Kasus Evelina F. Pietruschka yang berkaitan dengan Wanaartha Life terus mengemuka dan mencuri perhatian publik. Sejak tahun 2019, keberadaan Evelina menjadi misteri di industri asuransi Indonesia, terutama setelah posisi pentingnya sebagai Presiden Direktur dan Komisaris di Wanaartha Life.
Nama Evelina menjadi sorotan tajam ketika banyak nasabah yang merasa ditipu oleh skema yang melibatkan Wanaartha. Berbagai upaya hukum sedang dilakukan untuk menuntut pertanggungjawabannya, namun hingga kini ia masih buron.
Karier Evelina di dunia asuransi cukup panjang dan berpengaruh. Dengan sejumlah jabatan penting yang pernah diembannya dalam berbagai asosiasi, reputasi dan pengaruhnya dalam industri ini tidak bisa dipandang sebelah mata.
Perjalanan Karier Evelina di Industri Asuransi yang Panjang
Evelina memulai kariernya dalam industri perasuransian dengan menjadi Presiden Direktur Wanaartha Life pada tahun 1999. Keputusannya untuk mengambil peran kepemimpinan di perusahaan asuransi terkemuka menunjukkan ambisinya yang kuat untuk berkembang.
Setelah menjabat sebagai Presiden Direktur, Evelina naik jabatan menjadi Presiden Komisaris pada tahun 2011. Selama kariernya, ia terlibat dalam berbagai organisasi asuransi yang membuatnya dikenal luas di kalangan profesional di bidang ini.
Dalam rentang waktu 2001 hingga 2002, Evelina menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Asuransi Indonesia, sebuah posisi yang kemudian diubah menjadi Ketua pada tahun 2002 hingga 2005. Posisi-posisi ini membuka banyak kesempatan bagi Evelina untuk berasosiasi dengan individu dan organisasi berpengaruh lainnya.
Evelina juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia hingga tahun 2011, memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan industri asuransi jiwa di Indonesia. Selain itu, ia dikenal sebagai Ketua Federasi Asosiasi Perasuransian Indonesia pada periode 2007 hingga 2008, yang menunjukkan kekuatannya di tingkat nasional.
Kariernya melampaui batas negara dengan turut serta di tingkat regional sebagai Sekretaris Jenderal ASEAN Insurance Council. Dengan gelar Master dari Pepperdine University, Evelina memiliki latar belakang akademis yang solid di belakang kesuksesannya.
Upaya Penegak Hukum dalam Mencari Evelina
Kasus Evelina tak hanya menjadi perhatian publik, tetapi juga menuntut kerja sama internasional. Penegak hukum Indonesia sedang melakukan upaya untuk menangkapnya, berkolaborasi dengan Interpol untuk melacak keberadaannya di luar negeri.
Menurut Sekretaris NCB Interpol, Untung Widyatmoko, anak Evelina, Rezanantha, sempat ditangkap di California. Namun, ia berhasil bebas setelah membayar uang jaminan, sebuah tindakan yang seringkali diambil oleh para pelaku tindak pidana ekonomi.
Upaya ini menjadi lebih rumit karena banyak pelaku kejahatan ekonomi yang mampu menyewa pengacara terkemuka untuk menantang proses hukum mereka. Untung mengekspresikan tekad pihak berwenang dengan menyatakan, “Jangan kira kami hanya diam. Kami terus bekerja.”
Pihak Interpol Indonesia berusaha membuka komunikasi dengan lembaga-lembaga di AS, termasuk U.S. Department of Homeland Security dan FBI, untuk mendapatkan bantuan dalam menangkap keluarga Pietruschka. Semua lengan hukum dikerahkan untuk mengatasi situasi ini.
Meskipun sibuk dengan penyelidikan, penegak hukum menyadari bahwa waktu terus berjalan. Kasus ini telah berjalan cukup lama dan trauma yang dialami oleh para nasabah semakin mendalam.
Investigasi Swadaya oleh Korban Wanaartha
Salah satu nasabah, yang telah menunggu lama untuk mendapatkan kejelasan, bertekad mengunjungi California demi menemui Evelina. Kunjungan ini menunjukkan betapa besar harapan dan rasa keinginan yang dimiliki oleh korban untuk menemukan kejelasan dalam kasus yang merugikan mereka.
Menurut keterangan dalam video, dua nasabah yang mengunjungi kompleks perumahan di Beverly Hills menghadapi kendala saat berusaha untuk masuk. Mereka dihadang oleh satpam yang ditugaskan untuk menjaga akses masuk ke kompleks tersebut.
Saat satpam menelpon, terungkap bahwa Evelina sendiri mengangkat telepon tersebut. Namun, upaya mereka untuk bertemu ditolak halus dengan alasan bahwa mereka tidak bisa masuk ke dalam kompleks.
Situasi ini menambah rasa frustrasi bagi para nasabah yang merasa diterlantarkan. Evelina secara tegas menolak untuk berkomunikasi langsung dengan mereka, yang menambah kepedihan bagi mereka yang ingin mempertanyakan situasi keuangan mereka.
Keberadaan Evelina dan Aset yang Mewah
Sumber informasi yang diambil dari data publik menunjukkan bahwa Evelina memiliki aset rumah mewah di Beverly Hills. Properti tersebut diperkirakan bernilai miliaran rupiah, menunjukkan bahwa dia hidup dalam kemewahan meskipun banyak nasabah yang kehilangan uang mereka.
Meski informasi ini tersedia di publik, pihak yang berkepentingan belum dapat memverifikasi kebenarannya. Harga rumah yang mencapai jutaan dolar di pasar real estat AS semakin menunjukkan pertentangan antara kehidupan mewah Evelina dan penderitaan nasabahnya.
Hal ini memperkuat keinginan korban untuk mencari keadilan dan memastikan bahwa tindakan hukum yang tepat diambil terhadap Evelina. Situasi ini merupakan gambaran nyata dari ketidakadilan yang dirasakan oleh banyak orang saat berjuang menghadapi kasus ini.
Dengan segala kesulitan dan tantangan yang ada, harapan untuk keadilan masih ada. Para korban tetap berupaya untuk menemukan jalan di tengah ketidakpastian, serta mencari pemulihan dari kerugian yang mereka alami.
