5 Jenis Lensa Kacamata untuk Kebutuhan Mata Anda

5 Jenis Lensa Kacamata untuk Kebutuhan Mata Anda

Jenis Lensa Kacamata – Kacamata tidak hanya menjadi alat bantu penglihatan, tetapi juga aksesori multifungsi yang membantu melindungi mata dari berbagai faktor risiko. Pemilihan lensa kacamata yang sesuai dengan kebutuhan mata sangat penting untuk memberikan kenyamanan dan efektivitas optimal. Setiap jenis lensa memiliki fungsi spesifik, mulai dari memperbaiki masalah penglihatan seperti minus, plus, atau silinder, hingga melindungi mata dari sinar UV atau sinar biru.

Dengan mengetahui berbagai macam lensa kacamata yang tersedia, kamu bisa memilih lensa yang paling sesuai dengan aktivitas dan kondisi penglihatanmu. Berikut adalah jenis-jenis lensa kacamata yang umum ditemukan di berbagai optik, beserta fungsinya.


1. Lensa Single Vision

Lensa single vision adalah jenis lensa yang dirancang untuk menangani satu masalah penglihatan, baik itu rabun jauh (minus), rabun dekat (plus), atau astigmatisme (silinder). Jenis lensa ini biasanya dipakai oleh individu yang hanya membutuhkan koreksi untuk satu jenis gangguan penglihatan.

Ayu, staf toko optik Yomi Jaya di Pasar Senen, Jakarta Pusat, menjelaskan bahwa lensa single vision dapat digunakan untuk membaca atau aktivitas sehari-hari. “Lensa single vision ukurannya untuk baca dan jalan,” kata Ayu. Lensa ini merupakan pilihan ideal bagi pengguna yang memerlukan kacamata sederhana untuk kebutuhan spesifik tanpa kombinasi kompleks.


2. Lensa Progresif

Lensa progresif adalah solusi untuk mengatasi tiga kebutuhan penglihatan dalam satu lensa: jarak jauh, jarak menengah, dan jarak dekat. Biasanya, lensa ini digunakan oleh individu yang mengalami presbiopi atau kesulitan melihat jarak dekat karena faktor usia.

“Lensa progresif memiliki tambahan (ADD) untuk membaca. Dengan lensa ini, pengguna tidak perlu mengganti kacamata untuk aktivitas berbeda,” ujar Ayu. Lensa ini sangat ideal bagi mereka yang berusia 40 tahun ke atas yang membutuhkan kacamata multifungsi untuk berbagai aktivitas sehari-hari.


3. Lensa Blue Ray

Lensa blue ray dirancang khusus untuk melindungi mata dari paparan sinar biru yang berasal dari layar gadget, seperti smartphone, komputer, atau televisi. Paparan sinar biru secara terus-menerus dapat menyebabkan ketegangan mata digital, gangguan tidur, hingga potensi kerusakan retina dalam jangka panjang.

“Kalau sering menggunakan gadget, nonton TV, atau bekerja di depan layar, lensa blue ray sangat disarankan,” jelas Ayu. Lensa ini membantu mengurangi ketegangan mata dan memberikan perlindungan tambahan bagi pengguna yang terpapar layar dalam waktu lama.


4. Lensa Photochromic

Bagi kamu yang sering berkegiatan di luar ruangan, lensa photochromic bisa menjadi pilihan yang tepat. Lensa ini memiliki kemampuan berubah warna saat terkena sinar matahari. Ketika berada di bawah sinar UV, lensa akan menjadi lebih gelap, mirip seperti kacamata hitam, dan kembali jernih saat di dalam ruangan.

“Lensa ini cocok untuk orang yang tidak sering menggunakan gadget tetapi tidak mau silau saat di luar ruangan,” kata Ayu. Lensa photochromic memberikan kenyamanan sekaligus perlindungan ekstra bagi mata dari sinar UV yang berbahaya.


5. Lensa Blue Cromic

Lensa blue cromic adalah kombinasi dari lensa blue ray dan photochromic. Lensa ini menawarkan perlindungan ganda dari sinar UV dan sinar biru secara bersamaan, menjadikannya solusi terbaik bagi individu yang sering berkegiatan di luar ruangan sekaligus banyak menggunakan gadget.

“Lensa ini dapat berubah warna seperti photochromic saat terkena sinar matahari dan juga melindungi mata dari sinar biru,” ujar Ayu. Dengan fitur ini, blue cromic menjadi pilihan multifungsi yang memberikan kenyamanan dan perlindungan optimal untuk berbagai aktivitas.


Tips Memilih Lensa Kacamata

Memilih lensa kacamata yang tepat membutuhkan pertimbangan berbagai faktor, seperti aktivitas harian, kebutuhan penglihatan, dan kondisi kesehatan mata. Berikut beberapa tips untuk membantu memilih lensa yang sesuai:

  1. Konsultasikan dengan Profesional: Pastikan untuk berkonsultasi dengan optometris atau dokter mata untuk mengetahui kebutuhan spesifik penglihatanmu.
  2. Perhatikan Aktivitas Harian: Pilih lensa yang sesuai dengan gaya hidupmu, apakah lebih sering di depan layar atau berkegiatan di luar ruangan.
  3. Cek Anggaran: Lensa dengan fitur tambahan, seperti blue ray atau photochromic, biasanya lebih mahal. Pastikan untuk memilih lensa yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran.

Dengan memahami berbagai jenis lensa kacamata, kamu dapat menentukan pilihan terbaik sesuai kebutuhan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli optik untuk mendapatkan rekomendasi yang tepat. Dengan lensa yang sesuai, penglihatanmu akan lebih terjaga, dan aktivitas sehari-hari menjadi lebih nyaman.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

7 Manfaat Rebusan Jahe dan Kunyit untuk Kesehatan

7 Manfaat Rebusan Jahe dan Kunyit untuk Kesehatan

Manfaat Rebusan Jahe – Jahe dan kunyit dikenal sebagai rempah-rempah khas yang sering digunakan dalam berbagai masakan. Namun, lebih dari sekadar bumbu dapur, jahe dan kunyit memiliki banyak manfaat kesehatan yang luar biasa. Rebusan jahe dan kunyit telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan. Dengan mengonsumsi rebusan ini secara rutin, Anda dapat mendukung kesehatan tubuh sekaligus mencegah berbagai penyakit. Apa saja manfaatnya? Berikut ulasan lengkapnya.

Mengapa Rebusan Jahe dan Kunyit Begitu Bermanfaat?

Jahe dan kunyit masing-masing memiliki kandungan alami seperti gingerol dan kurkumin, yang dikenal karena sifat antioksidan, antiinflamasi, dan antikankernya. Ketika keduanya digabungkan, manfaatnya menjadi lebih besar karena sifat aktif dari kedua bahan tersebut saling melengkapi.

Disarikan dari sumber terpercaya seperti Healthline dan Eating Well, berikut adalah manfaat luar biasa dari minum rebusan jahe dan kunyit secara rutin.


