PT TBS Energi Utama Tbk mengalami tantangan keuangan yang signifikan dalam periode yang berakhir pada 30 September 2025. Perusahaan ini mencatat rugi bersih sebesar US$127,89 juta, mengalami penurunan drastis dibandingkan dengan laba sebelumnya yang tercatat sebesar US$54,43 juta dalam periode yang sama tahun lalu.
Penurunan kinerja ini disebabkan oleh kerugian besar akibat divestasi dua anak perusahaan, yaitu PT Gorontalo Listrik Perdana dan PT Minahasa Cahaya Lestari. Kerugian dari kedua entitas tersebut mencapai total sekitar US$96,9 juta, yang berkontribusi signifikan terhadap kinerja laporan laba rugi konsolidasian.
Selain itu, pendapatan dari emiten yang terafiliasi dengan tokoh bisnis terkemuka itu juga mengalami penurunan. Tercatat pendapatan mencapai US$288,17 juta, turun 14,4% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai US$336,65 juta.
Penyebab Penurunan Pendapatan yang Drastis
Jika ditelusuri lebih jauh, penurunan pendapatan ini sangat dipengaruhi oleh anjloknya penjualan batu bara. Angka penjualannya merosot hingga 62,62% menjadi US$74,98 juta, mencerminkan pergeseran signifikan dalam strategi bisnis perusahaan.
Perusahaan kini berfokus pada pengelolaan limbah, yang terlihat dari peningkatan pendapatan dari layanan treatment dan pembuangan limbah. Pendapatan dari sektor ini mencatatkan kenaikan lebih dari 11 kali lipat, mencapai US$111,9 juta, suatu langkah penting dalam diversifikasi usaha TOBA.
Meskipun terdapat peningkatan dalam sektor tertentu, beban pokok pendapatan perusahaan tetap tinggi. Total beban mencapai US$266,14 juta, yang mengakibatkan laba bruto menurun tajam menjadi hanya US$22,03 juta, jauh lebih rendah dibandingkan laba bruto pada tahun sebelumnya sebesar US$78,34 juta.
Dampak Kerugian terhadap Operasional Perusahaan
Secara keseluruhan, TBS Energi Utama mengalami rugi usaha sebesar US$11,31 juta, berbeda jauh dari laba operasi sebesar US$92,61 juta yang dicatatkan pada kuartal III tahun 2024. Hal ini menunjukkan kesulitan yang dialami perusahaan dalam mempertahankan kinerja operasional yang positif.
Dari segi arus kas, perusahaan juga mencatat tekanan yang cukup berat. Arus kas dari aktivitas operasi mengalami defisit sebesar US$20,45 juta, berbanding terbalik dengan posisi positif sebelumnya yang mencapai US$105,64 juta pada tahun lalu.
Disisi lain, investasi yang dilakukan perusahaan menyerap kas hingga US$296,39 juta, menunjukkan pertumbuhan yang agresif meskipun dalam kondisi yang tidak menguntungkan. Pendanaan yang tinggi untuk investasi ini perlu diperhatikan agar tidak menyebabkan ketidakseimbangan finansial.
Perubahan pada Aset dan Ekuitas Perusahaan
Total aset TBS pada akhir September 2025 juga mengalami penurunan signifikan menjadi US$805,7 juta. Penurunan ini mencerminkan dampak dari kerugian yang dialami sebelumnya dan keputusan strategis untuk divestasi beberapa entitas.
Begitu pula, total ekuitas perusahaan menyusut menjadi US$238,1 juta, turun drastis dari angka US$436,7 juta pada akhir tahun lalu. Penurunan nilai ekuitas ini menandakan tantangan besar yang dihadapi TBS dalam menjaga stabilitas finansialnya.
Saham TBS juga berada dalam tekanan yang cukup signifikan. Terjadi koreksi harga saham hingga 31,73% dalam satu bulan terakhir, mencerminkan kekhawatiran investor akan kinerja keuangan yang buruk tersebut.
Dalam perdagangan terkini, saham TOBA mengalami penurunan 15% ke level harga 850 hingga akhir sesi pertama pada Rabu, 29 Oktober 2025. Pelaku pasar tampak semakin cemas dengan kondisi perusahaan yang saat ini menghadapi berbagai tantangan baik dari sisi operasional maupun finansial.
Secara keseluruhan, situasi yang dihadapi PT TBS Energi Utama menunjukkan perlunya revisi strategi perusahaan untuk masa depan. Mengingat pergeseran pasar dan kebutuhan untuk beradaptasi, perencanaan yang matang akan menjadi kunci keberlangsungan usaha perusahaan dalam menghadapi tantangan yang ada di industri energi dan pengelolaan limbah ini.
Dengan segala tantangan yang ada, penting bagi perusahaan untuk mengidentifikasi langkah-langkah konkret agar dapat kembali ke jalur pertumbuhan yang positif. Kinerja yang solid di sektor pengelolaan limbah bisa menjadi titik awal yang baik untuk mewujudkan hal tersebut.
