Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan tren positif dengan lonjakan yang signifikan dalam perdagangan hari ini, Senin (20/10/2025). Setelah melewati minggu lalu yang mencatatkan penurunan, IHSG berhasil bangkit dan mencatatkan penguatan yang patut diperhatikan.
Pada penutupan perdagangan, IHSG ditutup naik 2,19% pada level 8.088,98. Kenaikan ini dipicu oleh penguatan saham-saham dari sektor perbankan, khususnya yang tergabung dalam kelompok bank negara, yang menjadi penggerak utama indeks hari ini.
Dari total 810 saham yang diperdagangkan, sebanyak 510 saham mengalami penguatan, sementara 183 saham mengalami penurunan, dan 117 saham stagnan. Aktivitas transaksi juga tergolong ramai dengan total perdagangan mencapai Rp 22,53 triliun, melibatkan 34,68 miliar saham dengan 2,36 juta kali transaksi.
Pengaruh Sektor Keuangan pada Kinerja IHSG Hari Ini
Sektor finansial menjadi pendorong utama yang menguatkan IHSG pada hari ini. Saham-saham bank besar mengalami lonjakan signifikan, mencatatkan kenaikan lebih dari 5% pada perdagangan hari ini.
Saham BRI tercatat naik 5,14%, BCA naik 5%, BMRI naik 6,17%, BBTN melonjak 8,33%, dan BBNI meningkat 6,32%. Kenaikan saham-saham perbankan ini berkontribusi besar terhadap penguatan indeks, dengan BRI menyumbang 36,41 poin, dan saham lainnya turut berkontribusi signifikan.
Walaupun ada penguatan pada hari ini, para investor perlu tetap waspada terhadap potensi volatilitas. Ketidakpastian geopolitik yang terjadi baik di dalam maupun luar negeri dapat menciptakan kondisi pasar yang berisiko tinggi, sehingga perlu strategi investasi yang cermat.
Kompleksitas Tantangan Ekonomi di Tengah Pergerakan Pasar
Minggu lalu, IHSG menghadapi tantangan yang cukup berat, termasuk penurunan lebih dari 3% dalam perdagangan intraday. Hal ini menjadi sorotan, terutama dalam konteks perkembangan ekonomi global yang tidak menentu.
Pada saat yang sama, hari ini juga menjadi hari yang penting, karena menandai satu tahun pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Dalam kurun waktu tersebut, sejumlah kebijakan besar telah diluncurkan, termasuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang bertujuan meningkatkan kualitas gizi masyarakat.
Program ini diharapkan dapat menjangkau 82,9 juta penerima manfaat. Namun demikian, pelaksanaan program menghadapi sejumlah tantangan, seperti inefisiensi dalam rantai pasok dan distribusi di daerah terpencil, yang perlu ditangani untuk mencapai keberhasilan.
Inisiatif dan Kebijakan Baru dalam Pembangunan Nasional
Selain MBG, pemerintah juga mencanangkan Sekolah Rakyat yang berfokus pada peningkatan akses pendidikan. Dengan 165 Sekolah Rakyat Rintisan yang telah diresmikan, pemerintah berkomitmen memberikan pendidikan yang merata kepada seluruh lapisan masyarakat.
Rencana pembangunan gedung sekolah permanen di 108 lokasi dimulai pada bulan Oktober 2025. Diharapkan, proyek ini dapat rampung pada Juli 2026, sejalan dengan target peningkatan kualitas pendidikan nasional.
Di sisi korporasi negara, langkah efisiensi terus dilakukan dengan pengurangan jumlah BUMN dan pembentukan Daya Anagata Nusantara sebagai lembaga pengelola investasi strategis. Tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk memperkuat kinerja BUMN dan menarik minat investasi dari pihak swasta dalam proyek-proyek nasional.