PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. (GMFI) baru saja mengumumkan bahwa pemegang saham telah menyetujui rencana penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu yang dikenal dengan istilah rights issue. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan dalam suasana yang konstruktif dan terbuka.
RUPSLB tersebut dihadiri oleh pemegang saham yang menyumbang 34.799.649.836 saham, setara dengan 92,64% dari total saham yang diterbitkan oleh perusahaan. Jumlah saham ini terdiri dari 28.233.511.500 saham Seri A dan 9.332.467.476 saham Seri B, yang sudah memenuhi ketentuan kuorum sesuai Anggaran Dasar Perseroan.
Direktur Utama GMFI, Andi Fahrurrozi, mengungkapkan bahwa rapat telah memberikan persetujuan untuk menerbitkan sebanyak 124.269.948.745 lembar saham Seri B dengan nilai nominal Rp25 per lembar saham. Langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam memperkuat modal dan memperluas cakupan operasional.
Rincian Penambahan Modal dan Tujuan Strategisnya
Melalui pelaksanaan rights issue ini, GMFI akan menerima penyetoran modal non-tunai dari PT Angkasa Pura Indonesia (API) dalam bentuk lahan seluas 972.123 m² di kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Penilaian lahan ini mencapai Rp5,66 triliun dan akan menjadi aset yang mendukung kegiatan operasional perusahaan dalam perawatan pesawat.
“Dengan adanya aset strategis ini, GMFI akan dapat memperkuat basis operasional serta meningkatkan nilai perusahaan,” ujar Andi dalam konferensi pers yang disiarkan secara virtual. Aset ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional GMFI ke depannya.
Pentingnya aksi korporasi ini tidak hanya terletak pada aspek finansial tetapi juga pada penguatan struktur permodalan dan fundamental keuangan GMFI yang kini terlihat lebih baik. Diproyeksikan, posisi ekuitas perusahaan akan berbalik dari sebelumnya minus US$ 248,99 juta menjadi positif US$ 102,87 juta setelah tindakan ini berlangsung.
Keterlibatan Angkasa Pura dan Dampaknya terhadap Garuda Indonesia
Penyertaan modal dari PT Angkasa Pura Indonesia ini merupakan bagian dari program restrukturisasi Garuda Indonesia yang telah disetujui oleh pemerintah sebelumnya. Hal ini menegaskan adanya integrasi yang kuat antara GMFI dan ekosistem aviasi nasional yang dikelola oleh API.
“Langkah strategis ini akan membuat GMFI lebih lincah dalam menjalankan operasionalnya dan menjawab tantangan di industri penerbangan,” kata Andi. Dengan memiliki akses terhadap sumber daya yang lebih baik, GMFI dapat meningkatkan daya saingnya di pasar global.
Selain itu, sinergi antara GMFI dan API membuka peluang kolaborasi lintas sektor dalam industri yang tengah berkembang pesat tersebut. Hal ini juga menempatkan GMFI sebagai bagian penting dari infrastruktur aviasi yang ada di Indonesia.
Peluang dan Tantangan dalam Ekosistem Aviasi Nasional
Dengan memperkuat struktur permodalan dan aset operasional, GMFI menjadi lebih siap untuk menghadapi kompetisi yang semakin ketat di pasar MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul) global. Kesiapan ini akan memberikan kepercayaan lebih terhadap pelanggan dan stakeholder di semua lini.
“Melalui langkah-langkah ini, GMFI siap untuk memperluas kapasitas bisnisnya dan meningkatkan kemandirian operasional,” ujarnya. Upaya ini selaras dengan kebijakan visi jangka panjang untuk menjadikan GMFI sebagai perusahaan MRO terintegrasi yang andal di tingkat internasional.
Nantinya, dana yang diperoleh dari hasil rights issue ini akan digunakan sebagai modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional dan memastikan bahwa standar keselamatan serta kualitas layanan tetap terjaga. Ini menjadi prioritas utama agar GMFI bisa terus bersaing di pasar global.