1. Mengurangi Nyeri

Salah satu manfaat utama dari rebusan jahe dan kunyit adalah kemampuannya untuk mengurangi nyeri. Kandungan kurkumin dalam kunyit terbukti efektif dalam mengurangi rasa nyeri akibat inflamasi, seperti radang sendi dan kolitis ulseratif.

Jahe juga memiliki khasiat serupa. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa jahe dapat mengurangi nyeri kronis, termasuk rasa nyeri yang dialami pasien kanker payudara selama kemoterapi. Mengonsumsi rebusan ini secara rutin dapat membantu tubuh melawan rasa sakit tanpa efek samping yang berbahaya.


2. Melawan Radikal Bebas

Radikal bebas adalah senyawa berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan memicu berbagai penyakit kronis, termasuk kanker dan penyakit jantung. Jahe dan kunyit sama-sama kaya akan antioksidan yang membantu tubuh melawan efek buruk radikal bebas.

Kunyit memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan jahe, tetapi kombinasi keduanya memberikan perlindungan yang optimal. Bahkan, jika rebusan ini dicampur dengan bawang putih, manfaatnya menjadi lebih besar.


3. Mengurangi Inflamasi

Peradangan kronis adalah salah satu penyebab utama berbagai masalah kesehatan serius, seperti diabetes, penyakit jantung, kanker, dan gangguan neurodegeneratif.

Jahe mengandung gingerol, sementara kunyit mengandung kurkumin, yang keduanya memiliki sifat antiinflamasi kuat. Dengan mengonsumsi rebusan jahe dan kunyit, risiko peradangan dapat diminimalkan, sehingga tubuh menjadi lebih sehat dan terlindungi dari berbagai penyakit.


4. Menyehatkan Jantung

Rebusan jahe dan kunyit sangat baik untuk kesehatan jantung. Jahe telah terbukti membantu menurunkan tekanan darah tinggi, sementara kunyit, jika dikonsumsi dalam jangka panjang, dapat mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh. Kombinasi ini dapat mencegah penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke.


5. Menurunkan Risiko Kanker

Jahe dan kunyit memiliki sifat antikanker yang sangat baik. Kedua bahan ini mampu menghambat pembentukan karsinogen dalam tubuh, yaitu zat yang dapat menyebabkan kanker.

Khusus bagi perokok, kunyit terbukti efektif dalam meningkatkan kadar antioksidan tubuh dan membantu mengeluarkan senyawa karsinogen dari dalam tubuh. Dengan begitu, risiko kanker dapat diminimalkan.


6. Meningkatkan Sistem Imun

Sistem imun yang kuat adalah kunci untuk melindungi tubuh dari berbagai penyakit. Jahe memiliki kemampuan untuk meningkatkan jumlah sel imun, sehingga tubuh menjadi lebih tahan terhadap serangan virus dan bakteri. Sementara itu, kunyit dapat membantu mengurangi gejala alergi, seperti bersin-bersin dan hidung tersumbat.


7. Mengurangi Mual

Jahe telah lama dikenal sebagai obat alami untuk mengatasi rasa mual. Baik itu mual akibat kehamilan, mabuk perjalanan, atau efek kemoterapi, jahe dapat membantu meredakannya. Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, kunyit juga memiliki potensi untuk membantu mengatasi gangguan pencernaan yang sering memicu rasa mual.


Cara Aman Mengonsumsi Rebusan Jahe dan Kunyit

Meskipun rebusan jahe dan kunyit memiliki banyak manfaat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  1. Konsultasi dengan Dokter: Jika Anda memiliki riwayat penyakit tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu sebelum mengonsumsi rebusan ini secara rutin.
  2. Porsi yang Tepat: Gunakan jahe dan kunyit dalam jumlah yang wajar. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping, seperti iritasi lambung.
  3. Campuran Tambahan: Anda dapat menambahkan madu atau perasan lemon untuk meningkatkan rasa dan manfaatnya.

Kesimpulan

Rebusan jahe dan kunyit adalah minuman sederhana yang menawarkan banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Mulai dari mengurangi nyeri, melawan radikal bebas, hingga meningkatkan kesehatan jantung dan sistem imun, rebusan ini merupakan pilihan alami untuk menjaga tubuh tetap sehat.

Namun, pastikan untuk selalu memerhatikan kondisi tubuh dan berkonsultasi dengan ahli medis jika diperlukan. Dengan konsumsi yang teratur dan porsi yang tepat, Anda dapat merasakan khasiat luar biasa dari jahe dan kunyit. Jadi, tunggu apa lagi? Cobalah manfaatkan kekayaan alam ini untuk mendukung kesehatan Anda dan keluarga.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

4 Tips Redakan Nyeri Otot Setelah Olahraga, Jangan Lupa Protein!

4 Tips Redakan Nyeri Otot Setelah Olahraga, Jangan Lupa Protein!

Nyeri Otot – Nyeri otot setelah berolahraga, yang dikenal dengan istilah Delayed Onset Muscle Soreness (DOMS), adalah hal yang umum dialami banyak orang, terutama mereka yang baru mulai berolahraga, mencoba jenis latihan baru, atau meningkatkan intensitas latihan. DOMS biasanya muncul satu hingga tiga hari setelah olahraga dan ditandai dengan rasa nyeri pada otot yang digunakan.

Menurut Irtya Qiyamulail atau yang akrab disapa Tya, seorang ahli gizi dan anggota Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia (APKI), DOMS sebenarnya merupakan hal wajar.

“Biasanya dua atau tiga hari setelah olahraga akan ada nyeri otot atau DOMS. Jangan khawatir, kondisi ini sangat normal dan pertanda bahwa olahraga yang dilakukan itu efektif,” ungkap Tya dalam acara Empowered in Motion inclusive training bootcamp bersama Adidas Indonesia di Jakarta.

Namun, bagaimana cara mengatasi DOMS agar aktivitas harian tidak terganggu? Berikut adalah beberapa tips dari Tya untuk meredakan nyeri otot dan mempercepat pemulihan tubuh.


1. Segera Penuhi Kebutuhan Cairan

Salah satu langkah pertama yang harus dilakukan setelah selesai berolahraga adalah memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Selama olahraga, tubuh kehilangan banyak cairan melalui keringat, dan hal ini bisa menyebabkan kelelahan serta menghambat proses pemulihan otot.

Tya menyarankan untuk segera mengonsumsi cairan setelah berolahraga. Cairan yang mengandung karbohidrat, seperti minuman isotonik, dapat membantu menggantikan elektrolit yang hilang dan mempercepat pemulihan.

“Sesaat setelah selesai olahraga, harus penuhi cairan dengan mengonsumsi karbohidrat cair seperti isotonik. Hal ini agar proses pemulihannya lebih maksimal,” kata Tya.


2. Konsumsi Protein untuk Pemulihan Otot

Protein dikenal sebagai nutrisi penting untuk memperbaiki dan membangun jaringan tubuh, termasuk otot. Bagi mereka yang mengalami DOMS, mengonsumsi protein dapat membantu mempercepat pemulihan otot yang mengalami kerusakan mikro akibat olahraga.

