembangan QRIS di Negara Lain dan Tantangannya
Setiap negara memiliki cara yang unik dalam mengelola sistem pembayaran digital. Ario menegaskan bahwa tidak semua negara memiliki sistem pembayaran kode QR yang terintegrasi seperti QRIS yang ada di Indonesia.
Di luar negeri, banyak sekali beragam jenis kode QR untuk pembayaran yang membuat proses menjadi rumit. Oleh karena itu, sinergi dengan pihak berwenang di masing-masing negara sangat penting untuk menghasilkan sistem yang efisien.
Dalam hal ini, Bank Indonesia memiliki peranan penting. Untuk dapat bekerja sama dengan negara lain, mereka harus mencapai kesepakatan dan standardisasi penggunaan QR yang ada.
Sejauh ini, QRIS cross border telah diperkenalkan di enam negara, termasuk Thailand, Malaysia, Singapura, Jepang, Korea Selatan, dan China. Ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk memperluas jangkauan sistem pembayaran QR.
Manfaat QRIS untuk Jemaah Haji dan Umrah
Pengenalan QRIS di Arab Saudi dan India dapat memberikan banyak manfaat bagi jemaah. Salah satunya adalah mengurangi risiko kehilangan uang tunai yang sering terjadi saat bepergian ke luar negeri.
Keberadaan QRIS juga membuat transaksi lebih cepat dan mudah dilakukan. Jemaah hanya perlu memindai kode untuk melakukan pembayaran tanpa harus membawa dompet yang berat.
Hal ini sudah terbukti menguntungkan di beberapa negara yang telah menggunakan QRIS. Dengan sistem yang terintegrasi, jemaah dapat lebih fokus pada ibadah tanpa khawatir keuangan mereka terganggu.
Selain itu, penggunaan teknologi ini juga dapat mendukung pemerintah dalam mendorong inklusi keuangan. Banyak orang dapat lebih mudah mengakses layanan perbankan dan keuangan dengan menggunakan aplikasi di smartphone mereka.
Langkah Ke Depan dalam Integrasi Pembayaran Digital
Memperluas jaringan QRIS akan membutuhkan strategi jangka panjang. Ario mengungkapkan bahwa perlu ada advokasi dan diplomasi yang kuat dengan negara-negara yang menjadi target pengembangan.
Pihaknya sangat berharap agar seluruh perbankan dan lembaga keuangan di Indonesia dapat bersatu untuk menghadapi tantangan ini. Sinergi di antara berbagai pihak sangat penting untuk menyukseskan integrasi QRIS.
Ke depan, keberadaan QRIS di lebih banyak negara diharapkan dapat membantu memperkuat posisi Indonesia dalam ekosistem pembayaran global. Selain itu, akan mendatangkan manfaat ekonomi baik bagi Indonesia maupun negara tujuan.
Dengan demikian, QRIS diharapkan tidak hanya menjadi alat pembayaran, tetapi juga jembatan budaya dan ekonomi antara Indonesia dan negara-negara di sekitarnya.
