Harga minyak dunia terlihat mengalami kenaikan pada perdagangan hari ini, mencerminkan dinamika yang kompleks di pasar global. Dalam situasi ini, berbagai faktor, mulai dari kebijakan OPEC+ hingga kondisi ekonomi, memengaruhi pergerakan harga minyak mentah.
Kenaikan harga minyak terjadi di tengah ketidakpastian mengenai permintaan global serta rencana penambahan pasokan dari negara-negara OPEC+. Sentimen pasar yang beragam ini menggambarkan kondisi yang sulit untuk diprediksi.
Dalam analisis terbaru, harga minyak mentah berjangka Brent terpantau naik menjadi US$64,36 per barel, setelah sebelumnya berada di level US$64,11. Di sisi lain, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) juga mengalami peningkatan yang signifikan, dari US$60,48 menuju US$60,73 per barel.
Analisis dan Proyeksi Harga Minyak Dunia di Masa Depan
Melihat tren yang ada, analis memperkirakan bahwa harga minyak global bisa mengalami surplus pada kuartal IV 2025. Penambahan produksi OPEC+ yang direncanakan bisa mencapai 500.000 barel per hari mulai membuat pasar khawatir akan kelebihan pasokan di masa mendatang.
JPMorgan memberikan penilaian bahwa pasar minyak sedang berada di titik balik, dengan surplus yang mungkin akan semakin besar jika permintaan tidak meningkat. Sinyal ini membuat pelaku pasar harus lebih waspada terhadap pergerakan harga minyak yang bisa saja berubah drastis.
Sementara itu, lembaga riset HFI Research juga mengeluarkan warning serupa, mengindikasikan bahwa inventori minyak, termasuk minyak mentah dan bensin di Amerika Serikat, akan mengalami peningkatan. Kenaikan ini adalah dampak dari berkurangnya aktivitas kilang serta penurunan permintaan pada musim tertentu.
Risiko Geopolitik dan Dampaknya terhadap Harga Minyak
Namun, di balik proyeksi negatif ini, terdapat faktor-faktor yang dapat menahan penurunan harga minyak lebih jauh. Salah satu kekhawatiran utama adalah potensi gangguan pasokan dari Rusia, seiring konflik yang berkelanjutan di Ukraina.
Komitmen G7 untuk menekan Rusia menambah ketegangan di pasar, dan AS berencana untuk memberikan dukungan intelijen kepada Ukraina. Hal ini membangkitkan kembali rasa khawatir pasar terhadap stabilitas pasokan minyak global.
Giovanni Staunovo, analis dari UBS, menjelaskan bahwa meskipun kekhawatiran itu ada, efek nyata pada harga minyak hingga saat ini masih terbatas. Selama tidak ada gangguan signifikan pada pasokan, harga mungkin sulit untuk terjun bebas.
Dinamika Permintaan Minyak Global: Apa yang Harus diperhatikan?
Permintaan minyak dunia juga menjadi isu yang krusial dalam menentukan arah harga minyak. Data menunjukkan bahwa proyeksi permintaan terus mengalami penyesuaian, dengan penurunan sekitar 150.000 barel per hari sejak awal tahun.
Stockpiling yang dilakukan oleh China, sebagai salah satu importir terbesar dunia, turut berkontribusi pada stabilisasi harga. Kembali beroperasinya Colonial Pipeline setelah gangguan teknis menjadi sinyal positif bagi pasar, meskipun sentimen global tetap waswas.
Oleh karena itu, penting bagi para pelaku pasar untuk terus memantau data permintaan dan pasokan yang akan mendatang, agar bisa membuat keputusan yang lebih baik. Keseimbangan antara faktor geopolitik dan kondisi pasar fundamental ini akan memainkan peran utama dalam menentukan harga minyak ke depan.