Hidup di area yang rawan bencana memerlukan kesiapsiagaan yang tinggi dari setiap individu. Tidak ada yang bisa memprediksi dengan tepat kapan dan bagaimana bencana akan terjadi, baik itu karena aktivitas tektonik maupun vulkanik.
Oleh karena itu, mitigasi bencana menjadi sebuah keharusan yang harus dipahami dan diimplementasikan secara serius oleh semua pihak. Pemerintah dan masyarakat harus bersinergi dalam menghadapi potensi ancaman tersebut.
Tragedi yang terjadi di Kolombia 40 tahun lalu merupakan pengingat penting mengenai akibat dari kelalaian pemerintah dalam menyikapi peringatan ilmuwan. Ketidakpedulian terhadap saran mitigasi berujung pada kehilangan ribuan nyawa ketika Gunung Nevado del Ruiz meletus, mengubur Armero.
Kala Gunung Nevado del Ruiz Menjadi Saksi Bisu
Gunung Nevado del Ruiz terletak di Armero, Kolombia, dan telah menjadi bagian aktif dari sejarah geologinya selama 1,8 juta tahun. Meskipun dalam periode jarang meletus, gunung ini memiliki jejak sejarah yang panjang dan diselingi masa-masa tenang yang, pada kenyataannya, juga menimbulkan potensi bahaya.
Selama lebih dari satu abad, gunung ini tampak seolah tidur. Kondisi ini justru menciptakan situasi yang nyaman bagi penduduk lokal, yang mengandalkan tanah subur di sekitarnya untuk pertanian. Hingga tahun 1985, hampir 30 ribu jiwa tinggal di Armero, menjadikannya salah satu pusat pertanian di Kolombia.
Namun, pada tahun 1984, tanda-tanda keberadaan bahaya mulai muncul. Gempa kecil dan perubahan perilaku hewan di sekitar gunung menjadi sinyal awal aktivitas vulkanik. Penelitian yang dilakukan oleh ahli geologi menunjukkan adanya gejala awal yang seharusnya diwaspadai oleh pemerintah setempat.
“Tiga gempa signifikan mulai terasa,” tulis penelitian tersebut. Tindakan pencegahan seharusnya segera diambil demi melindungi ribuan jiwa yang terancam.
Setelah aktivitas vulkanik meningkat, para peneliti dari berbagai belahan dunia memberikan peringatan kepada pemerintah Kolombia. Mereka melakukan pemetaan potensi bahaya serta aliran lava, namun tindakan dari pihak berwenang tidak kunjung datang.
Kesalahan dalam Menanggapi Isyarat Alam
Meski para ilmuwan telah memberikan informasi secara detail, pemerintah Kolombia mengalami keterlambatan dalam merespons. Mereka ragu untuk melaksanakan tindakan evakuasi karena takut akan biaya politik yang mungkin timbul. Rencana mitigasi yang sudah ada harusnya dijalankan untuk menghindari bencana yang lebih parah.
Peringatan dari para ahli tidak mendapatkan tanggapan yang memadai. “Otoritas enggan menanggung biaya ekonomi atau politik dari evakuasi dini,” ungkap riset tersebut. Penundaan ini sangat merugikan dan membawa konsekuensi fatal.
Pada malam tanggal 13 November 1985, Gunung Nevado del Ruiz meletus dengan dahsyat. Material vulkanik yang dilontarkan ke udara dan mencairnya salju serta es di puncak gunung menyebabkan aliran lahar yang menghancurkan segala sesuatu di jalurnya.
Dalam waktu yang sangat singkat, ribuan rumah tersapu, dan di antara kegelapan itu, 23.000 orang kehilangan nyawa mereka. Kerugian yang dihasilkan dari bencana ini tidak hanya berupa nyawa, tetapi juga kerugian material yang diperkirakan mencapai lebih dari US$1 miliar.
Dampak bagi Warga dan Lingkungan setelah Bencana
Bencana yang menghantam Armero turut memengaruhi kehidupan 230.000 orang. Lahan pertanian yang luas mengalami kerusakan parah, dengan sekitar 27.000 hektar tanah terpengaruh, yang menambah beban perekonomian daerah. Sekitar 20.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka untuk mencari tempat yang lebih aman.
Pemerintah bahkan harus membangun kembali 6.000 unit hunian baru untuk para korban. Namun, banyak orang merasa pemerintah tidak siap dalam menangani bencana yang begitu besar. Perasaan saling menyalahkan pun mengemuka setelah tragedi terjadi.
Andaikan pemerintah lebih cepat merespons peringatan dari para peneliti, jumlah korban yang melayang mungkin bisa diminimalkan. Kini, Armero yang dulunya adalah pusat kehidupan pertanian, tinggal menjadi kenangan pahit dan lokasi yang tak berpenghuni.
Tragedi ini adalah pelajaran berharga bagi negara-negara lain di seluruh dunia. Mitigasi dan kesadaran akan potensi bencana harus terus dimaktubkan dalam agenda pemerintah dan masyarakat untuk menghindari bencana serupa di masa mendatang.
Naskah ini diharapkan dapat menciptakan kesadaran pentingnya mitigasi bencana untuk masa depan yang lebih aman.
