Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan pagi ini menunjukkan penguatan yang signifikan, naik 0,35% atau 28,56 poin, mencapai level 8.099,64. Dengan 237 saham mengalami kenaikan, sementara 64 saham mengalami penurunan, pasar menunjukkan dinamika yang menarik di tengah transaksi yang mencapai nilai Rp 241,07 miliar.
Dalam dua hari pertama bulan Oktober, IHSG berhasil mempertahankan performa positif, meskipun terdapat ancaman dari ketidakpastian ekonomi global. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku pasar tetap optimis dengan potensi pertumbuhan di bulan ini.
Pentingnya perhatian terhadap data-data ekonomi juga meningkat, di mana sentimen pasar dinilai tidak terlalu aktif. Memasuki bulan Oktober, pelaku pasar tetap berharap akan adanya keberlanjutan tren positif yang telah dimulai pada bulan sebelumnya.
Pergerakan IHSG yang Mencolok di Bulan September
September 2025 menjadi bulan yang menarik bagi IHSG, yang berhasil mencatatkan penguatan sebesar 2,94%, menutupnya di level 8.061,06. Kenaikan ini menjadi anomali, mengingat bahwa bulan September biasanya dikenal sebagai bulan koreksi di pasar saham.
Dari sembilan tahun terakhir, IHSG hanya mengalami penguatan dua kali pada bulan September. Namun, tahun ini menunjukkan perbedaan yang mencolok dengan tren negatif yang sering terjadi sebelumnya.
Penguatan IHSG di bulan September tidak lepas dari pemangkasan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia menjadi 4,75%. Kebijakan ini disambut baik oleh pelaku pasar, yang juga melihat adanya stimulan dari pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Optimisme Pelaku Pasar di Bulan Oktober
Memasuki bulan Oktober, pelaku pasar menunjukkan optimisme yang tinggi, terutama dengan sebutan “Bear Killer” yang kerap disematkan pada bulan ini. Secara historis, Oktober sering kali menjadi titik balik bagi pasar saham setelah periode negatif di bulan September.
Dari data statistik, IHSG cenderung menguat selama bulan Oktober, hanya mengalami dua kali pelemahan dalam dekade terakhir. Hal ini membuktikan bahwa bulan Oktober dapat menjadi kesempatan bagi investor untuk meraih keuntungan.
Penting untuk diingat bahwa meskipun ada potensi pertumbuhan, pelaku pasar juga harus tetap waspada terhadap ketidakpastian yang ada. Situasi ekonomi global, terutama dari Amerika Serikat, akan berdampak pada pelaksanaan rencana investasi yang ada.
Dampak Ketidakpastian Ekonomi Global terhadap IHSG
Salah satu tantangan besar yang harus dihadapi pasar Indonesia adalah adanya ancaman government shutdown di Amerika Serikat. Hal ini dapat mempengaruhi pergerakan pasar global, termasuk di Indonesia.
Meskipun di masa lalu shutdown pemerintahan AS tidak berdampak signifikan bagi pasar keuangan internasional, pelaku pasar tetap merasakan tekanan akibat ketidakpastian. Penutupan ini berdampak pada banyak sektor, dan para investor cenderung berhati-hati.
Kendati demikian, sentimen positif dari sektor teknologi di Wall Street dapat memberikan dorongan untuk pasar saham lainnya, termasuk IHSG. Kenaikan indeks-indeks utama AS memperlihatkan adanya harapan di pasar global yang bisa membantu memperkuat IHSG.