Dalam situasi pasar yang dipenuhi dengan ketidakpastian, banyak investor mencari cara untuk melindungi dan memaksimalkan kekayaan mereka. Salah satu strategi yang sering dipilih adalah diversifikasi investasi, dengan fokus pada instrumen seperti deposito yang dianggap lebih aman, namun apakah benar investasi jangka panjang lebih efektif melalui saham blue chip?
Analisis historis menunjukkan bahwa, meskipun fluktuasi pasar sering terjadi, saham blue chip dapat memberikan pengembalian yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan deposito konvensional. Hal ini semakin memperkuat argumen mengenai relevansi saham blue chip di pasar yang kini penuh tantangan.
Contohnya adalah saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, yang hingga saat ini masih dianggap sebagai salah satu saham blue chip solid, khususnya di sektor perbankan. Saham ini terbukti mampu bertahan di tengah volatilitas pasar dan tetap memberikan hasil yang baik bagi para pemegang sahamnya.
Di sepanjang tahun ini, yakni hingga akhir pekan yang lalu, saham BBNI ditutup pada level Rp4.340, menunjukkan penurunan yang tipis sebesar 0,23% sejak awal tahun. Ini sangat kontras dengan kondisi saham PT Bank Central Asia Tbk, yang mengalami penurunan yang lebih tajam hingga 16,8% pada periode yang sama.
Hasil yang amat stabil dari saham BBNI dapat dilihat dalam periode lima tahun terakhir, di mana harga sahamnya mengalami kenaikan dari Rp3.300 menjadi Rp4.340, mencatatkan penguatan sekitar 31%. Dengan mempertimbangkan biaya dan pajak, pengembalian sebenarnya masih mencatatkan angka yang cukup menarik.
Perbandingan Antara Saham dan Deposito sebagai Instrumen Investasi
Saat membandingkan antara investasional saham dan deposito, penting untuk melihat keuntungan bersih yang diperoleh dari masing-masing instrumen. Misalnya, investasi sebesar Rp10 juta pada saham BBNI pada tahun 2020 dapat memberikan keuntungan sekitar Rp3,3 juta setelah lima tahun.
Namun, jika kita menilai keuntungan dari deposito berjangka, bunga yang ditawarkan selama lima tahun dengan suku bunga 5% hanya mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp2,5 juta. Setelah dipotong pajak penghasilan, keuntungan bersihnya turun menjadi Rp2 juta, jauh lebih rendah dari hasil investasi BBNI.
Menghitung aspek biaya juga sangat penting dalam analisis ini. Untuk saham, pajak penghasilan dan biaya broker ditambahkan dalam perhitungan keuntungan, sedangkan deposito memiliki pajak akhir yang cukup besar, sehingga potensi keuntungannya berkurang signifikan.
Dengan demikian, pemahaman menyeluruh tentang keuntungan dan biaya yang terlibat sangat penting bagi investor yang mencari instrumen investasi yang terbaik. Selain itu, aspek jangka panjang dari investasi saham juga patut diperhitungkan.
Dividen sebagai Keuntungan Tambahan dalam Saham
Selain dari keuntungan modal, memegang saham BBNI juga berarti mendapatkan dividen, yang dapat dilihat sebagai aliran pendapatan tambahan. Dengan asumsi investor memiliki 30 lot saham BBNI, total dividen yang diterima bisa mencapai angka signifikan selama lima tahun.
Dividen tidak hanya meningkatkan total keuntungan, namun juga memberi insentif bagi investor untuk tetap mempertahankan posisi mereka dalam saham tersebut. Dengan asumsi dividen yang diinvestasikan kembali, potensi pertumbuhannya menjadi lebih besar lagi.
Namun, jika dividen diambil dalam bentuk tunai, akan dikenakan pajak, sehingga keuntungan bersih dari dividen lebih rendah. Meskipun demikian, tetap saja dividen menjadi kontribusi penting bagi total pengembalian investasi.
Dalam hal ini, dividen dari saham BBNI selama lima tahun bisa menambah total keuntungan bersih investasi hingga 63%, yang menunjukkan potensi return yang sangat baik jika dibandingkan dengan produk investasi lainnya.
Pola Fundamental yang Besar dari Saham Blue Chip
Salah satu alasan kenapa saham BBNI tetap menarik bagi investor adalah posisi fundamental yang kuat. Kinerja perusahaan dan rasio keuangan menunjukkan stabilitas yang membedakannya dari saham lain, terutama dalam menghadapi fluktuasi pasar.
Rasio kredit terhadap simpanan yang rendah dan perbaikan kualitas aset menunjukkan bahwa BBNI siap menghadapi fase pemulihan di masa mendatang. Ini memberi kepercayaan lebih bagi investor untuk menanamkan modalnya di saham ini.
Dengan pencapaian yang baik dalam program jangka panjang serta penurunan risiko kredit, saham BBNI dikategorikan sebagai pilihan yang baik untuk investasi jangka panjang. Investor memiliki harapan yang kuat pada perkembangan positif untuk saham ini di masa depan.
Analisis pasar yang dipresentasikan oleh berbagai lembaga menunjukkan bahwa harga saham BBNI dapat meningkat dalam waktu dekat. Dengan target harga yang menjanjikan, potensi naik dari posisi saat ini cukup menarik perhatian para investor.
Oleh karena itu, saham blue chip seperti BBNI tidak hanya merupakan pilihan yang aman, tetapi juga menawarkan potensi pertumbuhan yang signifikan bagi mereka yang ingin memaksimalkan keuntungan dari investasi mereka. Ini adalah pemikiran yang perlu diingat bagi investor di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini.
