8 Obat Alami untuk Atasi Peradangan Kronis

8 Obat Alami untuk Atasi Peradangan Kronis

Atasi Peradangan Kronis – Peradangan kronis merupakan kondisi yang bisa berdampak buruk pada kesehatan jika tidak dikelola dengan baik. Menurut MedicineNet, peradangan yang berlangsung lama dapat memicu berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, radang sendi, dan kanker. Oleh karena itu, mengurangi peradangan kronis menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan tubuh.

Selain perawatan medis, ada berbagai bahan alami yang dikenal memiliki sifat anti-inflamasi dan dapat membantu mengurangi peradangan secara alami. Berikut adalah delapan bahan herbal yang dapat Anda coba untuk mengatasi peradangan kronis, sebagaimana dirangkum dari MedicineNet dan Healthline.


1. Kunyit

Kunyit adalah salah satu bahan herbal yang paling terkenal untuk mengatasi peradangan. Kurkumin, senyawa aktif dalam kunyit, memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang sangat kuat.

Manfaat kunyit untuk peradangan meliputi:

  • Meredakan nyeri akibat radang sendi.
  • Meningkatkan kekebalan tubuh.
  • Membantu mengobati alergi, mengontrol gula darah, dan menurunkan tekanan darah.
  • Potensi melawan kanker dan penyakit neurologis seperti Alzheimer.

Untuk mendapatkan manfaat kunyit, Anda bisa menambahkannya ke dalam masakan, membuat teh kunyit, atau mengonsumsinya dalam bentuk suplemen.


2. Jahe

Jahe mengandung lebih dari 100 senyawa aktif, termasuk gingerol, shogaol, zingiberene, dan zingerone, yang memiliki efek anti-inflamasi. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menekan molekul inflamasi dalam tubuh.

Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi 500-1.000 mg jahe per hari dapat membantu penderita osteoartritis dengan:

  • Mengurangi peradangan.
  • Menurunkan penanda inflamasi seperti Tumour Necrosis Factor (TNF-alpha) dan Interleukin-1 beta (IL-1β).
  • Mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan mobilitas sendi.

Anda bisa mengonsumsi jahe dalam bentuk teh, menambahkannya ke makanan, atau memanfaatkan ekstrak jahe sebagai suplemen.


3. Kayu Manis

Kayu manis dikenal sebagai bahan alami yang efektif untuk mengurangi peradangan kronis. Kayu manis mengandung senyawa bioaktif yang dapat menurunkan penanda inflamasi, terutama untuk penyakit seperti:

  • Penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD).
  • Diabetes tipe 2.
  • Rematik.

Analisis dari 12 penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi 1.500-4.000 mg kayu manis per hari selama 10-11 hari secara signifikan menurunkan penanda inflamasi seperti C-reactive protein (CRP) dan malondialdehyde (MDA).

Kayu manis bisa ditambahkan ke dalam makanan atau minuman, seperti oatmeal, smoothie, atau teh.


4. Bawang Putih

Bawang putih mengandung senyawa allicin, yang memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan. Konsumsi bawang putih secara rutin diketahui dapat membantu menurunkan peradangan kronis yang terkait dengan kondisi seperti:

  • Penyakit kardiovaskular.
  • Artritis.
  • Diabetes.

Bawang putih dapat digunakan dalam berbagai masakan atau dikonsumsi dalam bentuk mentah untuk manfaat maksimal.


5. Teh Hijau

Teh hijau kaya akan antioksidan katekin, terutama epigallocatechin gallate (EGCG), yang memiliki efek anti-inflamasi. Teh hijau telah terbukti membantu:

  • Mengurangi peradangan kronis pada penderita penyakit inflamasi usus.
  • Menurunkan risiko penyakit jantung dan diabetes.

Minum 2-3 cangkir teh hijau setiap hari dapat memberikan manfaat anti-inflamasi yang signifikan.


