Mengapa Kebaya Labuh dan Kerancang Diakui UNESCO?

Mengapa Kebaya Labuh dan Kerancang Diakui UNESCO?

UNESCO – Pada tanggal 4 Desember 2024, kebaya resmi diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia oleh UNESCO. Prestasi ini dicapai melalui joint nomination yang melibatkan lima negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Thailand. Namun, hanya dua jenis kebaya dari Indonesia yang mendapatkan pengakuan sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia, yakni Kebaya Labuh dari Kepulauan Riau dan Kebaya Kerancang dari Jakarta.

Keputusan ini memunculkan pertanyaan, mengapa hanya dua jenis kebaya ini yang diakui, mengingat kebaya memiliki beragam jenis dan menjadi salah satu simbol keanggunan perempuan Indonesia?


Proses Pendaftaran Warisan Budaya

Miranti Serad Ginanjar, Pemimpin Editorial buku Kebaya, Keanggunan yang Diwariskan, menjelaskan bahwa Kebaya Labuh dan Kebaya Kerancang dipilih karena keduanya sudah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Nasional (WBTB Nasional). Pengakuan ini menjadi syarat utama sebelum kebaya dapat diajukan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.

“Sayangnya, yang masih masuk WBTB Nasional itu baru Kebaya Labuh dan Kebaya Kerancang Jakarta. Ini yang bersama-sama Malaysia dan negara lainnya untuk didaftarkan jenis kebaya tersebut,” ujar Miranti dalam diskusi Tim Nasional Kebaya Indonesia di Jakarta Pusat, Senin (9/12/2024).

Pada awalnya, Indonesia berencana mendaftarkan kebaya melalui single nomination, yaitu mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya dunia secara mandiri. Namun, banyak jenis kebaya Indonesia seperti Kebaya Kartini dan Kebaya Kutubaru belum terdaftar di tingkat nasional, sehingga langkah ini menjadi tidak memungkinkan dalam waktu yang terbatas.


Joint Nomination: Solusi di Tengah Tantangan

Lana T. Koentjoro, Ketua Tim Nasional Kebaya Indonesia, menyebut bahwa joint nomination dipilih karena empat negara lainnya sudah siap untuk mendaftarkan kebaya secara bersama-sama. Dengan waktu yang terbatas, Tim Nasional Kebaya memutuskan untuk tidak melewatkan kesempatan ini.

“Sementara itu, ada juga suara-suara yang menginginkan single nomination. Tetapi ada 10 atau 11 negara lainnya yang antre untuk mendaftarkan kebaya juga,” kata Lana.

Joint nomination tidak hanya menjadi solusi praktis, tetapi juga langkah strategis untuk memastikan kebaya mendapatkan pengakuan dunia. Keputusan ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antarnegara di Asia Tenggara dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya bersama.


Harapan untuk Masa Depan Kebaya

Pengakuan dari UNESCO diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat, terutama generasi muda, untuk menggunakan kebaya dalam kehidupan sehari-hari. Lana mencontohkan tradisi berkebaya di Bali yang menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari dan menunjukkan bagaimana kebaya dapat tetap relevan di era modern.

“Bisa lihat kekayaan negara kita, misalnya di Bali yang setiap harinya sudah menjadi tradisi untuk berkebaya, kemudian di daerah-daerah seluruh Indonesia lainnya juga masih banyak yang begitu,” ujarnya.

Selain itu, Lana dan Miranti berharap agar pemerintah lebih aktif memfasilitasi dokumentasi dan pendaftaran jenis kebaya lainnya ke dalam daftar WBTB Nasional. Dengan demikian, jenis kebaya khas Indonesia yang lain, seperti Kebaya Kartini, Kebaya Kutubaru, dan Kebaya Encim, juga dapat diakui oleh dunia.


Peran Komunitas dalam Melestarikan Kebaya

Dalam proses pelestarian kebaya, peran komunitas dan masyarakat sangat penting. Dengan dokumentasi dan dukungan dari pemerintah, komunitas dapat lebih mudah mendaftarkan kebaya khas daerah mereka ke tingkat nasional maupun internasional. Hal ini juga membuka peluang untuk mempromosikan keanekaragaman budaya Indonesia yang kaya.

Selain itu, kebaya dapat menjadi inspirasi bagi desainer muda untuk menciptakan kreasi baru yang tetap mempertahankan nilai budaya sekaligus relevan dengan tren fashion modern. Inisiatif ini tidak hanya melestarikan kebaya sebagai warisan budaya, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai simbol kebanggaan nasional.


Kesimpulan

Pengakuan Kebaya Labuh dan Kebaya Kerancang sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia oleh UNESCO adalah langkah awal yang sangat berarti dalam melestarikan kebaya sebagai bagian dari identitas budaya Indonesia. Meskipun hanya dua jenis kebaya yang diakui, hal ini membuka peluang besar bagi jenis kebaya lainnya untuk menyusul di masa depan.

Kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat menjadi kunci utama untuk memastikan kebaya tetap hidup di tengah modernisasi. Dengan langkah-langkah strategis seperti dokumentasi, edukasi, dan promosi, kebaya dapat terus menjadi simbol keanggunan yang diwariskan lintas generasi.

Pengakuan ini juga menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus mencintai, merawat, dan menggunakan kebaya sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Mari kita jadikan kebaya sebagai kebanggaan yang tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia!

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Kenali 5 Tanda Haid Tidak Normal yang Perlu Diwaspadai

Kenali 5 Tanda Haid Tidak Normal yang Perlu Diwaspadai

Tanda Haid Tidak Normal – Haid atau menstruasi adalah siklus bulanan yang normal dialami oleh perempuan sebagai bagian dari fungsi reproduksi. Namun, dalam beberapa kasus, haid yang tidak normal dapat menjadi tanda adanya gangguan kesehatan yang perlu diperhatikan lebih lanjut. Menurut dr. Indriani, SpOG, seorang dokter kandungan dari RS Columbia Asia, penting bagi setiap perempuan untuk mengenali tanda-tanda haid yang tidak normal agar dapat segera mengambil langkah yang tepat.

Berikut adalah lima tanda haid tidak normal yang wajib diwaspadai:

1. Siklus Haid di Luar Rentang Normal

Siklus haid yang normal berkisar antara 24 hingga 38 hari. Jika jarak antar siklus kurang dari 24 hari atau lebih dari 38 hari, maka hal ini dianggap tidak normal. Ketidakteraturan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres, gangguan hormon, atau masalah kesehatan lainnya.

Mencatat jadwal menstruasi sangat dianjurkan untuk memantau pola siklus haid. Dengan mencatat tanggal hari pertama dan terakhir menstruasi setiap bulan, perempuan dapat melihat apakah interval siklusnya konsisten atau tidak.

“Kita bisa lihat dari intervalnya, maka sangat penting agar setiap wanita mencatat jadwal menstruasinya, dari hari pertama sampai hari terakhirnya itu harus dicatat,” jelas dr. Indri dalam sebuah talkshow bertajuk ‘Katanya Tabu: Ngobrolin Telat Menstruasi’ di Jakarta X Beauty, Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (7/12/2024).

2. Durasi Haid Terlalu Singkat atau Terlalu Panjang

Durasi menstruasi normal berkisar antara tiga hingga tujuh hari. Jika durasi haid kurang dari tiga hari atau lebih dari tujuh hari, hal ini dapat menjadi tanda adanya gangguan kesehatan.

