Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks harga saham gabungan berhasil berbalik menguat pada perdagangan sesi I, Kamis 16 Oktober 2025 pada pukul 10:49 WIB menguat 0,89% ke level 8.123. Sementara di sisi Rupiah, mata uang Garuda masih melemah tipis 0,08% ke level Rp16.573 per Dolar AS.
Equity Analyst CNBC Indonesia, Susi Setiawati mengatakan sejumlah sentimen eksternal utamanya terkait kebijakan pemerintahan Presiden AS, Donald Trump hingga The Fed dan gejolak geopolitik global masih mempengaruhi pergerakan pasar modal RI termasuk IHSG dan Rupiah.
Selain itu arah kebijakan pemerintah RI yang fokus mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi sentimen positif bagi pasar domestik.
Seperti apa analisa pergerakan pasar modal RI? Selengkapnya simak dialog Savira Wardoyo dengan Equity Analyst CNBC Indonesia, Susi Setiawati dalam Profit, CNBC Indonesia (Kamis, 16/10/2025)
Pasar modal di Indonesia menunjukkan dinamika yang cukup menarik di tengah ketidakpastian global. Dengan sentimen positif dari kebijakan ekonomi domestik, para analis optimis bahwa ada potensi penguatan lebih lanjut. Hal ini sejalan dengan keinginan pemerintah untuk menjaga stabilitas pasar, meskipun ada faktor eksternal yang berpotensi mempengaruhi.
Pertumbuhan yang stabil dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggambarkan kepercayaan investor yang semakin meningkat. Kondisi ini memberi sinyal baik bagi ekosistem investasi di tanah air. Investor kini semakin cenderung untuk berinvestasi lebih banyak dengan harapan akan mendapatkan imbal hasil yang baik.
Namun, tetap ada tantangan yang dihadapi oleh pasar, antara lain fluktuasi harga komoditas dan ketegangan politik global. Keseimbangan antara faktor-faktor ini akan menjadi kunci bagi arah pasar ke depan. Investor perlu untuk tetap waspada dan melakukan analisis mendalam sebelum mengambil keputusan investasi.
Pergerakan IHSG dan Dampaknya Terhadap Ekonomi Indonesia
IHSG adalah indikator penting bagi kesehatan ekonomi Indonesia. Kenaikan indeks ini sering kali diharapkan dapat memicu arus investasi yang lebih besar. Ketika pasar saham kuat, ini menciptakan kepercayaan yang lebih tinggi di kalangan pelaku usaha dan konsumen.
Fluktuasi IHSG juga mencerminkan kondisi perekonomian secara keseluruhan. Kenaikan yang cukup signifikan dapat menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang positif. Ini menjadi harapan bagi masyarakat karena pertumbuhan ekonomi yang kuat dapat berarti lebih banyak lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan.
Namun, penting untuk dicatat bahwa penguatan yang terjadi tidak selalu berkelanjutan. Ketidakpastian di pasar global dapat dengan cepat mempengaruhi IHSG. Oleh karena itu, pemantauan secara terus-menerus terhadap berbagai indikator ekonomi diperlukan bagi investor dan pemerintah.
Pengaruh Kebijakan Pemerintah Terhadap Pergerakan Pasar Modal
Kebijakan pemerintah memainkan peran penting dalam mempengaruhi pasar modal. Langkah-langkah yang diambil untuk mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi dapat memberikan dampak positif. Sebaliknya, perubahan kebijakan yang kurang tepat dapat menyebabkan sentimen negatif di pasar.
Program pemerintah untuk menarik investasi asing langsung menjadi salah satu fokus utama. Melalui regulasi yang lebih ramah investor, diharapkan para investor akan lebih tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Ini bisa memberikan dorongan yang signifikan bagi pertumbuhan perekonomian nasional.
Di samping itu, stabilitas politik dan ekonomi adalah kunci untuk menciptakan lingkungan investasi yang sehat. Ketika kondisi ini terjaga dengan baik, peluang untuk pertumbuhan pasar modal semakin besar. Oleh karena itu, perhatian terhadap kebijakan pemerintah sangatlah penting bagi pelaku pasar.
Sentimen Global dan Dampaknya terhadap Rupiah
Rupiah, sebagai mata uang Indonesia, sangat dipengaruhi oleh sentimen global. Perkembangan terbaru seperti kebijakan moneter AS dan kondisi ekonomi negara-negara besar lainnya, sering kali berdampak langsung kepada nilai tukar Rupiah. Ketidakpastian global dapat menyebabkan volatilitas yang tinggi pada nilai mata uang.
Rupiah yang stabil penting bagi perekonomian nasional, karena nilai tukar yang kuat mendukung daya beli masyarakat. Ketika Rupiah melemah, ini berpotensi menambah inflasi dan berpengaruh negatif terhadap sektor konsumsi. Oleh karena itu, pemantauan kondisi global sangat diperlukan untuk menjaga kestabilan nilai tukar.
Penting untuk memiliki strategi yang tepat dalam menghadapi fluktuasi nilai tukar. Pengelolaan kebijakan moneter yang hati-hati diharapkan dapat menjaga stabilitas Rupiah. Ini akan berkorelasi positif dengan kepercayaan investor terhadap pasar Indonesia di mata dunia.