Jakarta, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) memberikan klarifikasi mengenai peran warga negara asing atau ekspatriat dalam jabatan manajerial di perusahaan BUMN. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) adalah salah satu BUMN yang baru-baru ini mengangkat ekspatriat sebagai bagian dari upaya perbaikan manajemen perusahaan.
Managing Director Stakeholder Management and Communications Danantara Indonesia, Rohan Hafas, menyatakan bahwa perekrutan ekspatriat kini menjadi hal yang wajar. Ekspatriat dianggap sebagai tenaga profesional yang bisa membawa nilai tambah dan inovasi dalam manajemen sebuah perusahaan.
Menurut Rohan, keberadaan ekspatriat tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan tetapi juga tidak akan memengaruhi kebijakan politik negara. Mereka diharapkan bisa membawa pengalaman dan pengetahuan yang berharga dan dapat diadopsi oleh perusahaan lokal.
Rohan kemudian menambahkan, dari sisi hukum, ada ketentuan yang mengizinkan penempatan ekspatriat di posisi strategis dalam BUMN. Menurutnya, banyak posisi dalam industri penerbangan yang saat ini diisi oleh profesional asing yang kualifikasinya sudah teruji di berbagai belahan dunia.
Ia juga menjelaskan bahwa industri penerbangan, khususnya, sangat bergantung pada keahlian pilot yang sering kali berasal dari luar negeri. Oleh karena itu, kehadiran ekspatriat di posisi manajerial dinilai sebagai langkah logis untuk bersaing secara global.
Perekrutan Ekspatriat dalam Manajemen Perusahaan BUMN
Chief Executive Officer Danantara, Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa perusahaan akan memperluas kesempatan bagi warga negara asing untuk menduduki posisi manajerial di BUMN. Namun, dia menekankan perlunya analisis mendalam sebelum keputusan perekrutan dibuat.
Menurut Rosan, sosok yang dipilih untuk mengisi kursi manajemen perusahaan BUMN haruslah memiliki pemahaman yang baik tentang industri, mampu beradaptasi dengan teknologi terkini, dan memiliki visi untuk meningkatkan daya saing perusahaan di tingkat internasional.
Proses seleksi yang ketat diharapkan menghasilkan sosok yang memiliki tata kelola manajerial yang sangat baik, dan berkontribusi positif terhadap kinerja perusahaan. Dia menambahkan bahwa keberadaan ekspatriat di jajaran manajemen tidak hanya dikhususkan untuk BUMN, tetapi juga untuk membantu mengurangi potensi masalah yang ada, termasuk korupsi.
Pembicaraan tentang perombakan struktur di Garuda Indonesia menjadi lebih relevan ketika mereka baru saja melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Dalam rapat tersebut, terjadi sejumlah pengangkatan dan pemberhentian di jajaran direksi yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Dalam RUPSLB, pemegang saham GIAA sepakat untuk memperbarui struktur manajemen dengan pemilihan Glenny H. Kairupan sebagai direktur utama yang baru, menggantikan Wamildan Tsani. Selain itu, dua ekspatriat juga diangkat untuk memperkuat tim manajerial.
Menjawab Tantangan Bisnis Melalui Inovasi Manajerial
Kehadiran ekspatriat dalam jajaran direksi Garuda Indonesia diharapkan dapat memberikan perspektif baru dan strategi yang inovatif. CEO Danantara menekankan pentingnya pengalaman yang dimiliki oleh para profesional asing dalam membantu perusahaan mengatasi tantangan yang dihadapi.
Dia menggambarkan proses pemilihan direksi sangat selektif dan melibatkan evaluasi menyeluruh, termasuk bantuan dari konsultan penerbangan yang ahli dalam sektor industri ini. Keputusan ini bertujuan untuk memastikan bahwa Garuda Indonesia dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan pasar global.
Pentingnya manajemen yang efektif dalam perusahaan seperti Garuda tidak boleh diabaikan, terutama mengingat tantangan yang dihadapi industri penerbangan saat ini, termasuk persaingan yang ketat dan perubahan tren pasar. Transformasi yang direncanakan diharapkan dapat memulihkan kepercayaan dan memperkuat posisi Garuda di pangsa pasar.
Dengan adanya dua direktur baru yang berasal dari latar belakang industri penerbangan internasional, diharapkan Garuda bisa menciptakan inovasi dan efisiensi yang lebih baik. Selain itu, tim manajemen yang baru akan didorong untuk mengeksplorasi metode baru dalam melayani pelanggan serta memperbaiki operasional perusahaan.
Rosan menambahkan bahwa transformasi ini bukanlah tugas yang mudah dan memerlukan strategi yang jelas serta implementasi yang cepat. Dia menggarisbawahi perlunya kombinasi antara keahlian lokal dan internasional untuk mencapai keberhasilan yang diinginkan.
Membangun Masa Depan Garuda Indonesia dengan Strategi Jangka Panjang
Secara lebih luas, Rosan melihat reformasi yang sedang dilakukan di Garuda sebagai langkah strategis untuk memperkuat seluruh aspek bisnis. Dia mencatat bahwa investasi yang telah dikeluarkan mencapai $405 juta, dan masih akan ada rencana tambahan untuk memperkuat modal perusahaan.
Strategi ini bukan hanya fokus pada peningkatan finansial tetapi juga dalam hal operasional dan pelayanan. Keberhasilan transformasi ini sangat bergantung pada kemampuan manajemen untuk menjalankan rencana mereka secara efektif dan efisien.
Rosan menekankan bahwa kombinasi kekuatan dari berbagai latar belakang manajerial akan membantu Garuda untuk menghadapi tantangan yang ada dan meningkatkan kualitas layanan yang ditawarkan kepada pelanggan. Hal ini merupakan bagian dari upaya menyeluruh untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan perusahaan di masa depan.
Ia percaya bahwa langkah-langkah yang diambil saat ini akan membantu Garuda Indonesia untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang di dalam pasar penerbangan yang selalu berubah. Akhirnya, harapannya adalah Garuda dapat menjadi maskapai penerbangan yang lebih kompetitif dan memiliki daya saing yang kuat di kancah internasional.
Dengan semua upaya yang dilakukan, Rosan optimis bahwa Garuda Indonesia akan dapat menampilkan kinerja yang lebih baik dalam waktu dekat, serta mencapai tujuannya untuk menjadi salah satu maskapai terkemuka di dunia.