Misalnya, durasi yang terlalu singkat dapat mengindikasikan ketidakseimbangan hormon, sedangkan durasi yang terlalu panjang bisa menjadi tanda kondisi seperti endometriosis atau fibroid rahim.

“Durasi yang secara medis kita katakan normal adalah sekitar tiga sampai tujuh hari. Jadi, kalau kurang atau lebih dari itu pun harus lebih aware,” tutur dr. Indri.

3. Jumlah Darah Berlebihan atau Terlalu Sedikit

Jumlah darah haid yang normal berkisar antara 80 hingga 100 cc dalam satu siklus. Untuk mengukur jumlah darah, perempuan dapat memperhatikan frekuensi mengganti pembalut. Biasanya, pembalut diganti lima hingga enam kali sehari.

Jika seseorang harus mengganti pembalut lebih dari enam kali sehari atau jika darah haid terlalu sedikit (kurang dari 80 cc dalam satu siklus), hal ini dapat menjadi tanda masalah seperti gangguan hormon, polip, atau bahkan anemia.

“Kalau jumlah darah dalam satu siklus kurang dari 80 cc atau melebihi 100 cc, apalagi harus mengganti pembalut lebih dari enam kali sehari, ini perlu diperhatikan lebih lanjut,” tambah dr. Indri.

4. Muncul Gumpalan Darah Besar

Gumpalan darah kecil selama menstruasi masih dianggap normal. Namun, jika gumpalan yang keluar berukuran besar atau sering terjadi, ini bisa menjadi tanda adanya masalah serius, seperti gangguan pembekuan darah atau fibroid rahim.

Selain itu, gumpalan darah besar biasanya disertai dengan nyeri berlebihan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Jika mengalami hal ini, perempuan disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

“Tidak boleh ada gumpalan-gumpalan darah besar. Kalau ada, pastinya harus lebih aware,” tegas dr. Indri.

5. Nyeri Berlebihan yang Mengganggu Aktivitas

Nyeri haid atau dismenorea adalah gejala yang umum dialami banyak perempuan. Namun, jika rasa nyeri sudah sangat mengganggu hingga membuat seseorang tidak bisa beraktivitas normal, ini adalah tanda yang perlu diperhatikan.

Nyeri berlebihan saat haid bisa menjadi gejala dari endometriosis, kista ovarium, atau kondisi lain yang membutuhkan penanganan medis.

“Dikatakan tidak wajar kalau nyerinya sudah mengganggu kegiatan sehari-hari, misalnya tidak bisa beraktivitas. Ini tentu menjadi tanda warning ke badan kita,” tambah dr. Indri.

Langkah yang Harus Dilakukan

Jika mengalami salah satu tanda-tanda di atas, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter kandungan. Diagnosis dini dapat membantu mencegah komplikasi lebih lanjut dan memastikan kesehatan reproduksi tetap terjaga.

Selain itu, memantau siklus haid secara konsisten juga dapat memberikan gambaran pola haid yang normal bagi tubuh Anda. Ada banyak aplikasi kesehatan yang dapat membantu mencatat dan melacak siklus haid dengan mudah.

Pentingnya Mengenali Tanda Haid Tidak Normal

Mengenali tanda-tanda haid tidak normal sejak dini adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan reproduksi. Gangguan kecil yang diabaikan dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius jika tidak ditangani dengan tepat.

Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika mengalami tanda-tanda berikut:

  • Siklus haid yang tidak teratur.
  • Durasi haid yang tidak normal.
  • Jumlah darah haid berlebihan atau terlalu sedikit.
  • Gumpalan darah besar.
  • Nyeri yang mengganggu aktivitas.

Dengan memahami dan mengenali tanda-tanda tersebut, perempuan dapat mengambil langkah proaktif untuk menjaga kesehatannya dan meningkatkan kualitas hidup. Ingat, kesehatan reproduksi adalah bagian penting dari kesejahteraan keseluruhan.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Gen Z: Generasi Paling Kesepian, Ternyata Ini Alasannya

Gen Z: Generasi Paling Kesepian, Ternyata Ini Alasannya

Generasi Z – Generasi Z (Gen Z), atau mereka yang lahir pada akhir 1990-an hingga awal 2010-an, kini dinyatakan sebagai generasi paling kesepian. Hal ini berdasarkan studi terbaru dari perusahaan riset GWI, yang menunjukkan bahwa 80 persen anggota Gen Z melaporkan merasa kesepian selama setahun terakhir. Dari jumlah tersebut, 20 persen mengaku “sering” merasa kesepian, sementara 15 persen lainnya mengatakan mereka merasa kesepian “secara teratur.”

Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan generasi lainnya, seperti milenial (72 persen), Generasi X (60 persen), dan Baby Boomers (45 persen). Lalu, mengapa Gen Z lebih rentan terhadap kesepian dibandingkan generasi sebelumnya?

Tekanan Sosial dan Ekonomi yang Menghimpit

Menurut Bryan Driscoll, konsultan HR dan ahli generasi, Gen Z menghadapi tantangan besar yang diwariskan oleh generasi sebelumnya. “Gen Z adalah generasi paling kesepian karena mereka mewarisi dunia yang secara fundamental rusak,” kata Driscoll kepada Newsweek.

Driscoll menyoroti beberapa masalah utama yang menjadi penyebab kesepian di kalangan Gen Z, antara lain:

  1. Perumahan yang tidak terjangkau: Harga tempat tinggal yang terus meningkat membuat Gen Z kesulitan memiliki hunian sendiri, sehingga banyak dari mereka harus tetap tinggal bersama keluarga atau mencari solusi alternatif seperti berbagi apartemen.
  2. Ketidakpastian pekerjaan: Pasar kerja yang kompetitif dan tidak stabil menciptakan rasa ketidakamanan bagi mereka yang baru memasuki dunia kerja.
  3. Tekanan media sosial: Kehadiran media sosial memperkuat standar yang tidak realistis tentang kehidupan, kesuksesan, dan hubungan, membuat banyak Gen Z merasa tertinggal.

Peran Teknologi dalam Kesepian

Teknologi, meskipun menawarkan konektivitas instan, ternyata juga berkontribusi pada kesepian di kalangan Gen Z. Nicholas Hardy, seorang psikoterapis, menjelaskan bahwa teknologi awalnya dirancang untuk melengkapi hubungan manusia. Namun, kini teknologi sering kali digunakan sebagai pengganti interaksi tatap muka.

“Hal ini menciptakan ilusi koneksi dan komunitas, sehingga banyak yang kurang memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk membangun hubungan yang sehat,” ujar Hardy.

Alih-alih mempererat hubungan, media sosial sering kali memperlihatkan “kehidupan sempurna” orang lain yang sebenarnya hanya potongan terbaik dari kehidupan mereka. Ini membuat Gen Z merasa tidak cukup baik atau tidak setara dengan teman sebaya mereka, memperburuk perasaan isolasi dan rendah diri.

Pandemi dan Dampaknya

Pandemi Covid-19 menjadi momen yang sangat memengaruhi kesehatan mental Gen Z. Masa isolasi sosial selama pandemi tidak hanya menghentikan aktivitas fisik dan sosial, tetapi juga meninggalkan efek jangka panjang pada kesejahteraan emosional mereka.

“Masa isolasi selama pandemi telah meninggalkan efek jangka panjang pada harga diri, kepercayaan sosial, dan kesejahteraan emosional mereka,” kata Driscoll.

