Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru saja mengumumkan kebijakan baru yang mengejutkan dunia perdagangan, dengan menaikkan tarif barang impor dari China hingga 100%. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada 1 November 2025 dan menjadi langkah signifikan sebagai respons terhadap tindakan China dalam memperketat ekspor logam tanah jarang, yang merupakan komponen penting dalam berbagai produk teknologi.
Logam tanah jarang yang diproduksi oleh China mencakup lebih dari 90% dari total pasokan global. Bahan ini sangat vital tidak hanya untuk kendaraan listrik tetapi juga untuk radar militer dan mesin pesawat terbang, yang menjadikan kebijakan ini berpotensi berisiko bagi banyak industri di seluruh dunia.
Dengan pengumuman ini, Trump menyatakan bahwa ia tidak punya pilihan lain selain mengambil langkah keras ini untuk melindungi kepentingan ekonominya. Menghidupkan kembali ketegangan yang sudah ada dalam perang dagang, langkah ini menunjukkan betapa seriusnya keadaan yang dihadapi para pelaku industri.
Selain meningkatkan tarif, Trump juga mengancam untuk memperkenalkan kontrol ekspor terhadap perangkat lunak kritis dari Amerika Serikat ke China. Hal ini memicu kekhawatiran lebih lanjut di kalangan investor dan pemerintah di seluruh dunia.
Kejutan Ekonomi dan Implikasi Pasar Keuangan Global
Pernyataan Trump melalui media sosialnya menimbulkan guncangan signifikan di pasar keuangan global. Dalam waktu singkat, indeks S&P 500 jatuh lebih dari 2%, mencatat penurunan satu hari terbesar sejak bulan April 2025. Volatilitas ini mencerminkan dampak langsung dari kebijakan perdagangan yang ketat tersebut.
Investor beralih ke aset yang dianggap lebih aman seperti emas dan obligasi pemerintah AS, sementara nilai tukar dolar pun mengalami penurunan terhadap banyak mata uang asing. Terpuruknya nilai saham teknologi menjadi salah satu indikator langsung dari dampak negatif pengumuman ini.
Craig Singleton, seorang pakar China, menjelaskan bahwa pernyataan Trump dapat menjadi sinyal bahwa gencatan senjata tarif di era sebelumnya kini berakhir. Ini menunjukkan bahwa ketegangan yang mereda mungkin kini kembali memanas akibat langkah-langkah sepihak dari masing-masing negara.
Trump juga mengungkapkan bahwa ia telah menerima informasi dari beberapa negara lain yang merasa marah terhadap kebijakan China. Menurutnya, mereka merasa terkejut dengan keputusan Beijing, mengingat hubungan baik yang terjalin antara AS dan China dalam waktu dekat.
Persepsi ini menggambarkan betapa kompleknya hubungan perdagangan global, di mana satu perubahan kecil dapat menyebabkan dampak yang begitu besar bagi banyak pemain internasional.
Strategi Ekonomi dan Ketegangan Diplomatik yang Meningkat
Dalam merespons langkah-langkah China, Trump menegaskan bahwa tindakan Beijing adalah tantangan yang harus dihadapi. Menurutnya, untuk setiap elemen yang berhasil dimonopoli oleh China, AS memiliki kekuatan yang setara untuk melawan. Hal ini menunjukkan bagaimana kedua negara saling bersaing dalam menciptakan dominasi di pasar global.
Sementara itu, Gedung Putih dan Kedutaan Besar China di Washington menolak memberikan komentar terkait situasi ini. Menunjukkan bagaimana situasi diplomatik semakin sulit untuk dinegosiasikan saat ini. Penurunan standar komunikasi mungkin menambah ketegangan yang ada, mengingat kedua belah pihak tampaknya lebih memilih untuk tidak berdiplomasi.
Pemerintah Trump juga memperkenalkan beberapa langkah lanjutan lainnya, seperti pengusulan larangan bagi maskapai penerbangan China untuk terbang di atas wilayah Rusia, dalam rute menuju AS. Ini adalah bagian dari strategi yang lebih besar untuk mengontrol dan membatasi pengaruh ekonomi China di berbagai sektor.
Rencana lain juga menyangkut larangan terhadap banyak listing barang elektronik asal China di situs-situs besar AS. Langkah ini semakin memperjelas bahwa kebijakan perdagangan yang lebih agresif sedang diterapkan oleh pemerintah saat ini.
Dengan bertambahnya elemen baru ke dalam daftar kendali ekspor, dan wajibnya perusahaan tanah jarang asing untuk mematuhi regulasi China, para analis mulai khawatir akan masa depan hubungan perdagangan yang bisa semakin memburuk.
Momen Penting untuk Pertemuan Trump dan Xi di APEC
Semua ketegangan ini menambah bobot pada pertemuan puncak yang direncanakan antara Trump dan Xi di forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), yang akan berlangsung di Korea Selatan. Analis mulai menganggap pertemuan ini sebagai titik krusial dalam menentukan arah hubungan perdagangan antara kedua raksasa ekonomi ini.
Scott Kennedy, seorang pakar bisnis dan ekonomi China, menjelaskan bahwa situasi menjelang pertemuan akan menjadi sangat krusial. Baik Trump maupun Xi dihadapkan pada tekanan yang meningkat untuk membuat konsesi demi menghindari perburukan lebih lanjut dalam hubungan bilateral.
Para pemimpin berharap bahwa dengan meningkatnya tekanan dari masing-masing negara, pihak lain akan bersedia untuk melakukan konsesi sebelum pertemuan tersebut. Namun, jika kondisi ini berlanjut, ada kemungkinan besar bahwa kesepakatan yang diharapkan di APEC akan sulit untuk dicapai.
Ketidakpastian di pasar global, serta ketegangan dalam hubungan diplomatik, semakin menciptakan suasana yang mengkhawatirkan. Pentingnya langkah-langkah strategis yang diambil sekarang dapat menentukan masa depan banyak industri dan negara di seluruh dunia.
Dengan situasi yang terus berkembang, pergerakan dunia usaha dan diplomat dari kedua negara akan sangat diperhatikan oleh para pengamat global dalam waktu-waktu mendatang.