PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT) baru-baru ini melakukan transaksi besar dengan menjual 1,68 miliar saham PT MNC Energy Investments (IATA). Penjualan saham ini dilakukan dengan harga Rp88 per lembar, yang totalnya mencapai Rp148 miliar, menandakan langkah strategis dalam pengembangan usaha mereka.
Transaksi yang berlangsung pada 13 November 2025 ini diungkap dalam laporan keterbukaan informasi yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Setelah aksi jual ini, kepemilikan BHIT di IATA menurun menjadi 18,84% dari sebelumnya 24,21%, menjadikannya pengendali yang lebih kecil di perusahaan energi ini.
Dari hasil penjualan tersebut, jumlah total saham BHIT kini berkurang menjadi 5,89 miliar lembar. Hal ini tentunya mempengaruhi dinamika kepemilikan serta struktur manajerial dalam kedua perusahaan yang saling terkait.
Rincian Saham dan Kepemilikan dalam IATA
Setelah penjualan saham, BHIT kini menguasai 5,89 miliar lembar saham IATA, menegaskan posisinya sebagai pengendali yang memiliki saham sebesar 18,84%. Data yang diterima menunjukkan bahwa kepemilikan ini penting untuk pengembangan strategis lebih lanjut.
Dalam laporan bulanan yang berakhir pada 31 Oktober 2025, terlihat jelas bahwa BHIT sebelumnya memiliki 7,57 miliar lembar saham. Ini menunjukkan komitmen berkelanjutan BHIT dalam sektor energi meskipun dengan perubahan proporsi kepemilikan yang signifikan.
IATA juga memiliki saham yang dikuasai oleh PT Karya Pacific yang memiliki 12,31 miliar lembar saham, setara dengan 38,39%. Namun, meskipun memiliki porsi saham terbesar, Karya Pacific bukanlah pengendali perusahaan ini.
Struktur Kepemilikan dan Arah Bisnis BHIT ke Depan
BHIT tetap di bawah kendali HT Investment Development yang berbasis di Kepulauan Virgin Britania Raya. HT Investment memiliki 13,23 miliar lembar saham, mengindikasikan kekuatan pemilik di pemetaan bisnis yang dinamis.
Selain HT Investment, kepemilikan di BHIT juga melibatkan PT Bhakti Panjiwira dan Hary Tanoesoedibjo. Masing-masing memiliki persentase 6,23% dan 3,22%, yang menunjukkan kompleksitas struktur kepemilikan di dalam perusahaan.
Berdasarkan data yang ada, DBS Bank Ltd juga ikut memiliki 8,32 miliar lembar saham BHIT, yang porsi kepemilikannya mencapai 9,96%. Ini menambah lapisan strategi pendanaan yang berkelanjutan bagi BHIT dalam periode mendatang.
Strategi Pengembangan dan Kerja Sama dengan Mitra
Transaksi ini merupakan bagian dari strategi BHIT untuk mengembangkan usaha di sektor energi dengan menggandeng mitra strategis. Dengan melakukan penyesuaian kepemilikan saham, BHIT berharap dapat menemukan peluang baru dalam sinergi bisnis.
Dalam konteks yang lebih luas, langkah ini menunjukkan upaya BHIT untuk tetap beradaptasi dengan kebutuhan pasar dan tantangan yang dihadapi. Kerja sama dengan mitra strategis diharapkan dapat memperkuat posisi BHIT di industri energi yang kompetitif.
Selain itu, pengurangan saham ini mungkin juga berfungsi sebagai langkah untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengalokasikan sumber daya dengan lebih strategis. Dalam ciri khas perusahaan yang menghadapi tantangan di sektor energi, inovasi dan adaptasi adalah kunci untuk bertahan.
