Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan penguatan signifikan pada hari ini. Pada akhir perdagangan, indeks tercatat meloncat 1,84% menjadi 8.238,08, menandakan tren positif yang berlangsung cukup lama.
Pada sesi perdagangan ini, sebanyak 447 saham mengalami kenaikan, sementara 232 saham mengalami penurunan, dan 135 saham berada pada posisi stagnan. Meskipun terjadi fluktuasi, nilai transaksi mencapai Rp 21,67 triliun, menunjukkan bahwa aktivitas di bursa saham sangat dinamis.
Seluruh sektor bursa mengalami penguatan, dengan sektor finansial dan teknologi mencatatkan apresiasi tertinggi. Hanya sektor konsumer primer dan non-primer yang mengalami penurunan, mencerminkan pergeseran minat investor ke sektor-sektor yang lebih menjanjikan.
Emiten-emiten besar, atau yang biasa dikenal sebagai saham blue chip, mendominasi pergerakan IHSG. Sektor perbankan menjadi pendorong utama, dengan beberapa saham terbesar memiliki kontribusi signifikan terhadap kenaikan indeks.
Pergerakan IHSG Didukung oleh Emiten Besar
Saham Bank Central Asia (BBCA) menjadi salah satu kontributor utama dengan menyumbangkan 43,04 poin indeks. Diikuti oleh saham Telkom Indonesia (TLKM) yang berhasil menguat 11,56% menjadi Rp 3.280 dengan sumbangsih 38,98 poin, dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang naik 2,17% menjadi Rp 3.760 dengan kontribusi 13,25 poin.
Sektor perbankan tidak hanya diwakili oleh BBCA dan BRI, tetapi juga diisi oleh Bank Mandiri (BMRI) serta Astra International (ASII). Keberhasilan emiten-emiten ini dalam menarik perhatian investor semakin memperkuat pondasi IHSG di pasar saat ini.
Para analis mencatat bahwa pergerakan positif IHSG hari ini didorong oleh sentimen positif yang datang dari dalam negeri. Optimisme dari pelaku pasar semenjak berita-berita terbaru mengenai kebijakan Bank Indonesia memberikan kepercayaan diri kepada investor untuk berinvestasi lebih agresif.
Bank Indonesia mengumumkan bahwa mereka akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada hari Selasa dan Rabu mendatang. Setelah melakukan pemangkasan suku bunga yang agresif, banyak pelaku pasar menantikan langkah kebijakan suku bunga selanjutnya dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sentimen Ekonomi Dan Kebijakan Suku Bunga
Tahun ini, Bank Indonesia sudah melakukan pemangkasan suku bunga sebanyak lima kali, dengan total penurunan sebesar 125 basis poin menjadi 4,75% pada bulan September. Langkah ini diambil untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dapat mempercepat pemulihan pasca-pandemi.
Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, dalam RDG sebelumnya menyatakan bahwa pemangkasan suku bunga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan menurunkan suku bunga Deposit Facility menjadi 3,75%, diharapkan kredit perbankan dapat meningkat.
Melihat tren yang ada, sentimen positif tentunya bukan hanya berasal dari kebijakan domestik, tetapi juga merupakan respons global. Pasar Asia telah menunjukkan penguatan yang serupa, menyiratkan adanya sinergi antara bursa internasional dan domestik yang semakin erat.
Pasar Asia hari ini menunjukkan performa yang menggembirakan dengan indeks-indeks utama mengalami peningkatan signifikan. Indeks Nikkei 225 Jepang, misalnya, melesat 3,37% dan ditutup pada level tertinggi baru, menunjukkan optimisme di kalangan investor di kawasan tersebut.
Tren Positif Pasar Asia yang Mendukung IHSG
Indeks Topix di Jepang juga tidak kalah menarik, dengan kenaikan sebesar 2,46% yang menutup hari perdagangan di angka 3.248,45. Hal ini terjadi setelah Partai Demokratik Liberal dan Partai Restorasi Jepang membentuk koalisi pemerintahan yang stabil, memberikan sinyal positif bagi investor.
Selain itu, indeks Kospi Korea Selatan turut naik 1,76% dan berakhir di 3.814,69; sebuah angka yang menunjukkan tren positif selama tiga hari berturut-turut. Kenaikan ini mencerminkan kepercayaan pasar yang semakin membaik terhadap prospek perekonomian kawasan Asia.
Kosdaq dengan kapitalisasi kecil juga menunjukkan pertumbuhan, mengalami peningkatan sebesar 1,89% untuk menutup hari pada level 875,77. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia mencatat kenaikan 0,41% dan berakhir di angka 9.031,9, menunjukkan bahwa tren positif tidak terbatas hanya pada satu negara.
Dengan begitu banyak faktor yang mendukung, baik dari dalam negeri maupun global, IHSG berpotensi untuk melanjutkan momentum positifnya dalam waktu dekat. Investor dituntut untuk tetap optimis dan memperhatikan perkembangan lebih lanjut dari kebijakan ekonomi serta hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia mendatang.