Setelah perayaan libur Natal 2025 dan menyongsong Tahun Baru 2026, waktu liburan di awal tahun ini akan berlangsung lebih lama dari biasanya. Selain merayakan Tahun Baru, masyarakat juga akan menyambut Tahun Baru Imlek pada bulan Februari dan Lebaran yang jatuh di bulan Maret.
Oleh karena itu, dunia perbankan perlu mempersiapkan diri menghadapi periode libur panjang yang diprediksi akan berpengaruh terhadap transaksi keuangan. Salah satu bank yang mempersiapkan diri adalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., yang berencana mendorong optimalisasi aplikasi super miliknya, Bale, untuk menghadapi momen tersebut.
Sebagai langkah untuk beradaptasi, Corporate Secretary BTN, Ramon Armando, menekankan pentingnya beralih ke sistem transaksi cashless. Upaya ini itu menjadi fokus utama dalam rapat kerja yang diadakan menjelang musim liburan, mencerminkan penetrasi digital yang semakin meningkat di masyarakat.
Pentingnya Persiapan Perbankan Menjelang Musim Libur Panjang
Pada saat menjelang Lebaran dan Imlek, perbankan di Indonesia harus meningkatkan kesiapan untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas. Hal ini penting agar pelayanan terhadap nasabah tetap terjaga dan transaksi dapat berjalan lancar.
Ramon menambahkan bahwa transisi ke cashless transactions bakal lebih terfokus agar proses pengeluaran dan penerimaan uang menjadi lebih efisien. Ini juga mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap uang tunai yang selama ini dianggap memerlukan perhatian khusus dalam pengelolaannya.
Selain itu, langkah ini sejalan dengan arahan Bank Indonesia (BI) yang mengimbau agar masyarakat mulai mengurangi penarikan uang tunai. Dengan demikian, bank dapat lebih optimal dalam menyediakan layanan yang berorientasi pada transaksi digital.
Mengelola Kesiapan Likuiditas Menjelang Nataru
Dalam persiapan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026, BTN telah menetapkan alokasi uang tunai sebesar Rp19,67 triliun. Jumlah ini ditargetkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang meningkat selama periode tersebut.
Fatoni Hudhori, selaku Head of Central Operation Division BTN, menyampaikan bahwa angka ini merupakan bagian dari strategi untuk memenuhi ekspektasi nasabah dan masyarakat. Peningkatan permintaan akan layanan non-tunai juga menjadi pertimbangan dalam pengelolaan likuiditas bank.
Pentingnya mempersiapkan uang tunai di tengah tren cashless menjadi tantangan tersendiri. Namun dengan pengelolaan yang tepat, BTN berharap dapat memenuhi kebutuhan akan cash while tetap mendorong penggunaan transaksi digital.
Transisi Menuju Layanan Non-Tunai yang Efektif
Fatoni juga menekankan bahwa tren guna beralih ke layanan non-tunai telah berjalan secara perlahan namun pasti. Dalam hal ini, peningkatan kesadaran masyarakat terhadap layanan digital menjadi faktor utama dalam transisi tersebut.
Bank sebagai lembaga keuangan diharapkan mengikuti perkembangan ini dengan memberikan fasilitas yang lebih memadai. Masyarakat, khususnya generasi muda, kini lebih cenderung menggunakan metode pembayaran tanpa uang tunai dibandingkan dengan sistem tradisional.
Sejalan dengan hal ini, BTN menyerukan kepada seluruh nasabah untuk memanfaatkan fitur-fitur yang ada dalam aplikasi Bale. Fasilitas ini dirancang untuk mempermudah proses transaksi di tengah kesibukan menjelang liburan.
