Deposito merupakan pilihan investasi yang banyak dipilih oleh masyarakat Indonesia untuk menyimpan uang secara aman. Keuntungan utama dari investasi ini adalah jaminan yang ditawarkan serta imbal hasil yang stabil, menjadikannya alternatif yang menarik dibandingkan instrumen investasi yang lebih berisiko seperti saham atau kripto.
Dengan adanya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), simpanan dalam bentuk deposito mendapatkan perlindungan tambahan, menjadikan skema ini minim risiko. Selain itu, nasabah dapat memilih jangka waktu simpan sesuai kebutuhan, mulai dari 1 bulan hingga lebih dari 12 bulan, memberikan fleksibilitas dalam manajemen keuangan.
Dinamika suku bunga deposito di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kebijakan Bank Indonesia (BI). Hal ini membuat nasabah harus memahami perubahan suku bunga yang terjadi secara periodik demi keuntungan investasi yang optimal.
Pentingnya Memahami Kebijakan Suku Bunga Dasar Bank Indonesia
Bank Indonesia memiliki tanggung jawab penting dalam menjaga stabilitas perekonomian nasional, salah satunya melalui penetapan suku bunga acuan. Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) terakhir, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75%, untuk menjaga inflasi agar tetap dalam kontrol.
Keputusan ini sejalan dengan tujuan untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah di tengah ketidakpastian ekonomi global. Pertahankan suku bunga di level ini juga membantu mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia.
Pengaruh dari kebijakan BI ini jelas terasa di tingkat suku bunga deposito berbagai bank yang ada di Indonesia. Beberapa bank besar mengalami penurunan suku bunga deposito pada bulan Oktober 2025 dibandingkan bulan sebelumnya, menunjukkan adaptasi terhadap kebijakan moneter yang ada.
Perbandingan Suku Bunga Deposito di Berbagai Bank
Bank BRI, salah satu bank besar di Indonesia, mencatatkan penurunan suku bunga deposito pada Oktober 2025. Penurunan ini mencapai kisaran 0,35% hingga 0,50% untuk semua tenor, menjadikannya salah satu bank dengan suku bunga yang lebih rendah.
BRI menawarkan berbagai pilihan tenor yang bervariasi, mulai dari 1 bulan hingga 36 bulan, sesuai kebutuhan nasabah. Keputusan untuk menempatkan dana deposito di BRI harus mempertimbangkan penurunan suku bunga tersebut.
Di sisi lain, PT Bank Mandiri juga mempertahankan suku bunga deposito pada level yang sama dengan bulan sebelumnya, yang berkisar antara 2,25% hingga 2,50%. Tambahan pilihan pembayaran bunga bulanan atau saat jatuh tempo memberikan fleksibilitas kepada nasabah dalam merencanakan arus kas mereka.
Strategi Berinvestasi Melalui Deposito di Berbagai Bank
Pemilihan bank untuk menyimpan deposito sebaiknya mempertimbangkan suku bunga yang ditawarkan. Misalnya, PT Bank Negara Indonesia (BNI) tetap menawarkan suku bunga berkisar antara 2,25% hingga 3,00%, tergantung pada tenor simpanan dipilih.
Penting bagi nasabah untuk memilih tenor yang lebih panjang, seperti 12 bulan, jika ingin mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi. Keputusan untuk berinvestasi di BNI menawarkan keuntungan bagi mereka yang menghindari risiko dalam investasi.
PT Bank Tabungan Negara (BTN) juga mempresentasikan penawaran menarik dengan suku bunga antara 2,50% hingga 3,00%. BTN menciptakan produk deposito yang diorientasikan untuk nasabah baik individu maupun korporasi, dan menawarkan pilihan tenor yang beragam.
Menghadapi Tantangan dalam Suku Bunga Deposito
Gubernur BI, Perry Warjiyo, telah mengakui lambatnya penurunan suku bunga deposito meski BI telah melakukan pemangkasan suku bunga acuan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kebijakan moneter sudah dilaksanakan, efeknya belum sepenuhnya terasa di sektor perbankan.
Perry menyebutkan tantangan dalam menurunkan suku bunga dana pihak ketiga sekaligus suku bunga kredit menjadi perhatian utama BI. Dalam usaha mempercepat transmisi kebijakan moneter, penempatan dana pemerintah di sektor perbankan menjadi salah satu strategi yang akan terus dibangun.
Ke depan, nasabah harus lebih cermat dalam memilih bank untuk deposito, sambil terus memantau perkembangan suku bunga dari BI. Kedisiplinan dalam memonitor perkembangan suku bunga ini dapat memberikan keuntungan jangka panjang untuk kekayaan nasabah.
