Jakarta, industri pelayaran tengah bertransformasi dengan dimulainya langkah strategis oleh PT. Cakra Buana Resources Energy Tbk. (CBRE) yang merencanakan pembelian armada kapal baru senilai US$ 100.000.000 atau setara dengan Rp1.612.000.000.000. Pembelian ini dilakukan untuk mendukung diversifikasi layanan dan meningkatkan daya saing di sektor perkapalan yang semakin kompetitif.
Para pemangku kepentingan dalam perusahaan ini merasa yakin bahwa tambahan armada kapal ini akan memberikan banyak keuntungan. Salah satunya adalah kemampuan untuk menawarkan layanan offshore yang lebih lengkap, yang saat ini masih terbatas di pasar domestik.
Pembelian kapal “HAI LONG 106”, yang merupakan jenis pipe-laying & lifting vessel, dilakukan melalui mekanisme yang melibatkan pembayaran dari kas perusahaan dan pihak ketiga. Proses ini menunjukkan keberhasilan CBRE dalam menjalin kerja sama dengan sejumlah mitra strategis.
Pembayaran Melalui Promissory Note untuk Transaksi Besar
Proses pembayaran dalam pembelian kapal ini menggunakan promissory note (PN) yang bernilai US$ 55 juta. Rinciannya melibatkan berbagai pihak, termasuk Yafin Tandiono Tan dan PT Superkrane Mitra Utama Tbk, masing-masing dengan kontribusi signifikan terhadap pembayaran ini.
Selain itu, pihak perusahaan juga menyebutkan bahwa total nilai pembelian armada ini menunjukkan perbandingan yang tinggi dengan ekuitas perusahaan, yang mencapai 1.376%. Ini menggambarkan komitmen CBRE dalam mengembangkan bisnisnya di tengah tantangan yang ada.
Lebih lanjut, perusahaan menjelaskan bahwa penerbitan promissory note merupakan langkah strategis untuk memfasilitasi transaksi yang besar dan kompleks ini. Hal ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan pendanaan, tetapi juga mengamankan sumber daya yang diperlukan untuk memaksimalkan potensi armada baru.
Keunggulan Strategis dari Pembelian Armada Baru
Alasan utama dibalik keputusan untuk membeli kapal bekas Hai Long 106 adalah kelangkaan spesifikasi teknis yang dimiliki kapal tersebut di pasar global. Manajemen CBRE percaya bahwa hal ini memberikan posisi unik bagi perusahaan dalam industri perkapalan.
Kapal ini diharapkan dapat digunakan untuk berbagai kegiatan operasional offshore. Penggunaan armada baru ini diharapkan mampu memberikan dukungan logistik dan operasional dalam proyek pemasangan pipa bawah laut dan kegiatan eksplorasi migas.
Dengan mengintegrasikan armada baru ke dalam operasional, CBRE berharap dapat meningkatkan efisiensi dan membuka potensi pendapatan baru yang selama ini belum maksimal. Ini juga menjadi langkah maju untuk menarik investor dan meningkatkan nilai perusahaan.
Strategi Diversifikasi dalam Sektor Perkapalan
Diversifikasi usaha menjadi fokus utama dalam rencana pengembangan perusahaan. Dengan tambahan armada, CBRE ingin mengisi celah dalam layanan offshore yang masih terbatas di pasar lokal. Hal ini juga sejalan dengan tren global yang semakin mengarah pada solusi energi berkelanjutan.
Perusahaan percaya bahwa kemampuan untuk menawarkan layanan yang beragam akan menjadi daya tarik tersendiri bagi klien-klien besar yang membutuhkan dukungan dalam kegiatan eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya alam. Peningkatan daya saing diharapkan dapat meningkatkan posisi perusahaan di pasar domestik maupun internasional.
Rencana Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diadakan pada 27 Oktober 2025 juga menunjukkan adanya transparansi dan partisipasi para pemegang saham dalam pengambilan keputusan strategis. Hal ini menjadi langkah positif dalam menjaga hubungan baik dengan para investor.
