PT Kimia Farma (KAEF), sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang farmasi, telah mengumumkan langkah strategis untuk menjual 38 asetnya dengan total nilai Rp2,1 triliun. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya restrukturisasi yang bertujuan untuk memastikan keberlangsungan dan kesejahteraan perusahaan di masa yang akan datang.
Dalam laporan keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), disebutkan bahwa penjualan aset akan dilakukan secara bertahap. Satu aset yang dijadwalkan dijual pada bulan Desember 2025 memiliki nilai Rp347 miliar, sementara 37 aset lainnya, yang total nilainya mencapai Rp1,8 triliun, direncanakan akan dijual antara tahun 2026 hingga 2029.
Strategi ini mencerminkan upaya KAEF untuk memperbaiki kinerja finansial melalui sejumlah langkah efisiensi dan perbaikan fundamental perusahaan. Hasil dari langkah-langkah ini mulai terlihat dengan peningkatan kinerja yang tercatat pada semester I-2025.
Analisis Kinerja Keuangan Kimia Farma di Semester I Tahun 2025
Selama semester I-2025, KAEF menunjukkan perbaikan signifikan dalam margin laba kotor dan pengurangan beban usaha. Laporan keuangan yang telah diperiksa oleh auditor independen menunjukkan bahwa persentase laba kotor terhadap penjualan meningkat menjadi 35,7%, naik dari 30,3% yang tercatat pada periode yang sama tahun 2024.
Peningkatan tersebut merupakan indikator kesehatan finansial perusahaan yang lebih baik. Di sisi lain, beban usaha KAEF juga turun signifikan, dengan penurunan mencapai 14,3% menjadi Rp1,5 triliun dibandingkan dengan semester yang sama tahun lalu.
Dari hasil perbaikan ini, KAEF berhasil memangkas kerugian yang dialaminya. Kerugian semester I-2025 tercatat hanya sebesar Rp135,6 miliar, sebuah pencapaian yang menunjukkan penurunan sebesar 56,6% dibandingkan dengan kerugian yang dialami pada semester I-2024 yang mencapai Rp312,2 miliar.
Strategi Penjualan Aset untuk Meningkatkan Likuiditas Perusahaan
Panjang jalan untuk meraih kemandirian finansial tidaklah mudah bagi KAEF. Penjualan 38 aset yang direncanakan adalah salah satu langkah besar untuk meningkatkan likuiditas perusahaan. Dengan memanfaatkan dana dari penjualan tersebut, KAEF berharap dapat memperbaiki neraca keuangannya secara keseluruhan.
Proses penjualan ini diharapkan tidak hanya memberikan suntikan modal, tetapi juga merampingkan struktur aset perusahaan. Dengan melakukan efisiensi pada aset-aset yang tidak produktif, KAEF dapat lebih fokus pada pengembangan produk dan layanan yang lebih mendatangkan keuntungan.
Dalam rangka mencapai tujuan ini, KAEF juga tengah merangkul berbagai inovasi dan strategi pemasaran untuk meningkatkan daya tarik produk mereka di pasaran. Langkah ini akan menjadi faktor penting dalam mendukung keseluruhan restrukturisasi yang sedang dilaksanakan.
Implementasi Efisiensi dan Perbaikan Fundamental Perusahaan
KAEF juga berkomitmen untuk terus menerapkan efisiensi di berbagai aspek operasional. Hal ini mencakup pengurangan biaya produksi dan pengoptimalan rantai pasokan, yang akan berdampak positif terhadap profitabilitas perusahaan. Dengan perbaikan ini, diharapkan KAEF bisa bersaing lebih baik di industri farmasi yang semakin ketat.
Perbaikan fundamental perusahaan juga dilakukan dengan memperkuat manajemen dan pengawasan terhadap keuangan. KAEF menyadari bahwa manajemen yang baik akan berpengaruh langsung terhadap keberhasilan implementasi strategi yang telah ditetapkan.
Peningkatan transparansi dalam laporan keuangan menjadi salah satu fokus KAEF untuk mendapatkan kepercayaan investor. Dengan menyediakan informasi yang lebih jelas dan akurat, KAEF berupaya untuk menarik lebih banyak minat dari pasar dan investor.