Menurut Tya, konsumsi protein sebaiknya tidak hanya dilakukan setelah berolahraga, tetapi juga menjadi bagian dari pola makan harian. Hal ini akan memastikan tubuh selalu memiliki nutrisi yang cukup untuk proses regenerasi otot.

“Untuk pemulihannya bisa difokuskan dengan konsumsi protein. Makanya, cairan, karbohidrat, dan protein itu perlu diperhatikan sepanjang waktu, bukan cuma pas selesai olahraga saja,” ujarnya.


3. Istirahat yang Cukup

Selain menjaga asupan nutrisi, tubuh membutuhkan waktu istirahat yang cukup untuk memperbaiki dirinya secara alami. Tya menekankan pentingnya tidur, yang merupakan waktu utama bagi tubuh untuk melakukan proses regenerasi dan pemulihan.

Jika mengalami DOMS, hindari memaksakan tubuh untuk kembali berolahraga intens sebelum otot benar-benar pulih. Memaksakan diri hanya akan meningkatkan risiko cedera dan memperparah kondisi otot.

“Selain makan protein, jangan lupa untuk diimbangi dengan istirahat yang cukup, karena tidur adalah proses pemulihan alami dari tubuh,” jelas Tya.


4. Perhatikan Pola Makan Harian

Asupan gizi harian yang seimbang menjadi kunci untuk menjaga tubuh tetap bugar dan mendukung pemulihan setelah olahraga. Tya merekomendasikan untuk memastikan setiap porsi makanan berat mengandung kombinasi gizi yang lengkap, seperti protein, karbohidrat, dan serat.

“Pastikan setiap makan berat, itu harus ada proteinnya minimal satu jenis, kalau mau lebih baik dua jenis. Jadi bisa digabungkan protein nabati dan hewani, lalu karbohidrat dan serat,” kata Tya.

Dengan mengatur pola makan yang sehat, tubuh akan lebih siap menghadapi aktivitas fisik dan proses pemulihan otot pun menjadi lebih cepat.


Pentingnya Menjaga Pola Hidup Sehat

DOMS memang wajar terjadi, tetapi bukan berarti tidak dapat diminimalkan. Dengan memenuhi kebutuhan cairan, mengonsumsi protein, memberikan tubuh istirahat yang cukup, serta menjaga pola makan yang seimbang, nyeri otot bisa lebih cepat teratasi. Selain itu, langkah-langkah ini juga membantu tubuh menjadi lebih bugar dan siap untuk aktivitas olahraga berikutnya.

Keseimbangan antara olahraga, asupan nutrisi, dan istirahat yang cukup tidak hanya akan mengurangi risiko DOMS, tetapi juga mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan. Jadi, tidak perlu khawatir lagi dengan nyeri otot setelah olahraga. Dengan menerapkan tips di atas, kamu bisa terus beraktivitas tanpa hambatan!

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Perbedaan Gejala Hipertiroid dan Hipotiroid yang Perlu Anda Tahu

Perbedaan Gejala Hipertiroid dan Hipotiroid yang Perlu Anda Tahu

Gejala Hipertiroid Hipotiroid – Penyakit tiroid merupakan kondisi yang disebabkan oleh gangguan fungsi kelenjar tiroid, yakni kelenjar kecil berbentuk seperti kupu-kupu yang terletak di depan leher. Kelenjar ini memiliki peran penting dalam sistem endokrin tubuh karena menghasilkan hormon tiroid, seperti thyroxine (T4) dan triiodothyronine (T3), yang mengontrol metabolisme dan berbagai fungsi tubuh.

Tiroid yang sehat menghasilkan hormon dalam jumlah tepat untuk menjaga keseimbangan tubuh. Namun, gangguan pada tiroid bisa menyebabkan dua kondisi utama, yaitu hipotiroid (tiroid kurang aktif) dan hipertiroid (tiroid terlalu aktif). Keduanya memiliki gejala yang bertolak belakang, karena hipotiroid cenderung memperlambat metabolisme, sedangkan hipertiroid mempercepatnya.


Gejala Hipotiroid

Hipotiroid terjadi ketika kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon dalam jumlah yang cukup. Akibatnya, metabolisme tubuh melambat, dan gejalanya meliputi:

  • Denyut jantung lebih lambat dari normal.
  • Gampang merasa lelah meskipun tidak banyak beraktivitas.
  • Penambahan berat badan tanpa alasan yang jelas.
  • Sensitivitas terhadap suhu dingin.
  • Kulit kering dan rambut rontok.
  • Suasana hati yang cenderung turun atau depresi.
  • Siklus menstruasi yang sangat banyak atau tidak teratur.

Gejala Hipertiroid

Sebaliknya, hipertiroid disebabkan oleh produksi hormon tiroid yang berlebihan, sehingga metabolisme tubuh meningkat drastis. Gejala yang sering muncul meliputi:

  • Denyut jantung yang cepat atau tidak teratur.
  • Sulit tidur (insomnia).
  • Penurunan berat badan meski nafsu makan meningkat.
  • Sensitivitas terhadap suhu panas.
  • Kulit terlihat berkeringat dan lembap.
  • Mudah merasa gelisah atau mudah tersinggung.
  • Siklus haid terganggu, seperti menjadi jarang atau bahkan berhenti.

Kedua kondisi ini juga dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid, yang dikenal sebagai gondok, namun lebih sering ditemukan pada kasus hipertiroid.


Diagnosis dan Pengobatan Gangguan Tiroid

Untuk menentukan jenis gangguan tiroid dan pengobatan yang tepat, diperlukan pemeriksaan menyeluruh. Dokter biasanya melakukan langkah-langkah berikut:

  1. Pemeriksaan Fisik: Meraba leher untuk mendeteksi pembesaran tiroid.
  2. Pemeriksaan Darah: Mengukur kadar hormon tiroid (T3, T4) dan thyroid-stimulating hormone (TSH).
  3. Pencitraan: Menggunakan ultrasonografi (USG) atau pemindaian lain untuk melihat kondisi kelenjar tiroid.

Menurut dr. Rochsismandoko, Sp.PD, dari Bethsaida Hospital, Tangerang, “Penting untuk memahami bahwa gangguan tiroid sering kali tidak menunjukkan gejala khusus, sehingga pemeriksaan dan deteksi dini menjadi sangat krusial. Dengan penanganan yang tepat, pasien dapat terhindar dari komplikasi serius.”

Pengobatan Hipotiroid

Pengobatan utama untuk hipotiroid adalah pemberian hormon tiroid sintetis berupa levothyroxine. Obat ini membantu menggantikan hormon yang tidak cukup diproduksi oleh tubuh.

Pengobatan Hipertiroid

Hipertiroid memiliki beberapa opsi pengobatan, antara lain:

  • Obat Anti-Tiroid: Menghentikan produksi hormon tiroid berlebih.
  • Terapi Radioaktif: Menghancurkan sel-sel tiroid yang terlalu aktif.
  • Operasi Tiroid: Mengangkat sebagian atau seluruh kelenjar tiroid.

