Dalam upaya untuk memperkuat posisi finansialnya, PT Krakatau Steel Tbk, sebagai emiten baja BUMN, baru saja menerima pinjaman dari PT Danantara Aset Management. Pembiayaan ini mencapai maksimum Rp4,9 triliun untuk mendukung proses restrukturisasi perusahaan yang bertujuan meningkatkan kinerja dan efisiensi operasional.
Pinjaman ini terbagi dalam dua kategori, di mana Rp4,2 triliun diperuntukkan bagi modal kerja dan Rp753 miliar untuk program efisiensi. Langkah ini diharapkan tidak hanya memperkuat likuiditas perusahaan, tetapi juga menurunkan biaya produksi serta mendukung pemulihan operasional industri baja dalam negeri.
Dengan kondisi pasar baja yang kian dinamis, Krakatau Steel harus menyesuaikan strategi bisnisnya agar tetap kompetitif. Penyuntikan dana ini diharapkan dapat mendukung pembelian bahan baku untuk pabrik-pabrik utama seperti Hot Strip Mill dan Cold Rolled Coil, serta memenuhi kebutuhan bahan baku untuk pabrik pipa.
Untuk program efisiensi yang mencakup Golden Handshake dan penyehatan dana pensiun, perusahaan akan menggunakan mekanisme Lump Sum Window. Hal ini menjadi langkah penting bagi Krakatau Steel untuk memastikan keberlanjutan dan efisiensi operasionalnya ke depan.
Strategi Restrukturisasi untuk Memperkuat Kinerja Perusahaan
Restrukturisasi yang dilakukan oleh Krakatau Steel adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk memperbaiki kinerja keuangan dan operasional perusahaan. Dalam keterbukaan informasi kepada publik, perusahaan mengungkapkan bahwa transaksi ini sangat penting untuk mendukung pemulihan pasca perbaikan di pabrik HSM yang baru saja rampung.
Manajemen Krakatau Steel menekankan pentingnya dukungan pendanaan yang tepat dalam menjalankan rencana restrukturisasi utang. Keberlanjutan dari program ini diharapkan bisa terjaga dan kegiatan operasional perusahaan bisa berjalan dengan lebih optimal.
Pada 20 November 2025, Krakatau Steel mengajukan rencana restrukturisasi kepada BP BUMN, yang kemudian disetujui pada 2 Desember 2025. Persetujuan ini mencakup transaksi pinjaman dan penjaminan yang diperlukan untuk penerimaan pinjaman baru berupa pinjaman pemegang saham.
Detail Pinjaman dan Tentatif Perjanjian Kerja Sama
Krakatau Steel dan PT Danantara Aset Management kemudian menandatangani perjanjian pemegang saham pada 19 Desember 2025. Rincian transaksi menegaskan nilai pinjaman mencapai Rp4,9 triliun, yang terstruktur dalam dua tenor yang berbeda.
Pada tenor pertama, pinjaman untuk modal kerja sebesar Rp4,18 triliun memiliki jangka waktu minimal 5 tahun. Sedangkan tenor kedua, pinjaman sebesar Rp752,8 miliar, akan dilayani dengan tenor minimal 6 tahun.
Manajemen Krakatau Steel menyatakan bahwa dukungan pendanaan ini akan menciptakan likuiditas yang lebih baik. Dengan demikian, perusahaan dapat menjalankan operasionalnya secara lebih efisien dan efektif, yang tentunya berkontribusi pada peningkatan daya saing produk di pasar.
Pentingnya Dukungan Khusus dalam Sektor Industri Baja
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, sektor industri baja sangat membutuhkan dukungan finansial yang solid untuk mempertahankan pertumbuhannya. Proses restrukturisasi yang dicanangkan Krakatau Steel diharapkan dapat mengubah tantangan menjadi peluang bagi perusahaan.
Dengan dukungan dari mitra strategis dan pemegang saham, Krakatau Steel siap untuk menghadapi tantangan di masa depan. Keberhasilan dalam melakukan efisiensi operasional dan pengelolaan biaya akan menjadi kunci bagi ketahanan dan pertumbuhan jangka panjang perusahaan.
Tidak hanya itu, langkah ini juga diharapkan bisa mendukung pilar ekonomi nasional, mengingat peran penting Krakatau Steel dalam memenuhi kebutuhan baja di dalam negeri. Dalam hal ini, keberhasilan restrukturisasi akan membawa dampak positif bagi sektor industri secara keseluruhan.