Gen Z, yang sebagian besar berada dalam masa remaja atau awal 20-an saat pandemi, kehilangan pengalaman penting dalam membangun hubungan sosial dan mengembangkan kemandirian. Situasi ini memperburuk rasa kesepian yang sudah ada.

Tekanan Status Sosial

Salah satu faktor yang membedakan Gen Z dari generasi sebelumnya adalah tekanan status sosial yang lebih tinggi. Sebanyak 16 persen Gen Z mengaku bahwa tekanan ini memperburuk perasaan kesepian mereka. Media sosial memainkan peran besar dalam menciptakan tekanan ini, dengan terus-menerus menampilkan gambaran kesuksesan, kekayaan, atau kebahagiaan orang lain.

Kesepian: Masalah Individu atau Sosial?

Driscoll memperingatkan bahwa kesepian tidak hanya masalah individu, tetapi juga masalah sosial yang mendesak. “Kesepian bukan hanya masalah individu, tetapi juga bom waktu masyarakat,” tegasnya.

Kesepian yang berkepanjangan dapat berdampak serius pada kesehatan mental dan fisik, termasuk meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan bahkan penyakit jantung. Jika tidak segera ditangani, dampaknya bisa meluas ke seluruh masyarakat, memengaruhi produktivitas dan stabilitas sosial.

Solusi untuk Mengatasi Kesepian Gen Z

Driscoll menawarkan beberapa solusi yang dapat membantu mengurangi kesepian di kalangan Gen Z:

  1. Perumahan yang terjangkau: Memberikan akses yang lebih baik ke hunian yang layak dapat mengurangi tekanan finansial dan meningkatkan stabilitas hidup.
  2. Layanan kesehatan yang mudah diakses: Memastikan layanan kesehatan mental tersedia secara luas dan terjangkau adalah langkah penting untuk membantu individu yang merasa kesepian.
  3. Upah yang layak: Memberikan stabilitas finansial melalui pekerjaan yang adil dan berkelanjutan dapat mengurangi ketidakpastian yang dirasakan oleh Gen Z.
  4. Mendorong interaksi tatap muka: Membangun komunitas yang mendukung interaksi sosial nyata dapat membantu Gen Z mengembangkan hubungan yang lebih mendalam dan bermakna.

Kesimpulan

Gen Z menghadapi tantangan unik yang membuat mereka menjadi generasi paling kesepian. Dari tekanan media sosial hingga dampak pandemi, banyak faktor yang berkontribusi pada isolasi emosional mereka.

Meskipun teknologi terus berkembang, penting bagi Gen Z untuk mengimbangi penggunaan teknologi dengan interaksi manusia yang nyata. Selain itu, pemerintah, organisasi, dan komunitas memiliki tanggung jawab bersama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan mental dan emosional mereka.

Kesepian di kalangan Gen Z adalah masalah sosial yang perlu ditangani secara serius. Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat membantu generasi ini merasa lebih terhubung, dihargai, dan diberdayakan.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Alami Cedera, Marcelino Lefrandt Atasi Cedera dengan Olahraga

Alami Cedera, Marcelino Lefrandt Atasi Cedera dengan Olahraga

Marcelino Lefrandt – Cedera saat syuting bukanlah hal asing bagi para pemain film, terutama mereka yang sering melakukan adegan aksi. Hal ini juga dialami oleh aktor senior Marcelino Lefrandt, yang dikenal selalu totalitas dalam memainkan perannya. Kejadian tersebut menjadi pengalaman tak terlupakan bagi Marcelino dan membentuk perjalanan pemulihan yang menginspirasi banyak orang.

Tragedi Saat Syuting di Era 90-an

Dalam sebuah acara pembukaan outlet kedua Reload Gym Jakarta di Plaza Arcadia Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu (4/12/2024), Marcelino mengenang insiden cedera yang dialaminya. Kala itu, ia tengah syuting sinetron aksi di tahun 90-an dan memilih untuk tidak menggunakan stuntman atau pemeran pengganti.

“Dulu saya pernah syuting sinetron action di tahun 90-an, dan saya pernah mengalami suatu injury,” ujarnya. Insiden terjadi ketika motor yang dikendarainya terpeleset, menyebabkan lutut kirinya sulit digerakkan. Cedera tersebut tidak hanya memengaruhi fisiknya, tetapi juga mentalnya.

Dampak Fisik dan Mental

Sebagai penggemar olahraga, terutama taekwondo, Marcelino mengaku sangat terpukul akibat cedera itu. “I love kicking karena saya taekwondo. Karena tidak dapat menendang, saya sempat mental drop,” curhatnya. Kondisi tersebut membuatnya harus mengurangi kegiatan fisik yang terlalu berat, yang sebelumnya menjadi bagian penting dalam hidupnya.

“Kalau pernah punya injury, itu tidak akan bisa sembuh dengan bertambahnya usia. Apalagi saya sudah berusia 50 tahun, jadi mungkin injury itu akan saya bawa terus,” ungkapnya. Meski demikian, Marcelino menolak untuk menyerah pada keadaan. Ia mulai mencari cara agar tetap bisa menjaga kebugarannya tanpa memperburuk cederanya.

Kembali ke Olahraga untuk Pemulihan

Setelah beberapa lama berhenti dari kegiatan fisik, Marcelino akhirnya memberanikan diri untuk kembali berolahraga di gym. “Setelah berolahraga di gym, saya belajar untuk meningkatkan kualitas otot kaki,” ujar ayah dua anak ini. Menurutnya, latihan yang fokus pada penguatan otot dapat membantu “membungkus” cedera pada tulang kaki, sekaligus meningkatkan massa otot.

Marcelino percaya bahwa kekuatan otot yang baik dapat menjadi pendukung utama dalam menjaga mobilitas dan mengurangi risiko cedera lebih lanjut. Setelah menjalani latihan secara rutin, ia merasa kondisinya jauh lebih baik. “Akhirnya saya berhasil meningkatkan massa otot, dan sekarang saya bisa 200 sampai 400 kilogram,” ungkapnya dengan bangga.

Pelajaran dari Marcelino Lefrandt

Kisah Marcelino menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama mereka yang pernah mengalami cedera dan merasa sulit untuk bangkit kembali. Ada beberapa pelajaran berharga yang dapat diambil dari perjalanan pemulihan Marcelino:

  1. Jangan Takut untuk Memulai Lagi Cedera sering kali membuat seseorang takut untuk kembali beraktivitas fisik. Namun, Marcelino menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, kembali ke olahraga dapat membantu memperbaiki kondisi tubuh secara bertahap.
  2. Pentingnya Meningkatkan Kualitas Otot Marcelino menekankan pentingnya memperkuat otot sebagai salah satu cara untuk melindungi area tubuh yang cedera. Dengan otot yang kuat, beban pada tulang dapat dikurangi, sehingga risiko cedera lebih lanjut dapat diminimalkan.
  3. Usia Bukan Halangan Meski telah memasuki usia 50 tahun, Marcelino tetap menunjukkan bahwa menjaga kebugaran adalah hal yang memungkinkan di segala usia. Ia membuktikan bahwa konsistensi dan kerja keras dapat membantu seseorang mencapai kondisi fisik yang optimal.
  4. Mental Positif adalah Kunci Cedera tidak hanya memengaruhi fisik, tetapi juga mental. Marcelino mengakui bahwa ia sempat merasa terpuruk, tetapi dengan tekad yang kuat, ia berhasil bangkit dan kembali menikmati olahraga.

