Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang cukup tajam pada perdagangan terbaru, jatuh lebih dari 3,5% dan melewati batas psikologis 8.000. Meskipun ada upaya pemulihan yang lebih baik menjelang akhir sesi, IHSG tetap ditutup dengan penurunan 1,87% atau 154,57 poin, mencapai level 8.117,15. Hal ini mencerminkan ketidakpastian yang melanda pasar dan para investor.
Dari segi transaksi, tercatat bahwa 506 saham mengalami penurunan, sementara 234 saham mengalami kenaikan, dan 216 lainnya tidak bergerak. Total nilai transaksi mencapai Rp 28,68 triliun, dengan keterlibatan 37,95 miliar saham yang diperdagangkan dalam 2,85 juta transaksi. Ini menunjukkan bahwa meskipun IHSG turun, aktivitas di pasar tetap tinggi.
Sektor kesehatan menjadi satu-satunya yang mencatatkan penguatan pada hari itu, sementara sektor lainnya mengalami koreksi signifikan. Sektor energi turun paling dalam dengan presentase 5,81%, diikuti oleh sektor bahan baku yang menyusut 3,97% dan properti yang merosot 3,93%. Penurunan ini menciptakan sinyal yang buruk bagi pelaku pasar.
Analisis Pergerakan IHSG dan Sektor Terkoreksi
IHSG yang ambruk ini juga berkaitan erat dengan saham-saham dari perusahaan Prajogo Pangestu yang mengalami koreksi tajam. Namun, kondisi tersebut ternyata dimanfaatkan oleh sejumlah investor untuk mengambil kesempatan dengan membeli saham-saham yang tertekan. Ini menunjukkan adanya sikap optimis di tengah situasi yang tidak menentu.
Data pasar menunjukkan bahwa tiga emiten dari Prajogo Pangestu menduduki peringkat teratas daftar saham dengan pembelian terbesar oleh investor domestik. Ini menjadi indikator bahwa para investor mulai menjajaki potensi rebound dari saham-saham yang dipandang undervalued.
Salah satu contoh adalah Petrosea (PTRO) yang mencatatkan pembelian mencapai Rp 2,08 triliun. Dengan net buy sebesar Rp 169,9 miliar dan harga rata-rata pembelian sekitar Rp 6.416,7, saham ini menarik perhatian banyak investor. Ini menunjukkan bahwa bahkan dalam situasi menurun, investor berani mengambil risiko pada saham-saham yang mereka anggap memiliki nilai investasi jangka panjang.
Perilaku Investor di Tengah Krisis Pasar
Dalam kondisi pasar yang volatile seperti ini, perilaku investor cenderung terasa heterogen. Sebagian memilih untuk menjual saham mereka demi membatasi kerugian, sementara yang lain justru melihatnya sebagai peluang untuk akuisisi. Taktik ini menciptakan dinamika pasar yang menarik untuk dianalisis lebih dalam.
Chandra Daya Investasi (CDIA), yang juga merupakan bagian dari grup Prajogo, tercatat sebagai saham dengan nilai pembelian tertinggi kedua, mencapai Rp 976 miliar dengan net buy Rp 67,3 miliar. Keputusan banyak investor untuk membeli saham-saham ini mencerminkan kepercayaan mereka terhadap potensi pertumbuhan dan pemulihan di masa depan.
Sementara itu, saham Barito Renewables Energy (BREN) dibeli seharga Rp 829,3 miliar, meskipun terdapat tekanan jual yang kuat dengan angka mencapai Rp 974,1 miliar, sehingga menghasilkan net sell sebesar Rp 144,8 miliar. Situasi ini dapat dipandang sebagai pertanda bahwa walaupun ada minat beli, tetap ada ketidakpastian yang melanda pelaku pasar.
Influensi Sektor Perbankan Terhadap Pasar
Sektor perbankan juga tak luput dari perhatian dengan tingginya minat beli terhadap saham-saham bank BUMN. Bank Mandiri (BMRI) mencatat pembelian sebesar Rp 827,8 miliar dan net buy Rp 337,9 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa investor tetap mempercayai fundamental bank-bank besar meski pasar sedang tidak stabil.
Di sisi lain, BRI (BBRI) juga mengambil bagian dalam pembelian yang cukup signifikan dengan total mencapai Rp 659,4 miliar, hingga net buy yang tercatat sebesar Rp 164,3 miliar. Kedua bank ini menunjukkan ketahanan dalam menghadapi volatilitas yang ada, dan dapat dianggap sebagai indikator stabilitas sektor perbankan.
Penguatan sektor perbankan di tengah penurunan IHSG memberikan sinyal positif bahwa ada sektor-sektor tertentu yang masih tahan banting dan menjadi daya tarik bagi investor. Ini menciptakan harapan bagi pemulihan pasar di masa mendatang meskipun kondisi saat ini sangat menantang.