Pilihan Baru: Radiofrequency Ablation (RFA)

Bagi pasien yang enggan menjalani operasi, terdapat metode non-bedah terbaru bernama Radiofrequency Ablation (RFA). Prosedur ini menggunakan energi termal untuk merusak jaringan yang bermasalah pada kelenjar tiroid. Proses ini dilakukan dengan bantuan USG, memakan waktu sekitar 30 menit hingga 1 jam, dan tidak meninggalkan luka bekas operasi.

Keunggulan RFA:

  • Tidak memerlukan sayatan besar.
  • Waktu pemulihan yang cepat.
  • Biaya relatif lebih terjangkau dibanding operasi.

Komplikasi Akibat Gangguan Tiroid yang Tidak Diobati

Gangguan tiroid yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti:

  • Gangguan Jantung: Termasuk aritmia dan stroke.
  • Gangguan Mood: Depresi atau kecemasan berat.
  • Gangguan Kesuburan: Dapat menyebabkan masalah kehamilan.
  • Osteoporosis: Tulang menjadi rapuh akibat metabolisme yang tidak seimbang.

Kesimpulan

Meski penyakit tiroid dapat memengaruhi berbagai fungsi tubuh, kondisi ini dapat dikelola dengan baik melalui diagnosis dini dan perawatan yang tepat. Baik hipotiroid maupun hipertiroid memerlukan perhatian medis yang serius untuk mencegah komplikasi jangka panjang. Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami gejala yang mencurigakan, segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Mengapa Anak Tetap Bosan di Kantor Meski Ada Mainan?

Mengapa Anak Tetap Bosan di Kantor Meski Ada Mainan?

Anak Tetap Bosan – Membawa anak ke tempat kerja adalah tantangan tersendiri bagi banyak orang tua, terutama jika si kecil cenderung mudah bosan. Salah satu langkah antisipatif yang sering dilakukan adalah membawa mainan favorit anak. Tujuannya tentu agar anak terhibur dan tidak merasa bosan, sehingga orang tua dapat fokus pada pekerjaan tanpa gangguan. Namun, meskipun sudah dibawakan mainan kesukaannya, anak tetap bisa merasa bosan. Mengapa hal ini terjadi?

Perbedaan Durasi Ketahanan Anak

Menurut psikolog Ivana Kamilie, M.Psi., rasa bosan pada anak sangat dipengaruhi oleh karakter dan kemampuan masing-masing anak dalam mempertahankan perhatian terhadap suatu aktivitas. Ada anak yang dapat memainkan mainan favoritnya hingga satu jam tanpa merasa bosan, tetapi ada juga yang hanya bisa bertahan selama 10 menit.

Memang ada anak yang hanya beta selama 10 menit, tapi ada anak yang beta selama satu jam sebelum bosan, papar Ivana kepada Kompas.com pada Jumat (22/11/2024).

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mempersiapkan lebih dari satu mainan sebagai variasi. Jika anak sudah bosan dengan satu mainan, mereka bisa beralih ke mainan lain yang tetap menarik perhatian mereka. Alternatif lainnya, selain membawa mainan, orang tua juga disarankan untuk membawa makanan favorit anak.

Pentingnya Kombinasi Mainan dan Makanan

Ivana menambahkan bahwa makanan sering kali menjadi elemen penting untuk menjaga mood anak. Belum tentu makanan yang tersedia di kantor cocok dengan selera anak. Oleh karena itu, membawa camilan kesukaan si kecil dapat menjadi strategi yang efektif untuk mengatasi kebosanan.

“Yang harus banyak dipersiapkan itu membawa mainan atau makanan. Harus menyiapkan makanan karena anak cepat lapar,” jelas Ivana.

Camilan kecil seperti buah potong, biskuit, atau jus bisa menjadi penyelamat ketika anak mulai menunjukkan tanda-tanda gelisah. Dengan kombinasi antara mainan dan makanan yang bervariasi, kemungkinan anak merasa nyaman di lingkungan kerja orang tuanya akan meningkat.

Faktor Lingkungan Kerja yang Membosankan

Lingkungan kerja pada dasarnya bukanlah tempat yang dirancang untuk anak-anak. Tidak adanya ruang bermain, suasana formal, serta minimnya aktivitas yang menarik perhatian anak membuat mereka cepat merasa bosan. Anak-anak secara alami membutuhkan stimulasi yang beragam dan aktivitas yang sesuai dengan usianya. Jika hanya duduk diam di meja kerja orang tua tanpa interaksi atau perubahan aktivitas, mereka akan kehilangan minat pada mainan yang dibawa.

termasuk Titip Anak di Daycare

Ivana menyarankan jika tempat kerja memiliki fasilitas penitipan anak atau tempat penitipan anak, orang tua sebaiknya memanfaatkan fasilitas tersebut. Daycare biasanya memiliki area bermain dan pengasuh yang mampu mengarahkan anak untuk melakukan berbagai aktivitas yang menarik.

“Jika anak merasa bosan dan tantrum, ditambah orang tua tidak mempersiapkan anak dengan baik, lingkungan kerja menjadi tidak kondusif. Kolega dan atasan bisa terganggu karena tidak bisa berkonsentrasi,” tutur Ivana.

Daycare memberikan suasana yang lebih cocok bagi anak karena di sana mereka dapat berinteraksi dengan anak-anak lain, bermain dengan aman, dan mendapatkan pengawasan yang baik. Selain itu, orang tua juga dapat bekerja dengan tenang tanpa terganggu oleh anak yang merasa tidak nyaman di tempat kerja.

Mengantisipasi Kebosanan Anak di Kantor

Jika tempat penitipan anak tidak tersedia, berikut adalah beberapa tips tambahan yang dapat membantu orang tua mengatasi rasa bosan anak saat berada di kantor:

  1. Bawa Aktivitas Beragam : Selain mainan, bawa juga alat gambar, buku cerita, atau permainan edukasi yang dapat membuat anak sibuk lebih lama.
  2. Ciptakan Zona Nyaman : Sediakan ruang kecil di area kerja yang nyaman untuk anak bermain, seperti membawa alas duduk atau bantal kecil.
  3. Berikan Waktu Istirahat : Luangkan waktu beberapa menit untuk berinteraksi dengan anak, misalnya menggambar bersama atau membaca cerita.
  4. Gunakan Teknologi Secara Bijak : Jika memungkinkan, unduh aplikasi atau video edukasi sebagai alternatif hiburan.
  5. Batasi Durasi di Kantor : Jika memungkinkan, batasi waktu anak berada di kantor. Anak yang terlalu lama berada di lingkungan yang tidak menarik akan lebih mudah bosan.

Kesimpulan

Membawa anak ke tempat kerja memerlukan persiapan ekstra dari orang tua untuk memastikan anak tetap nyaman dan tidak mengganggu lingkungan kerja. Meskipun membawa mainan adalah langkah awal yang baik, tidak semua anak dapat terhibur dalam waktu lama hanya dengan satu aktivitas. Menyediakan makanan, menyediakan aktivitas beragam, dan memanfaatkan fasilitas penitipan anak jika ada merupakan solusi yang lebih lengkap.