Inspirasi untuk Banyak Orang

Kisah Marcelino Lefrandt menjadi pengingat bahwa cedera bukanlah akhir dari segalanya. Dengan komitmen untuk terus bergerak dan mencari solusi, seseorang dapat mengatasi keterbatasan fisik yang ada. Bagi Marcelino, olahraga bukan hanya tentang kebugaran, tetapi juga tentang menjaga semangat hidup dan kualitas hidup yang lebih baik.

Dengan pengalaman yang ia bagikan, Marcelino berharap dapat menginspirasi orang lain untuk tidak menyerah pada keadaan. Cedera mungkin menjadi bagian dari perjalanan, tetapi itu tidak berarti perjalanan harus berhenti. Dengan dukungan yang tepat dan dedikasi, setiap orang dapat menemukan cara untuk kembali bangkit.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Seiko 5 Sports Indonesia: Pesona Eksklusif Harimau Sumatera

Seiko 5 Sports Indonesia: Pesona Eksklusif Harimau Sumatera

Seiko 5 Sports Indonesia – Setelah sukses meluncurkan koleksi jam tangan bertema Indonesia seperti “Merah Putih” dan “Komodo,” Seiko Indonesia kembali menghadirkan inovasi baru yang mengagumkan. Kali ini, melalui koleksi eksklusif Seiko 5 Sports Indonesia Exclusive 3rd Limited Edition, Seiko mempersembahkan penghormatan kepada salah satu hewan endemik Indonesia yang luar biasa, yaitu harimau sumatera.

Desain Loreng Harimau yang Unik

General Manager Seiko Indonesia, Kevin Lie, dalam acara peluncuran “Seiko Third Indonesia Exclusive Media Launch & Talkshow” di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat (4/12/2024), mengungkapkan bahwa jam tangan ini dirancang dengan sangat detail. Bagian dial jam tangan ini menampilkan pola loreng yang bernuansa hitam dan coklat muda, merefleksikan warna bulu khas harimau sumatera. Desain ini tidak hanya memberikan kesan estetik, tetapi juga memperkuat tema harimau sumatera yang menjadi inspirasi utama.

“Untuk desain sendiri itu seperti Seiko 5 Sports pada umumnya, tetapi di bagian dial-nya didesain dengan pola loreng seperti harimau itu sendiri,” jelas Kevin. Jam tangan ini juga memiliki strap bernuansa silver elegan dengan diameter case sebesar 42,5 mm, menjadikannya pilihan yang tepat bagi pecinta jam tangan dengan desain maskulin namun tetap modern.

Teknologi Lenticular Printing

Salah satu fitur paling menarik dari jam tangan ini adalah penggunaan teknologi lenticular printing pada bagian dial-nya. Teknologi ini memungkinkan dial untuk menampilkan perubahan warna saat dilihat dari berbagai sudut dan pencahayaan. Kevin menegaskan bahwa fitur ini memberikan sentuhan eksklusif pada koleksi ketiga dari seri Seiko Indonesia ini.

“Uniknya, bagian dial-nya itu sangat spesial. Karena dia bisa kelihatan beda warna dari berbagai angle sesuai dengan cahaya,” tambah Kevin. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan nilai estetik, tetapi juga memberikan pengalaman visual yang berbeda bagi pemiliknya.

Kemasan yang Ramah Lingkungan

Seiko tidak hanya memperhatikan detail desain jam tangan, tetapi juga totalitas pada kemasannya. Box jam tangan ini dibuat dengan ukiran logo Seiko yang dilengkapi dengan siluet harimau sumatera. Lapisan box didominasi warna coklat dengan hiasan loreng-loreng khas harimau, menciptakan kesan elegan sekaligus ramah lingkungan.

“Untuk desain kami terinspirasi dari harimau sumatera, dari material hingga box-nya pun sudah ramah lingkungan,” ujar Kevin. Hal ini sejalan dengan komitmen Seiko dalam mendukung pelestarian lingkungan.

Edisi Terbatas dengan Misi Konservasi

Seiko 5 Sports Indonesia Exclusive 3rd Limited Edition ini hanya diproduksi sebanyak 1.000 item. Dengan banderol harga Rp 5.270.000, jam tangan ini tidak hanya menawarkan desain dan teknologi yang memukau, tetapi juga menjadi bagian dari misi mulia. Sebagian hasil penjualan dari koleksi ini akan disumbangkan kepada Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC).

TWNC adalah organisasi yang aktif dalam upaya pelestarian harimau sumatera yang kini berada di ambang kepunahan. Dengan membeli jam tangan ini, konsumen tidak hanya mendapatkan produk eksklusif, tetapi juga berkontribusi langsung dalam pelestarian hewan khas Indonesia.

“Harapannya, kolaborasi ini bisa membantu melestarikan hewan-hewan khas Indonesia, bukan cuma harimau sumatera, tapi juga membantu ekosistem fauna dan flora yang terancam punah di Indonesia,” ungkap Kevin.

Lebih dari Sekadar Jam Tangan

Jam tangan ini bukan sekadar aksesoris, melainkan sebuah simbol dari kepedulian terhadap alam Indonesia. Desain yang memukau, teknologi mutakhir, dan misi mulia menjadikan Seiko 5 Sports Indonesia Exclusive 3rd Limited Edition Harimau Sumatera ini sebagai koleksi yang wajib dimiliki oleh para pecinta horologi dan alam.

Dengan edisi terbatas ini, Seiko Indonesia tidak hanya menonjolkan kualitas dan inovasi produknya, tetapi juga memperlihatkan komitmen nyata terhadap pelestarian lingkungan. Koleksi ini membuktikan bahwa sebuah karya seni dapat menjadi alat untuk menciptakan dampak positif bagi alam dan generasi mendatang.

Bagi Anda yang ingin memiliki jam tangan eksklusif sekaligus turut berkontribusi dalam misi konservasi, jangan lewatkan kesempatan ini. Segera dapatkan Seiko 5 Sports Harimau Sumatera sebelum kehabisan, dan jadilah bagian dari gerakan peduli lingkungan melalui seni dan teknologi!

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Kulit Sehat Itu Seperti Apa? Ini Kriteria Menurut Dokter

Kulit Sehat Itu Seperti Apa? Ini Kriteria Menurut Dokter

Kulit Sehat Itu Seperti Apa – Kulit sehat dan terawat menjadi dambaan banyak orang. Selain memberikan penampilan yang lebih percaya diri, kulit yang sehat juga mencerminkan kondisi tubuh secara keseluruhan. Namun, apa sebenarnya definisi kulit sehat? Apakah kulit sehat berarti harus selalu terlihat cerah dan bebas noda? Menjawab pertanyaan ini, dr. Arini Astasari Widodo, SM, SpDVE, dermatolog dari Dermalogia Clinic, memberikan penjelasan menarik.

Dalam acara Re-Opening of Dermalogia Gading Serpong di Acta Brasserie Gading Serpong, Tangerang, Sabtu (30/11/2024), dr. Arini menjelaskan bahwa kulit sehat sebenarnya tidak memerlukan ciri-ciri yang rumit.


Apa Itu Kulit Sehat?

