PT Bank Aladin Syariah (BANK) telah mencatat kinerja yang mengesankan pada kuartal III tahun 2025, dengan laba mencapai Rp128,15 miliar. Ini adalah peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu saat bank mengalami kerugian sebesar Rp79 miliar.
Data tersebut disampaikan dalam keterbukaan informasi yang dipublikasikan melalui Bursa Efek Indonesia. Laba per saham mengalami kenaikan dari Rp6 menjadi Rp9, menunjukkan potensi yang kuat untuk pertumbuhan di masa mendatang.
Total pendapatan dari pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharib mencapai Rp595,57 miliar, melonjak dari Rp428,01 miliar. Peningkatan ini mencerminkan pola pengelolaan yang lebih baik dan efisien di sektor keuangan syariah.
Kinerja Keuangan: Analisis Terperinci
Dalam rincian lebih lanjut, pendapatan utama dari jual beli, bagi hasil, dan ujrah tercatat sebesar Rp436,51 miliar, mengalami kenaikan dari Rp300,77 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas bisnis yang berorientasi pada prinsip syariah mulai mendapatkan perhatian yang lebih besar dari masyarakat.
Pendapatan usaha lainnya juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, yakni mencapai Rp159,06 miliar, meningkat dari Rp127,23 miliar. Ini menandakan diversifikasi yang baik dalam sumber pendapatan yang dihasilkan bank.
Hak pihak ketiga atas bagi hasil dan syirkah temporer menunjukkan angka Rp347,59 miliar, meningkat dari Rp218,91 miliar. Sementara itu, hak bagi hasil milik bank mencatatkan pertumbuhan ke angka Rp247,98 miliar, yang sebelumnya sebesar Rp209,09 miliar.
Rincian Pendapatan Usaha Lainnya yang Mencolok
Total pendapatan usaha lainnya mencapai Rp368,96 miliar, melonjak drastis dari Rp99,82 miliar. Peningkatan ini didorong oleh pendapatan imbalan jasa perbankan yang mencapai Rp328,1 miliar, jauh lebih baik dibandingkan surplus Rp87,58 miliar pada periode sebelumnya.
Keuntungan dari penjualan surat berharga juga menunjukkan tren positif dengan angka Rp40,8 miliar, meningkat dibandingkan Rp12,25 miliar. Ini mengindikasikan adanya strategi investasi yang lebih cermat dan menguntungkan.
Laba selisih kurs bahkan tercatat mengalami peningkatan, dengan angka Rp50 juta, berbanding terbalik dengan kerugian tahun sebelumnya yang mencapai Rp17 juta. Hal ini menunjukkan pengelolaan valuta asing yang lebih baik oleh bank.
Pembentukan Cadangan dan Beban Operasional Tahun Ini
Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif di tahun ini tercatat sebesar Rp34,66 miliar, meningkat dari Rp4 miliar pada tahun lalu. Ini menunjukkan langkah proaktif bank dalam mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi.
Total beban operasional bank juga meningkat menjadi Rp452,09 miliar, naik dari Rp385,82 miliar. Pejabat bank perlu mempertimbangkan efisiensi biaya untuk memaksimalkan laba di masa depan.
Jumlah gaji dan kesejahteraan karyawan tercatat Rp111,7 miliar, mengalami penurunan dari Rp153,8 miliar. Ini mungkin mencerminkan penyesuaian sumber daya di tengah peningkatan pendapatan.