PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) tengah merencanakan ekspansi bisnis pengolahan limbah ke negara-negara tetangga. Rencana ini memerlukan investasi yang sangat besar dan berambisi untuk meningkatkan portofolio energi terbarukan.
Perusahaan yang lebih dikenal sebagai pelaku utama di sektor batu bara ini menganggarkan belanja modal hingga US$ 600 juta atau setara Rp 10,04 triliun dalam lima tahun ke depan. Alokasi anggaran ini ditujukan untuk berbagai proyek, baik yang bersifat organik maupun anorganik.
Direktur TBS Energi Utama, Juli Oktarina, menekankan bahwa perusahaan akan segera mengakhiri aktivitas bisnis batu bara secara bertahap. Dengan cadangan yang diperkirakan habis dalam 1-2 tahun ke depan, perusahaan telah menyiapkan fase transisi yang meliputi penutupan tambang dan reklamasi sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Juli menjelaskan bahwa perubahan ini tidak hanya menyangkut aspek bisnis, tetapi juga tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan. Mereka berkomitmen untuk memastikan semua proses transisi dilaksanakan secara bertanggung jawab demi kelangsungan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sekitar tambang.
Perusahaan berencana mengalokasikan sekitar US$600 juta untuk proyek-proyek hijau hingga tahun 2030. Pendanaan ini akan bersumber dari kombinasi dana internal dan eksternal serta kemungkinan kerja sama dengan mitra global untuk mendukung transformasi ini.
Strategi Peningkatan Bisnis Energi Hijau di TBS
Transformasi dari bisnis batu bara menuju energi hijau memerlukan strategi yang matang. Menurut Juli, tantangan terbesar perusahaan terletak pada penyesuaian model bisnis dan pengembangan keterampilan sumber daya manusia yang sesuai dengan sektor baru ini.
Juli melanjutkan bahwa perusahaan harus berani mengambil langkah-langkah inovatif meskipun menghadapi berbagai kendala. Kesiapan SDM menjadi elemen kunci agar ambisi dalam sektor baru ini dapat terwujud seefektif mungkin.
Selain itu, TBS Energi Utama juga harus mampu mengelola ekspektasi dari pemegang saham. Sebagai perusahaan yang terdaftar di pasar modal, menjaga keseimbangan antara transisi bisnis dan kinerja keuangan sangat penting untuk menjaga kepercayaan investor.
Porsi bisnis batu bara dalam total pendapatan TBS diproyeksikan akan terus mengalami penurunan. Akhirnya, diharapkan lini bisnis berbasis energi hijau dapat sepenuhnya menggantikan pendapatan dari batu bara dalam beberapa tahun ke depan.
Strategi ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk menjadi pemimpin dalam sektor energi bersih di Indonesia. Dengan visi yang jelas, TBS ingin berkontribusi terhadap agenda pemerintah menuju net zero emission pada tahun 2060.
Komitmen TBS Terhadap Lingkungan dan Sosial
Komitmen TBS Energi Utama terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan menjadi salah satu pilar utama dalam transformasi ini. Juli menegaskan pentingnya melibatkan masyarakat sekitar dalam setiap langkah yang diambil perusahaan.
Menurutnya, keterlibatan masyarakat dapat memperkuat dukungan terhadap proyek-proyek yang dijalankan. Hal ini juga menjadi bagian dari tanggung jawab perusahaan untuk tidak hanya fokus pada profit, tetapi juga memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat.
Transisi menuju energi hijau mencakup inovasi dalam manajemen limbah dan pengembangan kendaraan listrik. Dengan berbagai upaya ini, diharapkan TBS dapat menciptakan solusi yang bermanfaat bagi masyarakat sekaligus memberikan dampak positif bagi lingkungan.
Pentingnya keberlanjutan dalam setiap aspek operasi perusahaan tidak bisa diabaikan. TBS berusaha untuk menghadirkan praktik bisnis yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga berkelanjutan.
Mereka melakukan berbagai penelitian dan pengembangan untuk menemukan cara-cara baru dalam produksi energi yang lebih ramah lingkungan. Kebijakan ini menunjukkan keseriusan TBS dalam mencapai tujuan jangka panjang yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Tantangan dalam Transisi Menuju Energi Terbarukan
Tentu saja, transisi dari bisnis batu bara ke energi terbarukan bukanlah tanpa tantangan. Beberapa tantangan yang harus dihadapi termasuk perubahan regulasi dan fluktuasi pasar energi.
Membangun kehadiran yang kuat di sektor energi hijau memerlukan investasi besar dan inovasi berkelanjutan. Untuk itu, TBS telah mempersiapkan tim yang kompeten dalam menghadapi tantangan ini dan mendorong perubahan yang signifikan.
TBS juga perlu memperhatikan kompetisi di pasar energi terbarukan. Oleh karena itu, perusahaan harus merumuskan strategi yang tepat agar mampu bersaing dengan pemain lain yang sudah mapan dalam sektor ini.
Proses transformasi ini juga melibatkan upaya untuk memperkuat hubungan dengan berbagai pemangku kepentingan. Dukungan dari pemerintah dan masyarakat sangat penting untuk mewujudkan visi energi bersih yang diharapkan.
Dengan berbagai rencana dan strategi yang dicanangkan, TBS Energi Utama bertekad untuk menjadi pelopor dalam sektor energi yang lebih berkelanjutan. Langkah-langkah inovatif dan konkret akan diambil untuk mencapai misi besar ini.