Dengan memahami kebutuhan anak dan melakukan persiapan yang matang, orang tua dapat menciptakan lingkungan kerja yang ramah lingkungan sekaligus memastikan anak tetap merasa nyaman selama berada di kantor.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

 

Penyakit Jantung: Beda Perkembangan pada Wanita dan Pria

Penyakit Jantung: Beda Perkembangan pada Wanita dan Pria

Penyakit Jantung Wanita dan Pria – Penyakit jantung adalah salah satu penyebab kematian utama di dunia, baik pada pria maupun wanita. Namun, cara penyakit ini berkembang dan mempengaruhi tubuh pria dan wanita menunjukkan beberapa perbedaan yang signifikan. Perbedaan ini dipengaruhi oleh faktor biologis, hormonal, dan bahkan sosial budaya. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan mendasar dan pentingnya memahami ciri-ciri khas penyakit jantung pada pria dan wanita.

Faktor Biologis: Kromosom dan Hormon

Perbedaan biologi utama antara pria dan wanita terletak pada kromosom dan hormon. Pria memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y, sementara wanita memiliki dua kromosom X. Perbedaan ini mempengaruhi banyak aspek fisiologi tubuh, termasuk respon tubuh terhadap penyakit jantung.

Wanita sebelum menopause cenderung memiliki risiko penyakit jantung yang lebih rendah dibandingkan pria, berkat perlindungan dari hormon estrogen. Estrogen membantu menjaga elastisitas pembuluh darah dan mengurangi risiko pembentukan plak di arteri. Namun, setelah menopause, kadar estrogen menurun drastis, dan risiko penyakit jantung pada wanita meningkat secara signifikan, bahkan menyamai pria.

Selain itu, wanita penderita diabetes melitus memiliki risiko serangan jantung yang sama besarnya dengan pria, bahkan sebelum menopause. Diabetes juga dapat memperbaiki kondisi pembuluh darah yang sudah rentan pada wanita pascamenopause.

Gejala yang Berbeda

Salah satu perbedaan mencolok adalah gejala serangan jantung. Pria umumnya mengalami gejala klasik seperti nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri. Sementara itu, wanita sering mengalami gejala yang lebih “halus” seperti:

  • Mual
  • Mendesak
  • Rasa tidak nyaman di rahang bawah atau punggung
  • Penyakit Ekstrem
  • Pingsan tanpa sebab yang jelas

Gejala yang tidak biasa ini sering menyebabkan wanita salah mengartikan serangan jantung sebagai gangguan pencernaan atau stres. Akibatnya, banyak wanita yang terlambat mendapatkan perawatan medis yang tepat.

Bias dalam Diagnosis dan Penanganan

Sayangnya, ada bias gender dalam diagnosis dan penanganan penyakit jantung. Penelitian menunjukkan bahwa dokter lebih cenderung memberikan tes mendalam pada pria dengan gejala kardiovaskular dibandingkan wanita. Hal ini sering kali membuat wanita tidak mendapatkan diagnosis yang akurat dan perawatan yang tepat waktu.

Sebuah penelitian terhadap 3.000 pasien yang baru mengalami serangan jantung menemukan bahwa banyak wanita tidak menyadari bahwa gejala alami mereka adalah tanda serangan jantung. Terlebih lagi, banyak dari mereka yang tidak mengetahui bahwa penyakit jantung adalah penyebab utama kematian pada wanita.

Perbedaan Fisik dalam Penyakit Jantung

Secara fisik, penyakit jantung pada wanita dan pria juga berbeda, terutama dalam hal memagari plak di arteri. Pada pria, plak lebih sering menyebabkan penyumbatan total di arteri besar yang bisa diatasi dengan stent atau operasi bypass. Sebaliknya, pada wanita, penyakit jantung sering melibatkan pembuluh darah kecil (mikrovaskular), di mana aliran darah terhambat meskipun tidak ada penyumbatan total.

Pada wanita, kondisi ini sering disebut sebagai iskemia tanpa penyakit arteri koroner obstruktif (INOCA). Kondisi ini sulit didiagnosis dengan metode standar, seperti angiogram, sehingga memerlukan pendekatan yang lebih cermat.

Pilihan Pengobatan yang Berbeda

Perbedaan dalam jenis penyakit jantung ini mempengaruhi pilihan pengobatan. Pada pria, intervensi seperti pemasangan stent atau bypass arteri koroner sering menjadi solusi utama. Sementara pada wanita, pendekatan yang lebih fokus pada manajemen risiko, seperti pengendalian tekanan darah, kolesterol, dan peradangan, sering kali lebih efektif.

Selain itu, pada tahap awal serangan jantung, penanda biologi seperti troponin yang digunakan untuk mendeteksi kerusakan jantung sering kali lebih rendah pada wanita dibandingkan pria. Hal ini membuat wanita lebih rentan terhadap salah diagnosis atau keterlambatan penanganan.

Mitos dan Kurangnya Kesadaran

Mitos bahwa “wanita tidak rentan terhadap penyakit jantung” masih kuat di masyarakat. Banyak wanita berasumsi bahwa penyakit jantung hanya masalah pria. Akibatnya, mereka cenderung mengabaikan gejala awal dan baru mencari bantuan medis ketika kondisinya sudah parah.

Pentingnya Edukasi dan Pencegahan

Mengingat perbedaan ini, edukasi tentang penyakit jantung sangat penting, terutama bagi wanita. Wanita perlu menyadari bahwa penyakit jantung meningkat drastis setelah menopause dan bahwa gejala serangan jantung bisa berbeda dari pria.

Langkah pencegahan, seperti menjaga pola makan sehat, berolahraga secara teratur, mengelola stres, dan rutin memeriksakan kesehatan jantung, sangat penting bagi pria dan wanita. Selain itu, dokter juga perlu lebih peka terhadap perbedaan gejala dan memberikan perhatian yang sama kepada pasien pria maupun wanita.

Kesimpulan

Penyakit jantung memiliki banyak perbedaan dalam cara berkembang dan mempengaruhi tubuh pria dan wanita. Memahami perbedaan ini dapat membantu dalam pencegahan, diagnosis, dan pengobatan yang lebih efektif. Dengan kesadaran yang lebih tinggi dan pendekatan yang tepat, risiko kematian akibat penyakit jantung pada pria dan wanita dapat diminimalkan.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Turun 19 Kg, Ini Perubahan Positif yang Dialami Erlina

Turun 19 Kg, Ini Perubahan Positif yang Dialami Erlina

Turun 19 Kg – Perjalanan menurunkan berat badan bukanlah hal yang mudah, tetapi bagi Erlina Pastiniasari , itu adalah proses penuh kesabaran yang menghasilkan hasil luar biasa. Selama dua tahun, ia berhasil menurunkan berat badan dari 67-68 kg menjadi 49 kg , atau sekitar 18-19 kg. Bagi Erlina, diet bukan hanya tentang angka di timbangan, tetapi juga mengubah gaya hidup yang lebih sehat.

Dalam wawancara dengan Kompas.com pada Jumat (22/11/2024), Erlina berbagi cerita mengenai perjuangan, tantangan, dan perubahan positif yang ia alami setelah berhasil mencapai berat badan ideal.


Proses Diet yang Berfokus pada Kesehatan

Erlina pentingnya pentingnya kesabaran dalam menjalani diet. Ia tidak percaya pada metode instan yang menjanjikan penurunan berat badan secara drastis dalam waktu singkat.

