Di tengah gejolak pasar yang kian tak menentu, survei terbaru yang dilakukan oleh lembaga riset menunjukkan bagaimana perusahaan keluarga, yang dikenal sebagai family office, mulai mengambil langkah-langkah lebih hati-hati dalam berinvestasi. Kebijakan dan keputusan yang diambil oleh pemerintah, terutama di Amerika Serikat, ternyata membawa dampak signifikan terhadap pola pikir investor ini.
Survei yang melibatkan 141 perusahaan pengelola kekayaan di Amerika Utara ini mengungkapkan bahwa lebih dari setengah responden kini lebih memilih untuk menjaga likuiditas. Dalam konteks yang lebih luas, ini menunjukkan perubahan besar dalam ekspektasi imbal hasil investasi mereka dibandingkan tahun sebelumnya.
Dengan banyaknya ketidakpastian ekonomi, tampaknya strategi investasi yang lebih konservatif dapat menjadi pilihan utama. Di dalam survei ini, penurunan ekspektasi imbal hasil menjadi salah satu indikator yang menunjukkan ketidakpastian yang melanda pasar saat ini.
Perubahan Tren Investasi Dalam Perusahaan Keluarga
Pada tahun sebelumnya, ekuitas pertumbuhan dan industri pertahanan menjadi pilihan yang paling menarik bagi investor, namun kini situasinya berubah drastis. Dalam survei yang anyar, 52% responden lebih memilih untuk berinvestasi di aset likuid atau uang tunai, mencerminkan sikap lebih hati-hati setelah beberapa gejolak pasar yang terjadi.
Bila dilihat lebih jauh, penurunan ekspektasi imbal hasil juga terlihat jelas. Para responden kini memperkirakan rerata imbal hasil portofolio mereka sebesar 5% untuk tahun ini, jauh lebih rendah dibandingkan target 11% yang diharapkan pada tahun 2024.
Hal ini menjadi refleksi dari kondisi pasar yang kurang menguntungkan, ditambah dengan 15% responden yang bahkan mengharapkan imbal hasil negatif. Ini menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap pasar saat ini sedang mengalami kemunduran faktual.
Risiko yang Dihadapi oleh Family Office
Risiko pasar menjadi salah satu fokus utama bagi para family office. Sebanyak 52% responden menilai bahwa depresiasi dolar AS menjadi salah satu risiko yang dapat memengaruhi keputusan investasi. Cryptocurrency dan komoditas lain juga menghadapi tantangan yang serupa, terutama di tengah kebangkitan inflasi global.
Dolar AS sendiri telah mengalami penurunan nilai yang signifikan, hampir mencapai 9% sejak awal tahun, dan banyak bank memperkirakan depresiasi ini akan berlanjut. Ini menciptakan ketidakpastian tambahan bagi investor yang terlibat dalam transaksi internasional.
Selain itu, keengganan para investor untuk menaruh uang mereka di sektor ekuitas swasta dan modal ventura juga patut dicatat. Banyak yang merasa hasil yang didapat tidak sesuai dengan harapan, yang terungkap dari laporan survei.
Strategi Peluang Investasi di Tengah Ketidakpastian
Pengelolaan kekayaan di lingkungan yang tidak menentu ini memang menuntut strategi baru. Family office tidak hanya melihat likuiditas sebagai cara untuk mengurangi risiko, tetapi juga sebagai langkah strategis dalam menyiapkan diri untuk memanfaatkan peluang investasi yang ada di depan mata. Ini menunjukkan bahwa pendekatan proaktif dalam investasi semakin diperkuat.
Menurut para ahli, memiliki visi jangka panjang menjadi sangat penting dalam kondisi pasar yang berfluktuasi. Hal ini memungkinkan mereka untuk mempertimbangkan investasi dalam konteks yang lebih luas, bukan hanya untuk keuntungan jangka pendek.
Taktik ini tidak bersifat reaktif, melainkan mengedepankan perencanaan yang matang. Sementara trennya mungkin tampak pesimis, ada keyakinan bahwa peluang yang tepat dapat diambil meskipun dalam kondisi pasar yang sulit.
Dengan mempertimbangkan perubahan dalam alokasi aset, terlihat jelas bahwa family office kini lebih cenderung untuk menambah investasi di kas dan aset likuid. Namun, angka ini masih jauh di bawah mereka yang akan meningkatkan investasi di ekuitas swasta atau dana ekuitas swasta.
Transformasi dalam pola pikir investasi ini memang tidak terjadi secara instan. Namun, upaya untuk menyesuaikan strategi investasi dalam menghadapi tantangan yang ada menjadikan family office sebagai pemain kunci di pasar yang banyak berubah ini.
Kesadaran akan pentingnya diversifikasi portofolio juga semakin menguat, dengan banyak yang mulai mencari alternatif untuk meningkatkan ketahanan investasi di antara variasi risiko yang ada. Ini adalah langkah yang diciptakan dari pengalaman dan pelajaran yang dipetik dari keadaan pasar yang menantang dalam beberapa waktu terakhir.
