Jakarta, pasca berbagai kebijakan yang diterapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), peningkatan jumlah saham yang beredar di publik semakin menjadi fokus utama. Langkah ini diambil untuk mendorong likuiditas yang lebih baik di pasar modal Indonesia, yang diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor.
Dari pernyataan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon, OJK kini tengah menyusun kebijakan baru mengenai free float. Kebijakan ini akan mengubah cara perhitungan jumlah free float saat pencatatan perdana perusahaan di bursa.
Dengan hanya memperhitungkan saham yang ditawarkan kepada publik dan mengesampingkan pemegang saham yang terlibat sebelum IPO, diharapkan konsep free float dapat lebih dioptimalkan. Dengan kapabilitas ini, pasar diharapkan dapat mengalami peningkatan likuiditas yang lebih signifikannya.
Dalam rapat kerja dengan Komisi XI, Inarno Djajadi mengungkapkan bahwa OJK juga mewajibkan perusahaan baru untuk mempertahankan minimal free float setidaknya selama satu tahun setelah mencatatkan sahamnya. Langkah ini dianggap penting untuk membangun kepercayaan di kalangan investor.
Memperhatikan hal-hal tersebut, OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah finalisasi penyesuaian peraturan terkait otorisasi free float. Semua ini dianggap sangat penting demi kemajuan pasar modal yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.
Pemerintah melalui OJK menjelaskan bahwa faktor-faktor seperti peningkatan likuiditas, nilai pasar, minat investor, dan daya serap pasar harus diperhatikan dalam merumuskan kebijakan berkelanjutan ini. Seluruh elemen ini berkontribusi penting dalam menarik lebih banyak perusahaan untuk go public.
Selain itu, pada emiten yang baru melakukan IPO, masa transisi pertama untuk mempertahankan free float akan berlaku selama satu tahun setelah pencatatan. Hal ini bertujuan untuk memberikan cukup waktu kepada perusahaan agar bisa beradaptasi dengan regulasi yang baru.
Mengenal Konsep Free Float dan Pentingnya bagi Pasar Modal
Free float adalah konsep yang merujuk pada saham yang dapat diperdagangkan oleh publik tanpa adanya batasan. Dalam konteks pasar modal, free float menjadi ukuran penting dari likuiditas suatu saham.
Peningkatan free float dapat menarik lebih banyak investor ritel, yang merupakan tenaga pendorong penting dalam pasar. Dengan lebih banyak saham beredar, diharapkan terjadi lebih banyak transaksi yang dapat memberi dampak positif terhadap harga saham.
Lebih jauh, perusahaan yang memiliki free float tinggi cenderung memiliki kapitalisasi pasar yang stabil. Stabilitas ini dapat menciptakan kepercayaan di kalangan investor, baik lokal maupun asing, untuk berinvestasi lebih dalam di bursa.
Upaya meningkatkan free float menjadi salah satu strategi OJK untuk menciptakan pasar yang lebih dinamis. Sebuah pasar yang dinamis, pada gilirannya dapat memperkuat posisi ekonomi secara keseluruhan.
Sebagai bagian dari strategi ini, OJK juga akan menyediakan pedoman bagi perusahaan yang ingin meningkatkan free float. Pedoman ini akan membantu perusahaan menemukan cara yang paling efektif untuk melakukan penawaran umum saham kepada publik.
Kebijakan Transisi Terkait Free Float bagi Emiten Baru dan Lama
OJK juga menerapkan aturan bahwa emiten baru yang melakukan IPO wajib mempertahankan free float selama satu tahun. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa perusahaan tersebut mampu menarik minat investor jangka panjang.
Selama masa transisi ini, pemerintah berharap emiten dapat memperbaiki situasi likuiditas mereka. Dengan cara ini, diharapkan ada peningkatan dalam jumlah saham yang diperdagangkan di pasar, sekaligus meningkatkan daya tarik perusahaan untuk berinvestasi.
Di sisi lain, bagi emiten yang sudah listing, kewajiban untuk mempertahankan free float juga akan diterapkan dengan masa transisi tiga tahun. Kebijakan ini cukup fleksibel untuk memberikan waktu penyesuaian sambil tetap menjaga stabilitas pasar.
Melalui kebijakan transisi ini, OJK ingin memberikan panduan yang jelas kepada semua perusahaan agar dapat beradaptasi. Waktu yang diberikan diharapkan akan memudahkan semua emiten dalam merencanakan langkah-langkah strategis untuk memenuhi persyaratan baru ini.
Penting untuk dicatat bahwa OJK berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan pasar modal dengan regulasi yang relevan. Dengan menerapkan kebijakan ini, diharapkan dapat tercipta suasana di mana investor merasa lebih aman dan yakin untuk berinvestasi.
Peran OJK dalam Meningkatkan Kepercayaan Investor di Pasar Modal
OJK berperan penting dalam membentuk iklim pasar modal yang sehat dan transparan. Dengan penegakan peraturan yang ketat, OJK berusaha memastikan bahwa semua emiten memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Keberadaan OJK sebagai pengawas pasar menjadi fondasi bagi kepercayaan investor. Tanpa adanya pengawasan yang efektif, pasar akan menjadi lebih rentan terhadap manipulasi dan tindakan tidak etis lainnya.
Transparansi adalah kunci untuk membangun kepercayaan tersebut. OJK terus mengedukasi emiten tentang pentingnya menyampaikan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada investor.
Kebijakan yang berorientasi pada pasar bertujuan untuk menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan antara emiten dan investor. Dengan demikian, diharapkan semua pihak dapat tumbuh secara bersamaan dalam jangka panjang.
Dengan langkah-langkah ini, OJK menunjukkan komitmennya untuk menciptakan pasar modal yang tidak hanya sehat, tetapi juga menarik bagi berbagai kalangan. Perhatian terhadap aspek likuiditas dan transparansi akan memberikan dampak positif yang luas bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