“Karena aku enggak mau yang namanya instan. Kan banyak orang yang bilang, ‘Gimana sih caranya satu bulan turun 10 kilo?’ Enggak ada itu, jadi benar-benar harus proses,” ungkap Erlina.

Ia percaya bahwa penurunan berat badan yang sehat membutuhkan waktu, disiplin, dan komitmen. Bagi Erlina, diet bukan hanya soal menurunkan berat badan, tetapi juga tentang mengubah komposisi tubuh menjadi lebih sehat dan proporsional. Fokusnya adalah mendapatkan tubuh yang lebih bugar dan penuh energi untuk menjalani aktivitas sehari-hari.


Perubahan Sebelum dan Sesudah Diet

Sebelum memulai diet, Erlina kerap menghadapi berbagai masalah kesehatan. Ia sering merasa:

  • Mendesak
  • Cepat lelah
  • Malas bergerak

Kondisi ini membuatnya sadar bahwa ia harus mulai mengubah gaya hidupnya. Setelah dua tahun menjalani diet sehat dan rutin berolahraga, Erlina merasakan banyak perubahan positif , baik secara fisik maupun mental.

  1. Tubuh Lebih Sehat dan Bugar
    Penurunan berat badan memberikan dampak signifikan pada kesehatan Erlina. Ia merasa tubuhnya kini lebih segar setiap hari. Selain itu, daya tahan tubuhnya meningkat, menjadikannya lebih energik untuk menjalani berbagai aktivitas.
  2. Penampilan Lebih Awet Muda
    Salah satu perubahan yang paling mencolok adalah penampilan Erlina yang kini terlihat lebih muda dari usianya.

    “Umur aku sekarang 38 tahun, sudah mau 40 ya. Tapi kalau orang ketemu aku atau lihat aku di foto pasti mikirnya umur aku tuh masih 27 tahun,” ungkapnya.

    Perubahan fisik ini menjadi bonus yang sangat mengecewakan bagi Erlina, sekaligus motivasi untuk terus menjaga gaya hidup sehat.

  3. Kesehatan Mental yang Lebih Baik
    Selain fisik, Erlina juga merasakan perubahan positif pada mentalnya. Pola hidup sehat membuatnya merasa lebih percaya diri dan bahagia. Ia kini lebih termotivasi untuk menjaga keseimbangan antara diet, olahraga, dan kesehatan mental.

Kebiasaan Sehat yang Terbentuk

Perjalanan Erlina tidak hanya mencapai berat badan ideal, tetapi juga membentuk kebiasaan hidup sehat yang terus ia pertahankan hingga saat ini.

  1. Olahraga Rutin
    Salah satu kebiasaan yang kini menjadi bagian dari gaya hidup Erlina adalah olahraga. Tubuhnya bahkan mulai memberikan “sinyal” untuk berolahraga secara teratur. Jika tidak melakukannya, ia merasa tubuhnya menjadi kurang nyaman.
  2. Pola Makan Sehat
    Erlina juga lebih tepat dalam memilih makanan. Jika ia mengonsumsi makanan yang tidak sehat, tubuhnya langsung merespons dengan rasa tidak nyaman. Hal ini mendorongnya untuk terus menjaga pola makan seimbang.
  3. Kesadaran akan Kesehatan
    Penurunan berat badan yang signifikan membuat Erlina semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh. Ia kini lebih menghargai proses dan konsistensi menjalani gaya hidup sehat.

Motivasi untuk Orang Lain

Bagi Erlina, perjalanan dietnya bukan hanya tentang pencapaian pribadi, tetapi juga inspirasi bagi orang lain. Ia berharap ceritanya dapat memotivasi mereka yang sedang berjuang menurunkan berat badan.

“Pokoknya banyak banget perubahan positif kalau kita mau diet dan jaga makan, apalagi ditambah olahraga. Badannya makin kuat, makin sehat juga,” tutupnya.

Pesan Erlina jelas: tidak ada hasil instan yang benar-benar bertahan lama. Diet yang sehat memerlukan proses, namun hasilnya akan memberikan dampak positif yang jauh lebih besar, baik untuk fisik maupun mental.


Kesimpulan

Perjalanan diet Erlina Pastiniasari adalah bukti bahwa perubahan gaya hidup yang sehat dapat memberikan dampak luar biasa. Dengan kesabaran, disiplin, dan komitmen, ia berhasil menurunkan berat badan hampir 19 kg dalam dua tahun. Tidak hanya itu, ia juga merasakan tubuh yang lebih bugar, penampilan yang lebih muda, serta kesejahteraan mental yang lebih baik.

Bagi Anda yang sedang berjuang menurunkan berat badan, kisah Erlina bisa menjadi motivasi. Ingatlah bahwa perjalanan menuju tubuh sehat adalah proses yang membutuhkan waktu dan usaha. Dengan pola makan seimbang, olahraga rutin, dan tekad yang kuat, Anda juga bisa mencapai hasil yang luar biasa.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

4 Manfaat Buah Naga untuk Jaga Kesehatan Jantung Anda

4 Manfaat Buah Naga untuk Jaga Kesehatan Jantung Anda

Manfaat Buah Naga – Buah naga, dikenal juga sebagai pitaya atau buah naga , adalah buah unik dari keluarga kaktus (Cactaceae) yang tumbuh di Asia, Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Selain rasanya yang segar dan manis, buah naga menawarkan berbagai manfaat kesehatan yang luar biasa. Salah satu manfaat utamanya adalah menjaga kesehatan jantung .

Dilaporkan dari berbagai sumber, termasuk Everyday Health dan Kementerian Kesehatan , buah naga mengandung berbagai nutrisi yang mendukung fungsi jantung, termasuk serat, antioksidan, serta vitamin dan mineral penting.


Kandungan Nutrisi Buah Naga

Menurut data dari Departemen Pertanian Amerika Serikat ( USDA ), setiap 100 gram buah naga mengandung sekitar 57 kalori dan berbagai nutrisi penting, seperti:

  • Serat: 3,1 gram (10,3% dari kebutuhan harian)
  • Vitamin C: 4,3 mg (5% dari kebutuhan harian)
  • Kalium: 116 mg
  • Zat Besi: 0,18 mg
  • Karbohidrat Total: 15,2 gram
  • Jumlah Lemak: 0,14 gram
  • Protein: 0,36 gram

Kandungan nutrisi ini menjadikan buah naga sebagai salah satu makanan sehat yang dapat membantu menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk kesehatan jantung.


Manfaat Buah Naga untuk Kesehatan Jantung

Berikut empat manfaat utama buah naga bagi kesehatan jantung:

1. Menurunkan Kolesterol

Buah naga diketahui mampu membantu mengontrol kadar kolesterol dalam tubuh. Kandungan serat dalam buah naga membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) sekaligus meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL).

Penelitian pada tikus dengan pola makan tinggi lemak menunjukkan bahwa konsumsi buah naga dapat mengurangi Kolesterol total. Meski penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan efek ini pada manusia, manfaat serat dalam mengontrol kolesterol sudah terbukti secara umum.

