Penyebab PHK 400 Karyawan dan Tutup 19 Gerai KFC Terkuak
Restoran cepat saji yang populer di Indonesia kini harus menghadapi kenyataan pahit. KFC, yang telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang, mengambil langkah berat dengan menutup sejumlah gerai dan melakukan pemutusan hubungan kerja. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk merespons kondisi keuangan yang terus mengkhawatirkan selama lima tahun terakhir.
Memasuki tahun 2025, KFC terpaksa menutup 19 gerai dan memberhentikan 400 karyawan. Meskipun kondisi tersebut dirasa sulit, manajemen perusahaan menyatakan rencana untuk tetap melanjutkan ekspansi di masa depan tanpa memberikan rincian lebih jauh mengenai strategi tersebut.
Keputusan untuk menutup gerai bukanlah hal baru bagi KFC. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka telah melakukan penutupan serupa secara konsisten.
Pada tahun 2024 saja, KFC menutup total 55 gerai, sehingga jumlah gerai yang dikelolanya hingga pertengahan tahun ini tersisa 698. Meskipun jumlah gerai berkurang, upaya untuk mempertahankan bisnis tetap dilakukan dengan berbagai pendekatan.
Penyebab Utama Masalah Keuangan KFC di Indonesia
Kondisi keuangan yang menantang menjadi salah satu fokus utama dari manajemen KFC saat ini. Berbagai faktor menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan, termasuk dampak berkepanjangan dari pandemi Covid-19 yang melanda sejak tahun 2020.
Selain itu, ada pula isu boikot yang melanda perusahaan pada tahun 2023 hingga 2024. Kedua faktor tersebut berkontribusi terhadap penurunan pengunjung di gerai, yang berujung pada hilangnya pangsa pasar.
Lebih lanjut, menurunnya daya beli masyarakat saat ini semakin memperburuk situasi. Dengan semakin banyaknya orang yang mengurangi pengeluaran, KFC harus memikirkan langkah-langkah yang tepat untuk pulih kembali dari kerugian.
Strategi yang Diterapkan untuk Mengatasi Kerugian
Demi memperkecil dampak dari situasi sulit ini, KFC Indonesia telah menerapkan beberapa strategi efisiensi. Ini termasuk peninjauan kembali struktur dukungan bagi restoran serta melakukan relokasi dan penutupan gerai yang tidak menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Langkah-langkah ini bertujuan untuk menjaga agar bisnis tetap beroperasi sambil merencanakan pembukaan gerai yang lebih menguntungkan di masa depan. Manajemen juga belajar dari pengalaman selama pandemi untuk mempersiapkan diri lebih baik jika krisis serupa terjadi kembali.
Selain itu, upaya inovasi dalam menu dan pelayanan juga diharapkan bisa menarik kembali pelanggan. Dengan memberikan pengalaman yang lebih baik di gerai, diharapkan dapat meningkatkan transaksi dan pendapatan yang hilang.
Perubahan Kepemilikan dan Pengaruhnya Terhadap Operasional
Belakangan ini, terjadi perkembangan menarik mengenai kepemilikan di dalam entitas bisnis KFC di Indonesia. Anaknya Haji Isam baru-baru ini melibatkan diri dalam entitas tersebut, dengan PT Jagonya Ayam Indonesia menjadi salah satu fokus.
Dikabarkan bahwa PT Shankara Fortuna Nusantara, yang merupakan lewan anak Bapak Haji Isam, telah membeli sebanyak 35% saham PT Jagonya Ayam Indonesia. Meskipun banyak spekulasi beredar, manajemen KFC memastikan bahwa tidak ada rencana akuisisi lebih lanjut saat ini.
Dalam konteks ini, penting untuk mencermati dampak dari perubahan kepemilikan ini terhadap kebijakan dan operasi KFC ke depan. Harapannya, kombinasi dari pengalaman manajemen baru ini bisa membantu untuk memulihkan kinerja perusahaan.
Analisis Laporan Keuangan Terkini KFC Indonesia
Hasil laporan keuangan KFC pada pertengahan tahun 2025 menunjukkan kerugian yang signifikan. KFC belum mampu mencatatkan laba setelah terakhir kali meraih keuntungan pada tahun 2019, sebuah kenyataan yang cukup mengkhawatirkan.
Pada laporan terbaru, kerugian bersih KFC berhasil berkurang menjadi Rp138,75 miliar, menurun 60,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun ada penurunan kerugian, situasi ini masih memperlihatkan tantangan signifikan bagi perusahaan.
Pendapatan KFC selama periode yang sama tercatat sebesar Rp2,40 triliun, mengalami penurunan 3,12% dibandingkan tahun 2024. Penurunan ini menunjukkan bahwa usaha untuk menarik pengunjung kembali ke gerai belum berjalan efektif.
Di sisi lainnya, beban pokok penjualan juga mengalami penurunan menjadi Rp961,44 miliar. Pengelolaan biaya yang lebih baik menjadi salah satu upaya yang diharapkan dapat membantu perusahaan untuk keluar dari lingkaran kerugian.
Secara keseluruhan, posisi aset KFC tercatat meningkat menjadi Rp4,10 triliun dari Rp3,53 triliun sebelumnya. Meskipun terdapat peningkatan aset, tantangan dalam hal liabilitas dan ekuitas masih menjadi perhatian utama bagi manajemen perusahaan.