Menurut dr. Arini, kulit yang sehat adalah kulit yang tidak memiliki masalah kompleks. Jika seseorang tidak merasakan keluhan seperti jerawat, kulit kering, kemerahan, atau kusam, maka kondisi kulit tersebut dapat dikatakan sehat.

“Jadi kalau kamu merasa kulit kamu enggak kenapa-kenapa dan enggak ada keluhan apapun, itu artinya kondisi kulit kamu sudah cukup sehat,” ujar Arini.

Ia menambahkan, ketika kulit tidak mengalami masalah seperti kekeringan berlebihan, iritasi, atau munculnya jerawat, maka itu menunjukkan bahwa kulit berada dalam kondisi optimal.

Namun, jika terdapat keluhan seperti kulit mudah kering, terasa perih, atau menunjukkan tanda-tanda kemerahan, maka hal itu menunjukkan adanya masalah yang perlu segera ditangani. “Kalau kamu merasa ada kemerahan, mudah kering, itu artinya kamu ada masalah dan kulitnya enggak sehat,” jelasnya.


Kesalahan yang Sering Dilakukan pada Kulit Sehat

Meski memiliki kulit sehat, banyak orang justru melakukan tindakan yang bisa berisiko merusak kesehatan kulit. Salah satu kesalahan paling umum adalah terlalu sering mengganti produk skincare tanpa alasan yang jelas.

“Terkadang orang itu kalau kulitnya lagi enggak kenapa-kenapa, malah pengin coba berbagai macam skincare. Akhirnya kulit jadi merah-merah,” ungkap Arini.

Menurutnya, mengganti produk skincare secara sembarangan dapat merusak lapisan kulit paling dasar, sehingga memicu masalah yang lebih kompleks seperti iritasi, peradangan, hingga jerawat parah.

“Jadi jangan anggap remeh kesehatan kulit kita. Kalau kulit sedang sehat, tetap rawat dengan cara yang benar dan jangan coba-coba skincare hanya karena penasaran atau mengikuti tren,” tegasnya.


Cara Menjaga Kulit Tetap Sehat

Untuk menjaga kulit tetap sehat, dr. Arini menyarankan beberapa langkah sederhana namun penting yang dapat dilakukan secara konsisten:

  1. Gunakan Skincare Sesuai Kebutuhan Kulit:
    Pilih produk perawatan kulit yang sesuai dengan kebutuhan kulit Anda. Hindari membeli produk hanya karena tren atau testimoni orang lain, karena setiap jenis kulit memiliki kebutuhan yang berbeda.
  2. Jangan Berlebihan dalam Perawatan:
    Memiliki kulit sehat bukan berarti Anda harus menggunakan banyak produk perawatan. Produk-produk dasar seperti pembersih wajah, pelembap, dan tabir surya sudah cukup untuk menjaga kesehatan kulit sehari-hari.
  3. Perhatikan Asupan Gizi:
    Kesehatan kulit tidak hanya bergantung pada perawatan dari luar. Asupan makanan yang kaya akan nutrisi, seperti sayuran, buah-buahan, dan air putih, sangat penting untuk menjaga kulit tetap lembap dan elastis.
  4. Hindari Produk dengan Bahan Berbahaya:
    Selalu periksa kandungan produk skincare yang Anda gunakan. Hindari bahan-bahan yang berpotensi menyebabkan iritasi, seperti alkohol berlebihan, pewangi sintetis, atau bahan aktif yang terlalu keras untuk kulit sensitif.
  5. Konsisten dengan Rutinitas Perawatan:
    Kunci utama kulit sehat adalah konsistensi. Tidak perlu mencoba terlalu banyak produk, cukup pertahankan rutinitas perawatan yang sesuai dengan jenis kulit Anda.

Pentingnya Pola Hidup Sehat

Selain perawatan kulit dari luar, pola hidup sehat juga memainkan peran besar dalam menjaga kesehatan kulit. Beberapa kebiasaan sederhana yang dapat membantu adalah:

  • Tidur cukup: Kurang tidur dapat menyebabkan kulit terlihat kusam dan memicu munculnya jerawat.
  • Kelola stres: Stres berlebihan dapat memperburuk kondisi kulit, seperti mempercepat penuaan atau memicu jerawat.
  • Rutin berolahraga: Aktivitas fisik membantu melancarkan sirkulasi darah, sehingga kulit mendapatkan nutrisi yang cukup.
  • Hindari paparan sinar matahari langsung: Gunakan tabir surya dengan SPF minimal 30 setiap kali beraktivitas di luar ruangan untuk melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV.

Kulit Sehat adalah Investasi Jangka Panjang

Dr. Arini menekankan bahwa kulit sehat bukan hanya soal estetika, tetapi juga soal kesehatan secara keseluruhan. Menjaga kesehatan kulit sejak dini dapat mencegah masalah di kemudian hari yang lebih sulit diatasi.

“Makanya kalau memang kulitnya lagi sehat dan enggak ada masalah, dijaga dengan baik. Jangan asal coba ini itu hanya karena penasaran,” pungkasnya.

Kulit sehat adalah cerminan dari tubuh yang sehat. Dengan perawatan yang tepat dan gaya hidup yang seimbang, Anda dapat menjaga kulit tetap sehat, terawat, dan bebas masalah dalam jangka panjang. Jadi, rawatlah kulit Anda dengan bijak dan jangan lupa untuk tetap konsisten dalam menjalani rutinitas perawatan yang sesuai kebutuhan.


Apakah kulit Anda sudah sehat? Jika tidak ada masalah yang signifikan, itu berarti Anda sudah berada di jalur yang tepat. Teruskan perawatan dengan cara yang benar, dan nikmati manfaat kulit sehat yang memberikan rasa percaya diri setiap hari!

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Marsha Timothy: Kulit Sehat Butuh Lebih dari Skincare

Marsha Timothy: Kulit Sehat Butuh Lebih dari Skincare

Marsha Timothy – Tampil awet muda dengan kulit sehat sudah menjadi ciri khas aktris Marsha Timothy. Di usianya yang kini menginjak 45 tahun, Marsha tetap berhasil memancarkan pesona kulit sehat dan segar, membuat banyak orang bertanya-tanya tentang rahasia perawatannya. Aktris yang dikenal lewat film Noktah Merah Perkawinan ini percaya bahwa kesehatan kulit tidak hanya bergantung pada penggunaan skincare, tetapi juga memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan gaya hidup sehat.


1. Pentingnya Kebutuhan Cairan dan Istirahat Cukup

Dalam sebuah acara Re-Opening of Dermalogia Gading Serpong yang berlangsung di Tangerang, Sabtu (30/11/2024), Marsha mengungkapkan bahwa memenuhi kebutuhan cairan tubuh adalah salah satu kunci utama dalam menjaga kesehatan kulit. “Seperti yang kita ketahui, mencukupi cairan dengan minum air putih itu sangat dibutuhkan tubuh kita,” ujar Marsha.

Kekurangan cairan dapat menyebabkan kulit menjadi kering, kusam, dan kehilangan elastisitasnya. Oleh karena itu, Marsha memastikan dirinya tetap terhidrasi dengan cukup, terutama di tengah aktivitasnya yang padat. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya tidur yang cukup untuk memberikan waktu bagi kulit beregenerasi secara optimal.

“Istirahat yang cukup juga enggak boleh kelewatan,” tambahnya. Tidur yang berkualitas membantu tubuh memperbaiki sel-sel kulit yang rusak, sehingga kulit tetap tampak segar dan sehat meski usia bertambah.


