Pasar saham Asia-Pasifik mengalami pelemahan signifikan pada hari Senin, 15 Desember 2025, seiring dengan dampak dari pergerakan Wall Street di hari sebelumnya. Investor terlihat mengambil waktu untuk berhati-hati, menilai situasi terkini terkait pasar, terutama yang berkaitan dengan sektor kecerdasan buatan (AI).
Di tengah kecemasan ini, pelaku pasar tetap memantau perkembangan data dari China yang bisa mempengaruhi sentimen pasar. Rilis data seperti penjualan ritel dan output industri berpotensi memberikan gambaran lebih jelas mengenai pemulihan ekonomi di negara tersebut.
Indeks saham di beberapa negara Asia menunjukkan tren negatif, dengan bursa Korea Selatan mencatatkan penurunan yang signifikan. Aksi ambil untung di kalangan investor terlihat jelas, terutama di sektor-sektor yang terpengaruh langsung oleh perkembangan teknologi dan ekonomi global.
Analisis Kondisi Pasar Saham Korea Selatan dan Jepang
Kospi, indeks utama Korea Selatan, anjlok 2,16% dalam perdagangan hari ini. Penurunan ini dipicu oleh aksi jual di kalangan investor setelah beberapa hari terakhir mengalami kenaikan yang signifikan terkait dengan saham-saham teknologi.
Suku bunga yang masih rendah dan ketidakpastian global juga menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan investasi. Saham-saham di sektor semikonduktor, yang terkenal dengan volatilitasnya, mengalami penurunan tajam, seperti SK Hynix dan Samsung Electronics.
Selanjutnya, di Jepang, survei Tankan yang dirilis menunjukkan adanya peningkatan optimisme di kalangan produsen besar. Meski begitu, ini belum mampu memberikan dorongan substansial bagi indeks saham secara keseluruhan yang masih tertekan.
Dampak Serangan Terhadap Pasar Saham Australia
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 mencatat penurunan sekitar 0,66% pada awal pekan. Penurunan ini berimbas dari situasi memprihatinkan terkait serangan senjata yang terjadi di negara tersebut, yang merupakan salah satu yang terburuk dalam tiga dekade terakhir.
Tragedi ini tidak hanya berdampak pada emosi masyarakat, tetapi juga pada sentimen pasar secara luas. Investor menjadi lebih waspada terhadap risiko yang muncul akibat ketidakpastian situasi sosial dan politik.
Volatilitas dalam bursa Australia diharapkan dapat berangsur membaik seiring dengan pemulihan situasi, namun bisa menjadi tantangan bagi pelaku pasar untuk tetap optimis dalam jangka pendek.
Pergerakan Pasar Wall Street dan Dampaknya
Pada hari Jumat, indeks S&P 500 mengalami koreksi sebesar 1,07% dari posisi rekor tertingginya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pasar sebelumnya berada dalam tren positif, tekanan jual tetap bisa mempengaruhi kinerja bursa.
Indeks Nasdaq Composite bahkan merosot 1,69%, terpengaruh kuat oleh saham-saham yang terkait dengan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan inovasi kecerdasan buatan. Saham Broadcom mencatatkan penurunan tajam lebih dari 11%.
Aksi ambil untung ini menjadi sinyal bahwa investor mulai mengurangi eksposur terhadap sektor AI, meskipun potensi pertumbuhan masih besar. Namun, pasar tampaknya sedang menjalani fase konsolidasi sebelum melanjutkan pergerakan berikutnya.
