Jakarta, pada satu hari yang bersejarah, perusahaan infrastruktur terkemuka, PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG), melaksanakan penjualan saham treasuri yang sangat signifikan. Transaksi ini bukan hanya sekadar pertukaran saham, melainkan juga gambaran dari dinamika pasar dan strategi perusahaan dalam memaksimalkan sumber daya finansial yang dimiliki.
Penjualan saham ini melibatkan jumlah yang tidak sedikit, yaitu 350 juta lembar saham, yang dijual kepada pengendali perseroan, Bersama Digital Infrastructure Asia Pte Ltd. Harga per saham yang ditetapkan dalam penjualan ini adalah Rp2.138, sehingga keseluruhan nilai transaksi tercatat mencapai Rp749 miliar.
Periode pelaksanaan penjualan saham ini berlangsung pada tanggal 27 Oktober 2025. Sebelumnya, TBIG telah mengumumkan niat tersebut, namun harga pelaksanaan baru disampaikan setelah penjualan dilakukan, menandakan transparansi dalam proses ini dan upaya menjalin komunikasi baik dengan para pemangku kepentingan.
Rincian Penjualan Saham dan Hasil Buyback
Informasi lebih lanjut mengenai penjualan saham ini juga merinci aktivitas pengembalian saham (buyback) yang telah dilaksanakan sebelumnya. Dalam transaksi buyback tersebut, sebanyak 81,585,300 lembar saham berhasil dijual kembali di harga Rp2.055 per lembar, memberikan nilai total sekitar Rp165,65 miliar kepada perusahaan.
Kami juga mencatat bahwa harga rata-rata yang diperoleh perusahaan pada saat buyback adalah Rp2.005 per lembar saham. Dengan perhitungan tersebut, TBIG berhasil meraih keuntungan sebesar Rp2,08 miliar dari transaksi ini, menunjukkan keberhasilan manajemen dalam meraih keuntungan dari saham yang dibeli kembali.
Namun, terdapat tantangan tersendiri dalam hal pengelolaan saham buyback tersebut. Saat ini, masih ada 20,460,700 lembar saham hasil buyback yang belum dijual kembali. Ini menunjukkan bahwa TBIG harus terus mengawasi pasar untuk menunggu momen yang tepat guna menjual sisa saham tersebut.
Strategi Buyback dan Dampaknya terhadap Perusahaan
TBIG juga mengumumkan rencana yang lebih luas terkait strategi buyback yang direncanakan berlangsung secara bertahap. Rencana ini dimulai pada tanggal 31 Mei 2024 dan akan terus berlanjut hingga 30 Mei 2025, menandakan komitmen jangka panjang perusahaan dalam pengelolaan sahamnya.
Dari jumlah saham yang akan diambil kembali, direncanakan tidak lebih dari 396.500.000 lembar saham, atau sekitar 1,75% dari total modal ditempatkan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan cukup teliti dalam menetapkan batasan agar tidak menciptakan kesan over-leverage di pasar.
Biaya yang dialokasikan untuk proses buyback ini cukup besar, mencapai Rp800,8 miliar. Rincian biaya tersebut mencakup biaya transaksi, biaya pedagang perantara, dan semua biaya lainnya yang terkait dengan transaksi ini. Pendekatan ini menunjukkan perencanaan yang matang dan memperhitungkan semua aspek keuangan yang terlibat dalam proses tersebut.
Pentingnya Transparansi dan Keterlibatan Pemangku Kepentingan
Dari keseluruhan proses ini, jelas bahwa transparansi menjadi kunci dalam membangun kepercayaan di kalangan pemangku kepentingan. Dengan melakukan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia mengenai semua langkah strategis, TBIG menunjukkan komitmennya untuk beroperasi secara etis dan terbuka kepada publik.
Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi investor yang telah berinvestasi dalam perusahaan, tetapi juga untuk calon investor yang mempertimbangkan untuk berinvestasi. Dengan informasi yang akurat dan terkini, para pemegang saham dapat mengambil keputusan yang lebih baik terkait investasi mereka.
Strategi ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan, tetapi juga menciptakan stabilitas di pasar, yang sangat urgen dalam bidang infrastruktur yang sering kali volatile. Selain itu, keterlibatan pemangku kepentingan merupakan elemen penting dalam menjaga reputasi dan performa perusahaan di mata pasar.