2. Asupan Gizi untuk Kulit Sehat dari Dalam

Selain menjaga hidrasi, Marsha juga menekankan pentingnya memperhatikan asupan gizi. Ia menyadari bahwa seiring bertambahnya usia, kulit mulai kehilangan kelembapan dan elastisitasnya. Karena itu, makanan yang sehat menjadi salah satu kunci utama untuk menutrisi kulit dari dalam.

“Dengan bertambahnya usia, memang apa yang kita makan itu mempengaruhi kesehatan tubuh dan kulit dari dalam,” ungkap Marsha. Konsumsi makanan yang kaya antioksidan, seperti buah-buahan dan sayuran, sangat penting untuk melawan kerusakan akibat radikal bebas yang dapat mempercepat tanda-tanda penuaan. Selain itu, protein, lemak sehat, serta vitamin dan mineral juga berperan penting dalam menjaga elastisitas dan kelembapan kulit.


3. Gaya Hidup Sehat sebagai Investasi Jangka Panjang

Bagi Marsha, merawat kulit tidak hanya tentang mengaplikasikan produk perawatan kulit. Ia percaya bahwa gaya hidup sehat adalah investasi jangka panjang untuk kulit yang lebih sehat dan awet muda. Dengan menjaga pola makan seimbang, tidur cukup, dan rajin berolahraga, Marsha mengurangi kebutuhan perawatan kulit yang terlalu kompleks.

“Kalau gaya hidupnya sehat, tentunya bisa mengurangi biaya perawatan kita. Karena jadi enggak butuh perawatan yang terlalu kompleks kalau kulitnya sudah sehat dari dalam,” jelasnya.

Marsha juga menambahkan bahwa dengan gaya hidup sehat, ia mampu menjaga kulit tetap kenyal dan bercahaya, yang menjadi aset penting bagi pekerjaannya sebagai aktris. Tampil di depan kamera membutuhkan kulit yang prima, sehingga perawatan kulit dari dalam dan luar menjadi prioritasnya.


4. Skincare Saja Tidak Cukup

Meski menggunakan skincare secara rutin, Marsha menyadari bahwa produk perawatan kulit saja tidak cukup, terutama dengan munculnya tanda-tanda penuaan seiring bertambahnya usia. “Merawat kulit dari luar itu penting, tetapi kita juga perlu perawatan kulit lebih lanjut untuk mengatasi tanda-tanda penuaan,” katanya.

Tanda-tanda penuaan seperti keriput, garis halus, dan kulit yang kehilangan elastisitas memerlukan perawatan yang lebih intensif. Beberapa perawatan profesional, seperti facial, terapi laser, atau penggunaan produk anti-aging yang diformulasikan khusus, dapat menjadi tambahan yang mendukung kesehatan kulit.


5. Konsistensi adalah Kunci

Marsha menegaskan bahwa konsistensi adalah elemen penting dalam menjaga kesehatan kulit. Ia rutin menggunakan produk skincare yang sesuai dengan kebutuhannya, termasuk pelembap, sunscreen, dan produk anti-aging. Namun, ia juga memastikan bahwa gaya hidup sehat tetap menjadi prioritas utama.

“Skincare itu penting, tetapi kalau gaya hidup kita tidak sehat, hasilnya tidak akan maksimal. Kulit yang sehat membutuhkan perawatan dari luar dan dalam,” pungkasnya.


Tips Praktis ala Marsha Timothy untuk Kulit Sehat

Bagi Anda yang ingin memiliki kulit sehat seperti Marsha Timothy, berikut beberapa tips yang bisa Anda terapkan:

  1. Minum air putih yang cukup setiap hari untuk menjaga tubuh dan kulit tetap terhidrasi.
  2. Tidur yang cukup agar kulit memiliki waktu untuk beregenerasi.
  3. Konsumsi makanan sehat yang kaya akan antioksidan, seperti buah, sayur, dan biji-bijian.
  4. Gunakan skincare yang sesuai kebutuhan kulit, termasuk sunscreen untuk melindungi kulit dari sinar UV.
  5. Lakukan olahraga secara rutin untuk meningkatkan sirkulasi darah dan memberikan kilau alami pada kulit.
  6. Hindari begadang dan stres berlebih, yang dapat mempercepat tanda-tanda penuaan.

Kesimpulan

Bagi Marsha Timothy, kesehatan kulit adalah kombinasi antara perawatan luar dan dalam. Skincare saja tidak cukup untuk melawan tanda-tanda penuaan jika tidak diimbangi dengan gaya hidup sehat. Dengan pola hidup yang teratur, hidrasi yang cukup, nutrisi yang tepat, dan perawatan kulit yang konsisten, kulit sehat bukanlah hal yang mustahil, bahkan di usia yang tidak lagi muda.

Jadi, apakah Anda siap mengikuti tips ala Marsha Timothy untuk kulit sehat dan awet muda? Mulailah dengan perubahan kecil yang konsisten, dan nikmati hasilnya seiring waktu!

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

5 Model Kacamata yang Lagi Ngetren, Cat Eye Jadi Andalan

5 Model Kacamata yang Lagi Ngetren, Cat Eye Jadi Andalan

Cat Eye Jadi Andalan – Kacamata kini bukan lagi sekadar alat bantu penglihatan atau pelindung mata dari sinar matahari. Lebih dari itu, kacamata telah menjadi elemen penting dalam dunia fashion. Dengan beragam desain dan gaya yang terus berkembang, kacamata mampu meningkatkan gaya sekaligus kepercayaan diri pemakainya. Mulai dari model klasik yang simpel hingga gaya modern yang unik, selalu ada inovasi baru dalam dunia kacamata.

Penasaran dengan model kacamata yang sedang tren saat ini? Berikut adalah lima model kacamata yang paling banyak diminati menurut para pegawai toko kacamata.

1. Cat Eye: Pilihan Feminin yang Tak Pernah Ketinggalan Zaman

Model cat eye terus menjadi favorit di kalangan perempuan, terutama bagi mereka yang ingin tampil feminin dan fashionable. Dengan bentuk frame yang melengkung ke atas di sudut luarnya, model ini menyerupai mata kucing. Desainnya mampu menciptakan kesan elegan sekaligus playful, menjadikannya cocok untuk berbagai suasana, baik formal maupun santai.

Menurut Laras, staf dari toko “Focus Eyewear,” kacamata cat eye juga memiliki kelebihan lain: menciptakan ilusi wajah yang lebih tirus. “Model ini sangat cocok untuk perempuan dengan bentuk wajah bulat atau oval karena garisnya yang melengkung membantu menyeimbangkan proporsi wajah,” ungkapnya. Selain itu, cat eye hadir dalam berbagai warna dan bahan frame, sehingga setiap orang bisa menemukan varian yang sesuai dengan gaya pribadinya.

2. Anak Skena: Gaya Bold untuk Pecinta Fashion Edgy

Jika Anda sering melihat anak muda dengan gaya berpakaian yang edgy dan berani, besar kemungkinan mereka mengenakan model kacamata “anak skena.” Ciri khas model ini adalah frame-nya yang tebal dan kokoh, biasanya terbuat dari bahan polikarbonat. Dengan bentuk kotak yang lebar, kacamata ini menjadi fashion statement yang mencuri perhatian.

