Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan drastis pada hari ini, Jumat (17/10/2025), yang membawa dampak besar bagi investor. Penurunan ini mencapai 209,1 poin atau 2,57%, sehingga indeks berada di level 7.915,66, menciptakan suasana yang menegangkan di pasar.
Dalam perdagangan kali ini, 617 saham mengalami penurunan, sementara hanya 135 saham yang mencatatkan kenaikan, dan 204 lainnya stagnan. Nilai transaksi dalam bursa hari ini mencapai Rp 27,95 triliun, melibatkan tidak kurang dari 39,2 miliar saham yang diperdagangkan dalam 2,66 juta kali transaksi.
Dampak dari penurunan ini pun sangat signifikan, dengan kapitalisasi pasar yang berkurang drastis menjadi Rp 14.746 triliun. Dalam pelaksanaan transaksi sepanjang pekan ini, dana mencapai Rp 814 triliun hilang dari pasar saham, mencerminkan adanya kepanikan di kalangan investor.
Analisis Sektor-Sektor yang Mengalami Penurunan Terbesar di IHSG
Sektor energi dan utilitas menjadi salah satu yang paling terpuruk, anjlok masing-masing 6,71% dan 5,51%. Penurunan ini dipicu oleh koreksi harga saham dari beberapa emiten terkemuka seperti Raharja Energi Cepu dan Dian Swastatika Sentosa, yang mengalami penurunan signifikan.
Menurut laporan, Dian Swastatika Sentosa menjadi penyebab utama penurunan IHSG, yang menyumbang indeks poin negatif sebesar -60,99. Saham ini sendiri mengalami koreksi hingga 13,78% yang membawa harga sahamnya ke level 99.150.
Emiten lainnya yang turut membawa beban bagi IHSG, adalah saham-saham milik Prajogo Pangestu. Penurunan yang terjadi di Barito Renewables Energy, Barito Pacific, dan beberapa perusahaan lainnya mengakibatkan IHSG berkurang sampai -51,15 indeks poin.
Sentimen Pasar yang Dipengaruhi oleh Faktor Global
Menurut analis mata uang dari Doo Financial Futures, sentimen di pasar saham Indonesia banyak dipengaruhi oleh kondisi global, khususnya yang berkaitan dengan sektor perbankan di Amerika Serikat. Kekhawatiran yang berkembang di kalangan investor mengenai stabilitas perbankan mengakibatkan dampak negatif pada IHSG.
Eskalasi ketegangan perdagangan antara China dan AS juga memberikan kontribusi pada sentimen pasar yang negatif. Dampak dari situasi ini menyebabkan investor cenderung untuk bersikap waspada, menunggu perkembangan selanjutnya.
Walaupun ada harapan untuk meredanya ketegangan, namun momentum tersebut masih jauh dari kata stabil, sehingga investor tetap memilih untuk menunggu sebelum mengambil keputusan investasi lebih lanjut.
Perkembangan Pasar Saham Global yang Mengkhawatirkan
Pasar saham global pada hari ini mengalami penurunan yang signifikan, mengikuti tren negatif yang terjadi di Wall Street. Hal ini dipicu oleh kepanikan di sektor kredit perbankan AS, yang membuat sentimen investor semakin suram.
Di Asia, mayoritas bursa mengalami penurunan, seperti Hong Kong yang menyusut 2,5% dan Shanghai yang terjun 2%. Tokyo dan Taipei juga mengalami penurunan yang cukup signifikan, sementara kota-kota besar lain seperti Singapura dan Sydney berada dalam tren yang sama.
Berita mengenai kebangkrutan beberapa perusahaan di sektor perbankan semakin menambah ketidakpastian di pasar. Misalnya, adanya kabar bahwa Zions Bancorp mengalami penghapusan utang yang besar dan masalah pinjaman dari cabangnya di California turut berkontribusi pada penurunan tersebut.