2. Menstabilkan Tekanan Darah

Buah naga kaya akan magnesium dan kalium , dua mineral penting yang membantu menjaga tekanan darah tetap stabil.

  • Magnesium: Mendukung lebih dari 300 reaksi biokimia tubuh, termasuk yang berkaitan dengan fungsi jantung dan pembuluh darah.
  • Kalium: Membantu menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh, yang sangat penting untuk mencegah tekanan darah tinggi.

Dengan tekanan darah yang stabil, risiko penyakit kardiovaskular seperti hipertensi dan serangan jantung dapat diminimalkan.

3. Antioksidan dan Anti-inflamasi

Buah naga mengandung antioksidan seperti betasianin dan vitamin C , yang melindungi sel-sel jantung dari kerusakan akibat radikal bebas. Antioksidan ini juga membantu mengurangi peradangan dalam tubuh, salah satu faktor utama yang meningkatkan risiko penyakit jantung.

Selain itu, sifat anti-inflamasi buah naga juga membantu menjaga pembuluh darah tetap sehat dan mencegah aterosklerosis (penumpukan plak di arteri), yang dapat menyebabkan stroke dan serangan jantung.

4. Mengontrol Gula Darah

Kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi pada jantung, terutama bagi penderita diabetes. Studi menunjukkan bahwa buah naga memiliki potensi untuk membantu mengatur kadar gula darah. Dengan gula darah yang terkontrol, risiko komplikasi kardiovaskular dapat diminimalkan.


Manfaat Lain untuk Pembuluh Darah

Buah naga memiliki kandungan yang mendukung fungsi endotel , yaitu lapisan dalam pembuluh darah yang bertugas menjaga elastisitas arteri. Endotel yang sehat membantu mencegah pembentukan plak di pembuluh darah, sehingga aliran darah tetap lancar dan risiko penyumbatan arteri berkurang. Dengan menjaga kesehatan pembuluh darah, buah naga dapat berkontribusi dalam mencegah serangan jantung dan stroke.


Mengapa Buah Naga Sangat Direkomendasikan untuk Kesehatan Jantung?

Dengan kandungan serat, antioksidan, vitamin, dan mineral yang tinggi, buah naga adalah salah satu pilihan makanan alami yang mendukung kesehatan jantung. Berikut rangkuman manfaatnya:

  • Mengurangi risiko penyakit jantung dengan mengontrol kadar kolesterol dan tekanan darah.
  • Melawan peradangan yang dapat merusak pembuluh darah.
  • Meningkatkan elastisitas pembuluh darah untuk mencegah penyumbatan arteri.

Untuk mendapatkan manfaat maksimal, buah naga dapat dikonsumsi langsung sebagai camilan sehat, diolah menjadi jus, atau ditambahkan ke dalam salad.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Gaya Stylish di Musim Hujan: Tips dari Julie Estelle

Gaya Stylish di Musim Hujan: Tips dari Julie Estelle

Julie Estelle – Musim hujan telah tiba, membawa udara dingin dan tantangan bagi para pecinta fashion untuk tetap tampil stylish sambil menjaga kenyamanan. Salah satu ikon mode yang kerap tampil memukau dengan pilihan outfit-nya adalah aktris dan model Julie Estelle . Dalam peluncuran koleksi kolaborasi terbaru UNIQLO x Anya Hindmarch di Kissa Cafe, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, pada Kamis (21/11/2024), Julie berbagi tips memilih outfit yang tepat untuk musim hujan.

Celana Panjang untuk Kehangatan dan Gaya

Menurut Julie, celana panjang adalah pilihan utama untuk musim hujan. Ia menjelaskan bahwa celana panjang seperti jeans tidak hanya memberikan kehangatan tetapi juga menawarkan tampilan yang modis dan mudah dipadukan dengan berbagai jenis pakaian lainnya.

“Untuk pakaian musim hujan, aku lebih suka menggunakan celana,” ungkapnya. Julie memilih jeans sebagai item yang wajib ada di lemari musim hujannya. Selain memberikan perlindungan dari udara dingin, jeans juga cukup tahan cipratan udara, sehingga tetap nyaman digunakan saat beraktivitas di luar ruangan.

Jika Anda ingin meniru gaya Julie, pilihlah celana panjang yang memiliki bahan tebal dan fleksibel. Selain jeans, Anda juga bisa mempertimbangkan celana berbahan twill atau chino untuk memberikan variasi pada tampilan Anda.

Pakaian Luar Berwarna Netral

Sebagai pelengkap outfit, Julie menyarankan penggunaan jaket atau outer dengan warna-warna netral seperti olive atau navy . Pilihan warna ini tidak hanya terlihat elegan, tetapi juga mudah dipadukan dengan berbagai atasan atau aksesoris lainnya.

“Warna seperti olive dan navy bisa terlihat bagus dengan warna apapun,” kata Julie. Outerwear netral juga membantu menciptakan tampilan yang mudah namun tetap menarik perhatian.

Julie juga menambahkan bahwa layering adalah kunci untuk menghadapi musim hujan. Ia merekomendasikan untuk melapisi pakaian dengan kaos sebagai dasar. “Saya akan melapisinya dengan kemeja (saya juga akan melapisinya dengan kaos),” tambahnya.

Untuk layering, pilih kaos berbahan katun atau sweater tipis yang nyaman di kulit. Kombinasi ini tidak hanya membantu menghangatkan tubuh, tetapi juga memungkinkan Anda tetap fleksibel dalam bergerak.

Sepatu yang Tepat untuk Musim Hujan

Pilihan sepatu adalah elemen penting dalam menghadapi musim hujan. Julie menyarankan untuk memilih sepatu yang dapat melindungi kaki dari cipratan air dan mencegah tergelincir di jalan yang licin.

“Lalu dipadukan dengan flat boots atau sneakers, biar lebih nyaman untuk jalan-jalan,” katanya. Flat boots memberikan perlindungan lebih baik terhadap penampungan udara, sementara sneakers yang memiliki sol anti licin cocok untuk aktivitas sehari-hari.

Jika Anda ingin tampil lebih kasual, sneakers dengan desain minimalis dapat menjadi pilihan yang tepat. Untuk tampilan yang lebih berani, flat boots dengan aksen tali atau gesper bisa menjadi statement piece yang melengkapi outfit Anda.

Perpaduan Gaya dan Fungsi

Julie Estelle berhasil memadukan elemen gaya dan fungsi dalam memilih pakaian musim hujan. Dengan fokus pada kenyamanan dan kepraktisan, ia tetap mempertahankan tampilan yang stylish dan modern. Tipsnya sangat relevan bagi siapa saja yang ingin tampil memukau meskipun menghadapi cuaca yang kurang bersahabat.

Jika Anda ingin meniru gaya Julie, berikut adalah panduan sederhana:

  1. Celana panjang seperti jeans atau chino untuk menjaga kehangatan.
  2. Outerwear berwarna netral seperti olive atau navy untuk tampilan yang elegan dan serasi.
  3. Layering dengan kaos atau sweater ringan untuk menambah dimensi pada outfit Anda.
  4. Sepatu anti licin , seperti flat boots atau sneakers, untuk kenyamanan dan perlindungan.