“Model skena ini sedang populer di kalangan remaja dan anak muda yang suka bergaya nyentrik,” ujar Laras. Gaya ini biasanya dipadukan dengan pakaian kasual seperti oversized jacket atau celana cargo. Selain menambahkan kesan unik, kacamata ini juga cocok untuk menonjolkan kepribadian berani pemakainya.

3. David Beckham: Sentuhan Maskulin dan Elegan

Model kacamata David Beckham telah menjadi pilihan utama bagi banyak pria. Dengan desain kotak dan tegas, model ini memberikan kesan maskulin, dewasa, dan profesional. Tak heran jika model ini banyak diminati, terutama oleh para pria yang ingin tampil lebih percaya diri di berbagai kesempatan.

Ananda, Social Media Specialist dari Optik Rafans, menjelaskan bahwa popularitas kacamata David Beckham tidak lepas dari pengaruh gaya sang ikon sepak bola. “Kacamata ini cocok untuk pria dengan wajah oval atau persegi, karena garis-garis tegas pada frame-nya membantu menonjolkan struktur wajah,” jelasnya. Model ini tersedia dalam berbagai bahan seperti logam atau acetate, menambah fleksibilitas dalam memilih gaya.

4. Jennie Blackpink: Tren dari Dunia K-Pop

Dunia K-pop selalu membawa tren baru, termasuk dalam hal fashion. Salah satu model kacamata yang sedang naik daun adalah model yang sering dikenakan oleh Jennie, anggota Blackpink. Model ini memiliki bentuk frame yang tidak terlalu lebar dengan desain minimalis yang memberikan kesan feminin dan classy.

Menurut Ananda, popularitas kacamata “Jennie Blackpink” melonjak setelah sang idol memakainya di berbagai kesempatan. “Banyak penggemar K-pop, khususnya perempuan muda, mencari model ini karena ingin meniru gaya Jennie yang elegan dan chic,” ujarnya. Kacamata ini juga fleksibel untuk dipadukan dengan berbagai outfit, mulai dari casual hingga formal.

5. Raffi Ahmad: Desain Modern dengan Sentuhan Double Bridge

Model kacamata Raffi Ahmad sedang menjadi tren di kalangan pria dewasa. Ciri khasnya adalah frame berbentuk segi enam yang lebar dengan desain double bridge, yaitu dua garis melintang pada bagian atas frame yang menghubungkan sisi kanan dan kiri. Desain ini memberikan kesan modern dan stylish.

Ananda menambahkan, “Kacamata ini diminati karena memberikan tampilan yang berbeda dan lebih berani. Banyak pria menyukainya karena bentuknya yang unik namun tetap terlihat maskulin.” Model ini sering dipilih oleh mereka yang ingin menonjolkan gaya profesional tetapi tetap ingin tampil trendy.

Kesimpulan

Dengan beragam model kacamata yang sedang tren, kini setiap orang dapat menemukan gaya yang paling sesuai dengan kepribadian dan kebutuhan mereka. Dari cat eye yang feminin hingga model Raffi Ahmad yang maskulin dan modern, setiap desain memiliki daya tarik tersendiri.

Selain sebagai pelengkap gaya, pemilihan kacamata yang tepat juga dapat meningkatkan rasa percaya diri pemakainya. Jadi, apakah Anda sudah menemukan model kacamata favorit Anda? Jika belum, tidak ada salahnya mencoba salah satu dari lima tren di atas untuk memperbarui gaya Anda dan menciptakan penampilan yang semakin menarik!

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Sejauh Mana Batas Kemandirian Perempuan di Era Modern?

Sejauh Mana Batas Kemandirian Perempuan di Era Modern?

Batas Kemandirian PerempuanKemandirian perempuan kerap menjadi topik yang hangat diperbincangkan di berbagai kalangan, baik dalam konteks sosial, budaya, maupun psikososial. Isu ini relevan di era modern di mana perempuan semakin menunjukkan peran signifikan di berbagai bidang, termasuk pendidikan, pekerjaan, hingga kepemimpinan. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah, sejauh mana batas seorang perempuan bisa mandiri?

Definisi Kemandirian Perempuan

Menurut pengamat psikososial dan budaya, Endang Mariani, kemandirian perempuan dalam konteks psikososial dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar secara mandiri tanpa bergantung pada orang lain. Kebutuhan dasar yang dimaksud meliputi aspek finansial, emosional, dan sosial.

“Kemandirian perempuan tidak hanya sebatas memenuhi kebutuhan pribadi. Mereka juga diharapkan mampu mendukung orang lain, baik secara emosional maupun sosial,” ungkap Endang.

Dalam teori psikososial, kemandirian diukur dari sejauh mana seseorang memiliki kapasitas untuk mengelola hidupnya sendiri dan memberikan kontribusi positif kepada orang di sekitarnya. Dengan kata lain, perempuan mandiri tidak hanya fokus pada dirinya sendiri, tetapi juga berperan sebagai sumber kekuatan bagi komunitas atau keluarga mereka.

Konteks Budaya dan Sosial di Indonesia

Di Indonesia, batas kemandirian perempuan sering kali dibentuk oleh norma sosial yang masih kental dengan budaya patriarki. Meskipun perempuan masa kini telah menunjukkan pencapaian luar biasa di berbagai bidang, ada ekspektasi tertentu dari masyarakat yang membatasi kemandirian mereka.

“Secara budaya, perempuan mandiri tetap diharapkan memiliki pasangan atau keluarga pada usia tertentu,” ujar Endang.

Hal ini berarti bahwa meskipun seorang perempuan mampu memenuhi kebutuhan dasar secara mandiri, masyarakat masih cenderung mengukur keberhasilan mereka dari status perkawinan atau peran domestiknya. Perempuan sering kali dihadapkan pada tuntutan untuk menjalankan peran tradisional seperti mengurus rumah tangga, merawat anak, dan melayani suami, bahkan jika mereka sudah sukses di dunia profesional.

Misalnya, seorang perempuan yang telah memiliki karier cemerlang masih dianggap “tidak lengkap” jika belum menikah atau tidak menjalankan peran tradisional sebagai ibu rumah tangga. Hal ini menciptakan tantangan besar bagi perempuan dalam menemukan keseimbangan antara kemandirian pribadi dan ekspektasi sosial.

Kemandirian yang Seimbang

Endang menekankan bahwa batas kemandirian perempuan sebenarnya terletak pada kemampuan untuk mencapai keseimbangan. Perempuan yang mandiri tidak hanya memenuhi kebutuhan pribadi tetapi juga mampu memberikan kontribusi pada keluarga dan komunitasnya.

“Keseimbangan ini penting, karena perempuan mandiri tetap menjadi bagian dari struktur sosial yang lebih besar, seperti keluarga dan masyarakat,” jelas Endang.

Sebagai contoh, seorang perempuan yang mandiri secara finansial mungkin tetap memiliki tanggung jawab untuk mendukung orang tua atau anggota keluarga lainnya. Di sisi lain, mereka juga memiliki kebebasan untuk membuat keputusan pribadi, seperti menentukan karier atau gaya hidup tanpa tekanan dari pihak lain.

Perempuan Mandiri di Era Modern

Di era modern ini, perempuan semakin memiliki peluang untuk menunjukkan kemandirian. Namun, ada tantangan baru yang muncul, seperti tekanan untuk “memiliki semuanya”—karier yang sukses, keluarga yang bahagia, dan kehidupan sosial yang aktif. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah perempuan benar-benar bisa mencapai kemandirian sepenuhnya, atau justru menjadi korban ekspektasi yang terus berkembang?

