PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. terus berupaya menarik segmen nasabah kelas menengah atas, atau yang sering disebut sebagai emerging affluent. Dengan strategi yang cermat, bank ini ingin memperkuat struktur pendanaan dengan memperkenalkan BTN Prospera, layanan khusus untuk pengelolaan dana minimal Rp100 juta hingga Rp500 juta.
Frengky Rosadrian Perangin Angin, selaku Kepala Divisi Pendanaan Ritel BTN, menekankan bahwa potensi segmen ini cukup besar, mengingat persaingannya yang relatif belum padat. Bahkan, BTN menjadi satu-satunya bank milik negara yang aktif dalam segmen ini, menunjukkan komitmen untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang lebih beragam.
Pada peluncuran BTN Prospera Save & Smash, Frengky menyatakan bahwa fokusnya adalah pada pertumbuhan tabungan dan transaksi di segmen ini. Dengan begitu, bank dapat mengalokasikan dana lebih efisien untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.
Strategi BTN untuk Menarik Nasabah Kaya Baru dengan Inovasi
Untuk menarik nasabah kaya baru, BTN memiliki beberapa strategi yang dipersiapkan dengan matang. Salah satunya adalah akuisisi nasabah baru melalui aplikasi super Bale yang unggul dalam kemudahan akses.
BTN juga menjajaki berbagai komunitas melalui penyelenggaraan acara yang dapat meningkatkan interaksi dan keterlibatan nasabah. Inisiatif ini diharapkan dapat menciptakan hubungan yang lebih erat antara bank dan nasabah.
Selain itu, BTN menggencarkan pembangunan basis baru melalui sektor solusi bisnis, yang menawarkan layanan khusus untuk berbagai industri. Ini mencakup dua segmen utama, kelembagaan dan perorangan, yang masing-masing memiliki peluang besar dalam pertumbuhan ekonomi.
Pengaruh Trend Suku Bunga Terhadap Industri Perbankan
Pada sisi lain, Frengky mengungkapkan bahwa persaingan di industri perbankan untuk mendekati nasabah kaya sangat dipengaruhi oleh penurunan suku bunga acuan dari Bank Indonesia. Penurunan suku bunga ini berpotensi untuk memperbaiki marjin keuntungan bagi bank.
Ketika suku bunga deposito menurun, nasabah lebih cenderung melakukan transaksi lainnya dibandingkan hanya mengandalkan deposito. Ini membuka peluang baru bagi bank untuk menawarkan produk yang lebih bervariasi.
BTN menargetkan memiliki cost of fund di bawah level 4% hingga akhir tahun ini. Dengan optimisme yang tinggi, manajemen bank berharap dapat mengejar pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang melebihi 10% hingga akhir 2025.
Inovasi Program TABUNGAN BTN Prospera untuk Kesehatan dan Kesejahteraan Nasabah
BTN baru-baru ini meluncurkan program tabungan dan transaksi bertajuk BTN Prospera Save & Smash. Melalui program ini, nasabah dapat mendapatkan akses bulanan ke lapangan olahraga padel yang terdaftar sebagai mitra BTN Prospera.
Program ini bukan hanya soal finansial, tetapi juga mendukung gaya hidup sehat, menekankan pentingnya keseimbangan antara kesehatan fisik dan finansial. Dengan dukungan ini, nasabah diharapkan semakin termotivasi untuk mengelola keuangan dengan baik.
Hingga kuartal III-2025, BTN Prospera mencatat pertumbuhan DPK lebih dari Rp1,5 triliun, dengan jumlah nasabah meningkat 30% dibandingkan periode tahun lalu. Total DPK untuk Prospera mencapai Rp10 triliun, yang merupakan pencapaian signifikan dalam waktu singkat.
Direktur Jaringan & Pendanaan Ritel BTN, Rully Setiawan, menuturkan bahwa kontribusi BTN Prospera terhadap DPK cukup baik, terutama mengingat layanan tersebut baru diluncurkan pada Maret 2024. Optimisme untuk pertumbuhan lebih lanjut terlihat jelas di dalam strategi dan program bank saat ini.
Dengan kombinasi inovasi layanan, strategi akuisisi, dan fokus pada kesehatan nasabah, BTN Prospera berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan nasabahnya. Bank ini yakin bahwa langkah-langkah ini akan menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan memberi manfaat bagi seluruh pihak yang terlibat.