Kementerian Keuangan (Kemenkeu) baru-baru ini memberikan perhatian serius terhadap peningkatan populasi lansia yang diperkirakan akan mulai meningkat dalam lima tahun ke depan. Seiring dengan berkurangnya jumlah generasi muda yang menjadi pilar utama dalam pertumbuhan ekonomi, kebutuhan untuk mendapatkan jaminan dana pensiun yang cukup menjadi semakin mendesak.
Saat ini, banyak rumah tangga lansia di Indonesia masih bergantung pada dukungan finansial dari anggota keluarga yang masih aktif bekerja, dengan lebih dari 80% pendapatan mereka berasal dari keluarga. Fenomena ini mencerminkan tantangan besar, di mana lansia kerap terjebak dalam situasi yang sulit akibat ketergantungan finansial tersebut.
Direktur Pengembangan Dana Pensiun, Asuransi, dan Aktuaria Kementerian Keuangan, Ihda Muktiyanto, menyatakan bahwa istilah “sandwich generation” semakin relevan. Kondisi ini menggambarkan bagaimana generasi yang lebih tua mengalami kesulitan dalam menjaga kualitas hidup mereka di masa pensiun karena ketidakcukupan dana pensiun atau hasil investasi yang diperoleh sebelumnya.
Dampak Peningkatan Populasi Lansia di Indonesia
Menjelang tahun 2030, diproyeksikan bahwa jumlah lansia per 100 orang yang berada dalam usia produktif akan terus meningkat. Kenaikan ini menciptakan berbagai tantangan bagi generasi yang lebih muda, yang akan menghadapi beban ekonomi yang lebih berat untuk mendukung populasi lansia. Hal ini bisa berpotensi menambah tekanan sosial dan ekonomi di masyarakat.
Kondisi ini memerlukan perhatian dan tindakan pemangku kepentingan agar jaminan sosial untuk lansia dapat terpenuhi. Manfaat dari program pensiun, baik yang bersifat wajib maupun sukarela, menjadi sangat penting dalam irisan ini untuk mengurangi beban kepada generasi yang berada di antara dua tumpuan tanggung jawab.
Pentingnya menyediakan sistem pensiun yang inklusif dan berkelanjutan menjadi sorotan. Dalam hal ini, keberadaan program jaminan sosial untuk lansia harus diperkuat untuk memutus rantai ketergantungan generasi sandwich yang memikul banyak tanggung jawab.
Kebutuhan Jaminan Pensiun untuk Masyarakat Lansia
Dengan semakin banyaknya lansia yang tidak memiliki akses ke jaminan pensiun yang memadai, mereka terpaksa bergantung pada keluarga yang masih bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Situasi ini menimbulkan kecemasan dan tantangan bagi anggota keluarga yang terpaksa harus membagi sumber daya mereka untuk mendukung orang tua mereka sekaligus membesarkan anak-anak mereka.
Fokus utama pemerintah haruslah pada pengembangan infrastruktur pensiun yang dapat mendukung kesejahteraan lansia. Ini termasuk program-program yang mendukung keberlanjutan finansial dan membantu meningkatkan kualitas hidup generasi yang lebih tua di masyarakat.
Pemerintah dan semua stakeholder diharapkan bekerja sama untuk merumuskan dan menerapkan kebijakan yang efektif dalam menangani isu-isu ini. Tanpa langkah konkret, ancaman terhadap jaminan hidup yang layak bagi lansia akan terus berlanjut, merugikan bukan hanya lansia itu sendiri, tapi juga generasi muda dan masyarakat secara keseluruhan.
Langkah Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan untuk Lansia dan Muda
Dengan adanya sistem pensiun yang baik dan inklusif, diharapkan kedua generasi dapat berjalan seiring tanpa saling membebani. Generasi muda perlu memiliki keyakinan dan sumber daya untuk meraih masa depan yang lebih baik, sedangkan lansia seharusnya dapat menikmati masa tua mereka dengan tenang dan sejahtera.
Oleh karena itu, inisiatif untuk menciptakan sistem pensiun yang terintegrasi dan berkelanjutan menjadi sangat penting. Perlu ada platform yang memberikan akses bagi semua kalangan untuk ikut berpartisipasi dan mendapatkan manfaat dari program-program tersebut.
Sebagai penutup, kita harus menyadari bahwa pentingnya sebuah sistem yang memperhatikan kedua generasi dengan cara yang seimbang. Keberhasilan dalam membangun jaminan pensiun yang berkelanjutan akan memberikan dampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat, menciptakan ekosistem yang lebih kuat dan seharusnya menjadi prioritas bagi seluruh stakeholders yang terlibat.