Perkembangan industri perfilman di Indonesia menunjukkan dinamika yang menarik, terutama dengan adanya emiten jaringan bioskop yang mencatatkan kinerja keuangan yang beragam. Meskipun banyak tantangan yang dihadapi, hasil laporan keuangan menunjukkan adanya harapan dan potensi untuk pertumbuhan di masa mendatang.
Pada periode kuartal III-2025, salah satu emiten bioskop mengalami penurunan laba yang cukup signifikan. Hal ini menarik perhatian banyak pihak karena meski labanya menurun, pendapatan totalnya justru mengalami kenaikan yang positif.
Penurunan Laba dan Peningkatan Pendapatan yang Kontras
Pada kuartal III-2025, emiten jaringan bioskop melaporkan bahwa laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp444,91 miliar. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 16,02% jika dibandingkan dengan tahun lalu yang tercatat sebesar Rp529,77 miliar.
Meski laba mengalami penurunan, total pendapatan perusahaan mencatatkan angka yang menggembirakan. Hingga September 2025, pendapatan perusahaan mencapai Rp4,3 triliun, mencerminkan peningkatan sebesar 0,4% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dalam segmen pendapatan, penjualan tiket bioskop tetap menjadi penyumbang utama. Dengan nilai sebesar Rp2,7 triliun, segmen ini memberikan kontribusi sekitar 62% terhadap keseluruhan pendapatan perusahaan.
Sumber Pendapatan Lain dan Kinerja Segmen Makanan dan Minuman
Di samping penjualan tiket, segmen makanan dan minuman juga menunjukkan perkembangan yang positif. Segmen ini mengalami pertumbuhan sebesar 0,7%, dengan total pendapatan mencapai Rp1,4 triliun, sehingga menyumbang 34% dari total pendapatan perusahaan.
Selain itu, pendapatan dari digital platform juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 27,9%, dengan kontribusi yang mencapai Rp104,5 miliar.
Direktur Utama Cinema XXI turut menyampaikan bahwa meski menghadapi tantangan, kinerja perusahaan tetap optimis. Dia menjelaskan bahwa peningkatan kinerja disebabkan oleh tingginya okupansi di kelas bioskop premium dan peningkatan rata-rata belanja makanan dan minuman per penonton.
Strategi Perusahaan untuk Meningkatkan Kinerja di Masa Depan
Untuk mencapai target kinerja yang lebih baik, perusahaan berkomitmen untuk terus berinovasi. Dalam pernyataan tertulis, Direktur Utama mengungkapkan bahwa disiplin operasional menjadi kunci untuk menjaga kinerja hingga akhir tahun.
Selain itu, perusahaan juga merencanakan pembagian dividen interim sebesar Rp5 per lembar saham. Langkah ini diambil sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk memberikan nilai berkelanjutan kepada pemegang saham.
Dari sisi operasional, total beban dan biaya mencapai Rp3,62 triliun, meningkat dari Rp3,52 triliun. Meskipun biaya operasional naik, perusahaan optimis kinerja finansial akan tetap positif di tahun mendatang.
Peluang dan Tantangan yang Dihadapi Industri Bioskop di Indonesia
Industri bioskop di Indonesia menghadapi serangkaian tantangan yang perlu dikelola dengan bijaksana. Salah satunya adalah perubahan perilaku konsumen yang lebih cenderung memilih fasilitas streaming dibandingkan pergi ke bioskop.
Kendati demikian, kesempatan untuk pertumbuhan tetap ada dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap pengalaman menonton di bioskop. Dengan berbagai inovasi, bioskop dapat menarik kembali penonton dan meningkatkan tingkat okupansi.
Oleh karena itu, pemangku kepentingan di industri ini perlu terus beradaptasi dengan perubahan trend dan preferensi konsumen. Hal ini akan menjadi faktor penentu dalam mencapai keberhasilan jangka panjang di pasar yang kompetitif ini.
