Jakarta baru-baru ini mencatatkan kenaikan signifikan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) setelah sebelumnya mengalami penurunan. Mengakhiri perdagangan dengan tambahan 28,41 poin, indeks ini mengalami penguatan sebesar 0,33% dan berada di angka 8.640,19 pada hari Kamis, 4 Desember 2025.
Total nilai transaksi pada hari itu mencapai Rp 21,19 triliun, melibatkan 51,36 miliar saham dengan 2,79 juta kali transaksi. Kapitalisasi pasar juga meningkat menjadi Rp 15.887 triliun, menunjukkan bahwa optimisme pasar masih tinggi di kalangan investor.
Dalam perdagangan tersebut, terdapat 358 saham yang mengalami kenaikan harga, sementara 302 saham turun, dan 140 saham tidak bergerak. Ini menunjukkan pergerakan yang dinamis di pasar saham Indonesia.
Aktivitas Investor Asing yang Menggembirakan
Salah satu faktor yang memengaruhi kenaikan IHSG adalah aksi beli bersih dari investor asing yang mencapai Rp 1,70 triliun di seluruh pasar. Khususnya, di pasar negosiasi dan tunai, aksi beli ini mencapai Rp 1,88 triliun, menunjukkan ketertarikan investor asing yang kuat terhadap saham-saham di Indonesia.
Walaupun demikian, beberapa saham justru mengalami penjualan besar-besaran oleh investor asing. Bank Central Asia (BBCA) tercatat sebagai emiten dengan net foreign sell tertinggi, mencapai Rp 242,6 miliar, menjadikannya sebagai perhatian khusus.
Selain BBCA, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) juga tidak luput dari aksi jual, dengan nilai pembelian bersih yang mencapai Rp 174,61 miliar. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada banyak aksi beli, beberapa investor asing tetap mengambil langkah untuk menjual sebagian saham mereka.
Saham-Saham yang Banyak Dilepas oleh Investor Asing
Mencermati lebih dalam, daftar emiten yang menjadi objek penjualan oleh investor asing menggambarkan dinamika yang berlangsung di pasar. Sebagai contoh, PT Sentul City Tbk. (BKSL) menjadi salah satu emiten dengan nilai jual bersih sebesar Rp 70,12 miliar.
Di bawah BKSL, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) tercatat dengan net foreign sell sebesar Rp 65,58 miliar, menunjukkan bahwa saham-saham ini mungkin sedang menghadapi tantangan di pasar. Investor perlu berhati-hati dalam mengikuti pergerakan saham-saham tersebut.
Tidak hanya itu, PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) dan PT MD Entertainment Tbk. (FILM) juga mengalami penjualan yang signifikan, masing-masing sebesar Rp 61,66 miliar dan Rp 59,91 miliar. Ini memberikan gambaran tentang ketidakpastian yang mungkin sedang melanda sektor-sektor tertentu.
Dampak Kebijakan Ekonomi terhadap Pasar Saham
Kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah juga memainkan peranan penting dalam pergerakan IHSG. Langkah-langkah yang diambil untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan stabilitas keuangan dapat memengaruhi sentimen investor. Dalam kondisi seperti ini, pasar sering kali bereaksi secara cepat terhadap berita-berita ekonomi.
Penting untuk dicatat bahwa investor harus terus memantau perubahan kebijakan yang dapat berdampak pada sektor-sektor tertentu. Dalam sebuah ekonomi yang berfluktuasi, proyeksi keuntungan dan risiko tentu menjadi pertimbangan utama bagi para pelaku pasar.
Keputusan investasi yang diambil oleh institusi dan individu sangat dipengaruhi oleh analisis mendalam terhadap faktor-faktor ini. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang kebijakan dan dampaknya, investor memiliki peluang lebih baik untuk menyesuaikan strategi mereka.