Kombinasi Fashion dan Musim

Musim hujan sering kali menjadi tantangan untuk tetap tampil modis. Namun, dengan sedikit kreativitas dalam memilih pakaian, Anda tetap bisa tampil memukau seperti Julie Estelle. Tips yang ia bagikan mengingatkan kita bahwa gaya tidak harus mengorbankan kenyamanan, terutama di musim hujan.

Jadi, sudah siap tampil modis di tengah hujan? Jangan lupa untuk menyesuaikan pilihan Anda dengan cuaca dan tetap mengutamakan kenyamanan serta fungsionalitas pakaian. Dengan tips dari Julie Estelle, Anda tidak hanya siap menghadapi hujan tetapi juga menjadi pusat perhatian dengan gaya yang sempurna!

Diabetes: Fokus Pengobatan pada Gula Darah dan Komplikasi

Diabetes: Fokus Pengobatan pada Gula Darah dan Komplikasi

Gula Darah – Pendekatan pengobatan diabetes terus berkembang seiring dengan meningkatnya pemahaman tentang penyakit ini dan komplikasi yang ditimbulkannya. Kini, pengelolaan diabetes tidak hanya berfokus pada penurunan kadar gula darah, tetapi juga mencakup upaya pencegahan dan penanganan komplikasi lain yang dapat membantu kondisi pasien.

Hal ini dijelaskan oleh Kepala Klinik Edukasi Diabetes RSUP Fatmawati , dr. Ida Ayu Made Kshanti, Sp.PD, KEMD, dalam acara bertajuk Tracking Issues in Diabetes Management in Hospital yang diselenggarakan di IMERI FKUI Jakarta, seperti dikutip dari Antara pada Jumat (22/11/2024).

Pendekatan Holistik dalam Pengelolaan Diabetes

Menurut dr. Ida, pengobatan diabetes saat ini telah beralih dari fokus tunggal pada gula darah menjadi pendekatan yang lebih holistik. “Saat ini fokus tatalaksana diabetes berubah, jadi tidak hanya fokus pada gula darah, tetapi juga pada komplikasi pencegahan, terutama komplikasi kardiorenal, serta memperbaiki metabolisme gula darah, berat badan, dan obesitas,” ujar Ida.

Pendekatan baru ini bertujuan untuk mengatasi berbagai komplikasi yang sering menyertai diabetes, seperti penyakit kardiovaskular, kegagalan ginjal, serta gangguan metabolisme lainnya. Hal ini dilakukan melalui penilaian menyeluruh yang mencakup berbagai aspek kesehatan pasien, termasuk faktor risiko seperti obesitas, hipertensi, dan penyakit jantung.

Penilaian Individu untuk Pengobatan yang Tepat Sasaran

Ida menjelaskan pentingnya pengumpulan data mendalam tentang kondisi setiap pasien sebelum merencanakan rencana pengobatan. “Pedoman baru penilaian pasien lebih mendalam yang berhubungan dengan perencanaan untuk menentukan pasien yang sesuai edukasinya apa dari aktivitas fisik, pola makan, obat, bagaimana pola GDP (gula darah puasa), jadi tidak ada pengobatan yang sama pada masing-masing individu,” jelasnya.

Dengan pendekatan individual ini, dokter dapat menentukan target terapi yang lebih spesifik, seperti:

  1. Mengontrol kadar gula darah.
  2. Menurunkan tekanan darah tinggi.
  3. Menyesuaikan berat badan ke rentang ideal.
  4. Meningkatkan aktivitas fisik dan pola hidup sehat.

Komplikasi Pencegahan Kardiorenal

Komplikasi kardiorenal, yaitu gangguan jantung dan ginjal, menjadi perhatian utama dalam pengobatan diabetes modern. Menurut Ida, faktor risiko kardiovaskular seperti Penyakit Kardiovaskular Aterosklerotik (ASCVD) dan potensi gagal jantung perlu diperiksa secara rutin. Selain itu, fungsi ginjal, yang rentan terhadap gangguan pada pasien diabetes, juga harus diperhatikan dengan seksama.

Selain kardiorenal, komplikasi lain seperti neuropati (gangguan saraf), retinopati (gangguan mata), dan kerusakan hati juga harus diwaspadai. Semua faktor ini menjadi bagian dari proses penilaian yang mendalam sebelum dokter merancang terapi yang tepat.

Efikasi dan Keamanan Obat-obatan

Dalam terapi diabetes, obat-obatan tetap menjadi pilar utama. Namun, efektivitas dan keamanannya juga harus diperhatikan. Obat seperti metformin dan SGLT2 inhibitor , yang sering digunakan pada pasien diabetes tipe 2, tidak hanya membantu menurunkan kadar gula darah tetapi juga memberikan manfaat tambahan bagi kesehatan jantung dan ginjal.

Namun, dokter juga harus memastikan obat-obatan ini tidak menimbulkan efek samping serius, seperti hipoglikemia (penurunan gula darah secara drastis) atau menjamin kondisi kesehatan lain yang dimiliki pasien.

Kolaborasi Lintas Disiplin untuk Pengelolaan yang Optimal

Ida menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai disiplin ilmu dalam pengelolaan diabetes. Penyakit ini tidak bisa ditangani hanya oleh dokter spesialis penyakit dalam, tetapi juga membutuhkan dukungan dari ahli gizi, psikolog, dan bahkan ahli perilaku untuk membantu pasien mengubah pola hidup mereka.

“Pengobatan pasien diabetes tidak hanya dilakukan oleh penyakit dalam atau dokter penyakit dalam, tetapi juga membutuhkan kolaborasi dengan disiplin lain,” tuturnya.

Dalam beberapa kasus, keterlibatan psikolog dapat membantu pasien menghadapi tantangan emosional yang sering muncul akibat diabetes. Hal ini terutama penting untuk memastikan pasien mampu menjalankan perubahan gaya hidup yang diperlukan secara konsisten.

Komitmen untuk Penanganan Komprehensif

Pendekatan baru dalam pengobatan diabetes mencerminkan komitmen yang lebih besar terhadap pengelolaan penyakit ini secara komprehensif. Selain menurunkan gula darah, fokus juga diberikan pada pencegahan komplikasi, peningkatan kualitas hidup pasien, serta upaya untuk mengurangi dampak jangka panjang dari penyakit ini.

Dengan kolaborasi lintas disiplin dan pemanfaatan teknologi modern, diharapkan pasien diabetes dapat memperoleh pengobatan yang lebih efektif dan spesifik sesuai kebutuhan masing-masing. Hal ini menjadi langkah penting dalam pencegahan prevalensi diabetes yang terus meningkat, terutama di Indonesia.

Kesimpulannya, pengelolaan diabetes kini tidak lagi hanya soal menurunkan kadar gula darah, tetapi juga memastikan bahwa pasien mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik dengan mengatasi berbagai komplikasi yang mungkin muncul. Dengan pendekatan yang lebih holistik, masa depan penanganan diabetes di Indonesia diharapkan semakin cerah.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.