PT Segar Kumala Indonesia Tbk (BUAH) baru-baru ini mengumumkan rencana pemecahan nilai nominal sahamnya dari Rp50 menjadi Rp25 per saham. Keputusan ini diambil setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 1 Oktober 2025 yang lalu.
Manajemen BUAH menjelaskan bahwa pemecahan saham bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham di pasar. Dengan langkah ini, diharapkan akan mendorong lebih banyak investor untuk berpartisipasi dalam perdagangan saham perusahaan.
Dalam keterbukaan informasi, manajemen juga menyampaikan bahwa perubahan ini dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di pasar modal. Hal ini menunjukkan bahwa BUAH berkomitmen terhadap transparansi dan kepatuhan pada regulasi yang ditetapkan oleh otoritas terkait.
Pentingnya Pemecahan Saham dalam Strategi Perusahaan
Pemecahan saham atau stock split sering kali dipilih oleh perusahaan untuk mencapai sejumlah tujuan strategis. Salah satu tujuannya adalah meningkatkan daya tarik bagi investor dengan menurunkan harga per saham ke level yang lebih terjangkau.
Ketika harga saham tinggi, investor pemula mungkin merasa kesulitan untuk membeli saham tersebut. Dengan pemecahan saham yang diusulkan, perusahaaan berharap dapat memperluas basis investornya. Hal ini tentu berpotensi menciptakan permintaan yang lebih tinggi terhadap saham BUAH.
Selain itu, pemecahan saham dapat berdampak positif pada indeks saham perusahaan. Dengan jumlah saham yang meningkat, ada kemungkinan bahwa pergerakan saham dalam indeks akan menjadi lebih signifikan, yang dapat meningkatkan eksposur perusahaan di mata investor.
Proses Pelaksanaan Stock Split di Bursa Efek
Jadwal pelaksanaan pemecahan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencakup beberapa tahapan krusial. Pertama, perdagangan saham dengan nilai nominal lama akan berakhir pada 21 Oktober 2025 dan saham baru akan mulai diperdagangkan pada 22 Oktober 2025.
Penting untuk dicatat bahwa penentuan pemegang saham yang berhak menerima pembagian saham hasil pemecahan dijadwalkan pada 23 Oktober 2025. Ini adalah langkah penting agar pemegang saham yang terdaftar dapat memperoleh saham sesuai dengan tindakan korporasi ini.
Sedarahnya, distribusi saham hasil pemecahan akan dilakukan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada 24 Oktober 2025, yang juga menandai hari pertama perdagangan saham dengan nilai nominal baru. Proses ini diharapkan berjalan lancar dan transparan.
Impak Stock Split Bagi Pemegang Saham dan Investor
Pemecahan saham seperti ini dapat memiliki dampak yang bervariasi bagi pemegang saham. Pemegang saham yang sudah ada akan melihat jumlah saham yang mereka miliki meningkat, meskipun nilai total investasi mereka tidak berubah.
Di sisi lain, bagi investor baru, pemecahan saham membuka peluang untuk berinvestasi di perusahaan yang sebelumnya mungkin dianggap terlalu mahal. Hal ini dapat menjadi kesempatan baik bagi mereka yang ingin memasuki pasar saham dengan modal yang relatif lebih kecil.
Namun, investor juga perlu berhati-hati dan melakukan analisis lebih dalam sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Meskipun harga saham per unit lebih murah, ini tidak selalu menjamin pertumbuhan nilai saham di masa depan.