Jawaban atas pertanyaan ini sebenarnya bergantung pada definisi kemandirian itu sendiri. Jika kemandirian diartikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan membuat keputusan hidup tanpa paksaan, maka banyak perempuan telah mencapainya. Namun, jika kemandirian harus mencakup semua aspek kehidupan tanpa kompromi, maka batasnya menjadi sulit untuk diukur.

Penutup

Kemandirian perempuan adalah perjalanan yang terus berkembang, terutama di tengah perubahan sosial dan budaya. Dalam konteks Indonesia, batas kemandirian perempuan sering kali ditentukan oleh norma sosial yang masih memengaruhi ekspektasi masyarakat. Namun, yang terpenting adalah bagaimana perempuan dapat menemukan keseimbangan antara memenuhi kebutuhan pribadi dan menjalankan peran sosial tanpa kehilangan identitas dan kebebasan mereka.

“Pada akhirnya, kemandirian perempuan bukan tentang memenuhi standar orang lain, tetapi bagaimana mereka bisa hidup sesuai dengan nilai dan tujuan yang mereka pilih,” pungkas Endang.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Viral Prilly Sebut Laki-Laki Mapan Berkurang, Fenomena Sosial?

Viral Prilly Sebut Laki-Laki Mapan Berkurang, Fenomena Sosial?

Prilly Latuconsina – Nama Prilly Latuconsina, aktris muda berbakat, kembali ramai diperbincangkan di media sosial. Kali ini bukan karena proyek film atau serial televisi, melainkan pernyataannya dalam sebuah video yang menyinggung fenomena sosial. Dalam video tersebut, Prilly menyatakan bahwa saat ini semakin banyak perempuan independen, tetapi jumlah laki-laki mapan semakin sedikit.

“Banyak wanita independen tetapi pria mapan dikit. Itu data valid, lho,” ucap Prilly dalam video tersebut.

Pernyataan itu langsung memicu pro dan kontra di dunia maya. Unggahan video di platform X (Twitter) bahkan telah dilihat lebih dari 18,6 juta kali, mendapat lebih dari 29.000 likes, dan menuai lebih dari 1.500 komentar. Komentar-komentar warganet menggambarkan berbagai pandangan terkait isu ini, mulai dari dukungan hingga kritik tajam.


Pro dan Kontra Warganet

Unggahan ini membelah opini publik. Sebagian warganet setuju dengan pernyataan Prilly, menganggapnya mencerminkan realitas sosial saat ini. Ada pula yang menilai pernyataan tersebut tidak seharusnya menyalahkan satu gender.

Salah satu komentar mendukung menyebutkan, “Emang benar kok, kenapa rekan pria di sini kebanyakan marah dan enggak terima ya? Padahal masih banyak banget rumah tangga yang istri cari nafkah tapi suami enak-enakan di rumah.”

Namun, ada juga yang berpendapat sebaliknya. “Muak banget pembahasan soal salah satu gender enggak butuh gender lainnya. Kita kan diciptakan saling melengkapi, buat kerja sama, dan yang paling penting saling membutuhkan,” tulis seorang warganet yang menentang pernyataan tersebut.


Fenomena Perempuan Independen di Era Modern

Pengamat psikososial dan budaya, Endang Mariani, memandang pernyataan ini sebagai refleksi dari perubahan sosial yang sedang terjadi, terutama dalam fase perkembangan dewasa muda.

Menurut Endang, saat ini banyak perempuan muda yang memilih fokus pada karier dan kemandirian sebelum memprioritaskan hubungan. Hal ini merupakan pergeseran dari norma tradisional, di mana perempuan sebelumnya lebih diarahkan untuk menjadi istri dan ibu, sementara laki-laki mengambil peran sebagai penyedia utama dalam keluarga.

“Banyak perempuan kini lebih fokus pada pengembangan karier dan identitas pribadi (otonomi) sebelum memprioritaskan hubungan. Budaya patriarki di Indonesia sebelumnya menempatkan laki-laki sebagai penyedia utama (breadwinner), namun kini perempuan telah masuk ke ranah ini, menciptakan tantangan baru dalam harapan terhadap pasangan,” ujarnya.


Harapan Sosial dan Ketidakseimbangan Gender

Endang juga mencatat bahwa fenomena ini mencerminkan ketidakseimbangan dalam harapan sosial terhadap laki-laki dan perempuan.

  1. Tekanan Sosial pada Laki-Laki:
    Standar kemapanan laki-laki sering kali lebih tinggi dibandingkan perempuan. Harapan ini menciptakan tekanan tambahan bagi laki-laki untuk memenuhi ekspektasi sosial, yang mungkin tidak selalu realistis dalam kondisi ekonomi saat ini.
  2. Apresiasi terhadap Perempuan Mandiri:
    Di sisi lain, perempuan yang mandiri dan sukses secara ekonomi cenderung mendapatkan apresiasi lebih besar. Hal ini menjadikan ketidakseimbangan gender semakin nyata, di mana kemandirian perempuan sering dianggap sebagai ancaman terhadap maskulinitas laki-laki.

“Ini yang dapat menjelaskan mengapa muncul kesan bahwa ‘cowok mapan (hanya) sedikit,’” jelas Endang.


Bukan Persaingan, Melainkan Kerja Sama

Endang menegaskan bahwa kemandirian perempuan dan kemapanan laki-laki sebenarnya tidak harus saling dipertentangkan. Dalam hubungan yang sehat, kedua hal tersebut justru bisa saling melengkapi.

“Tidak selalu kemapanan atau ketidakmapanan laki-laki dibenturkan dengan kemandirian atau ketidakmandirian perempuan. Hubungan yang ideal adalah hubungan yang dibangun atas dasar kerja sama, saling melengkapi, dan mendukung,” tambahnya.


Pentingnya Kajian Lebih Mendalam

Meskipun pernyataan Prilly menarik perhatian, Endang menekankan pentingnya kajian lebih mendalam untuk memahami fenomena ini secara ilmiah.

“Disebutkan dalam statement tersebut ‘data valid,’ tapi tidak disebutkan sumbernya. Apakah sudah ada data penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan validitasnya secara ilmiah?” tanya Endang.

Kajian semacam ini perlu melibatkan data yang jelas dan perspektif komprehensif, baik dari sisi psikososial, budaya, maupun ekonomi.


Kesimpulan: Mengatasi Ketimpangan Gender

Pernyataan Prilly Latuconsina tentang perempuan independen dan laki-laki mapan memicu diskusi yang relevan dalam konteks sosial saat ini. Fenomena ini mencerminkan perubahan peran gender dalam masyarakat modern, di mana perempuan semakin mendobrak batasan tradisional dan laki-laki menghadapi ekspektasi sosial yang tinggi.

Namun, penting untuk memahami bahwa kemandirian perempuan dan kemapanan laki-laki bukanlah hal yang saling bertentangan. Sebaliknya, keduanya dapat menjadi pondasi bagi hubungan yang sehat dan saling mendukung.

Diskusi ini membuka ruang untuk refleksi lebih lanjut mengenai ketimpangan gender dan bagaimana masyarakat dapat mendorong kesetaraan yang lebih inklusif. Kajian lebih mendalam dan data yang valid diperlukan untuk memahami fenomena ini secara menyeluruh dan memberikan solusi yang konstruktif.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.