6. Minyak Ikan

Minyak ikan mengandung asam lemak omega-3, seperti EPA dan DHA, yang dikenal efektif dalam mengurangi peradangan. Penelitian menunjukkan bahwa omega-3 dapat:

  • Mengurangi peradangan pada penderita artritis.
  • Menurunkan risiko penyakit jantung dengan menurunkan penanda inflamasi seperti CRP dan IL-6.

Minyak ikan bisa dikonsumsi melalui suplemen atau makanan seperti salmon, sarden, dan makarel.


7. Lidah Buaya

Lidah buaya memiliki sifat anti-inflamasi dan penyembuhan yang luar biasa. Selain untuk perawatan kulit, lidah buaya juga bermanfaat untuk mengurangi peradangan di dalam tubuh, terutama yang berkaitan dengan:

  • Masalah pencernaan seperti iritasi usus.
  • Peradangan sendi ringan.

Lidah buaya dapat dikonsumsi dalam bentuk jus atau digunakan secara topikal untuk meredakan peradangan lokal.


8. Cengkeh

Cengkeh mengandung eugenol, senyawa antioksidan yang kuat dengan efek anti-inflamasi. Penelitian menunjukkan bahwa cengkeh dapat membantu:

  • Mengurangi peradangan pada penderita artritis.
  • Melindungi tubuh dari stres oksidatif yang dapat memicu peradangan.

Cengkeh bisa digunakan sebagai bumbu masakan, dibuat menjadi teh, atau digunakan dalam bentuk minyak esensial.


Kesimpulan

Peradangan kronis adalah masalah kesehatan serius yang dapat memicu berbagai penyakit kronis jika tidak ditangani. Menggunakan bahan alami seperti kunyit, jahe, kayu manis, bawang putih, teh hijau, minyak ikan, lidah buaya, dan cengkeh dapat menjadi solusi efektif untuk mengurangi peradangan secara alami.

Meski bahan-bahan ini memiliki manfaat yang luar biasa, penting untuk mengonsultasikan penggunaannya dengan dokter, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan.

Dengan pola makan sehat dan gaya hidup yang baik, peradangan kronis dapat dikendalikan, sehingga risiko penyakit serius dapat diminimalkan.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Mengapa Kebaya Labuh dan Kerancang Diakui UNESCO?

Mengapa Kebaya Labuh dan Kerancang Diakui UNESCO?

UNESCO – Pada tanggal 4 Desember 2024, kebaya resmi diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia oleh UNESCO. Prestasi ini dicapai melalui joint nomination yang melibatkan lima negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Thailand. Namun, hanya dua jenis kebaya dari Indonesia yang mendapatkan pengakuan sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia, yakni Kebaya Labuh dari Kepulauan Riau dan Kebaya Kerancang dari Jakarta.

Keputusan ini memunculkan pertanyaan, mengapa hanya dua jenis kebaya ini yang diakui, mengingat kebaya memiliki beragam jenis dan menjadi salah satu simbol keanggunan perempuan Indonesia?


Proses Pendaftaran Warisan Budaya

Miranti Serad Ginanjar, Pemimpin Editorial buku Kebaya, Keanggunan yang Diwariskan, menjelaskan bahwa Kebaya Labuh dan Kebaya Kerancang dipilih karena keduanya sudah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Nasional (WBTB Nasional). Pengakuan ini menjadi syarat utama sebelum kebaya dapat diajukan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.

“Sayangnya, yang masih masuk WBTB Nasional itu baru Kebaya Labuh dan Kebaya Kerancang Jakarta. Ini yang bersama-sama Malaysia dan negara lainnya untuk didaftarkan jenis kebaya tersebut,” ujar Miranti dalam diskusi Tim Nasional Kebaya Indonesia di Jakarta Pusat, Senin (9/12/2024).

Pada awalnya, Indonesia berencana mendaftarkan kebaya melalui single nomination, yaitu mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya dunia secara mandiri. Namun, banyak jenis kebaya Indonesia seperti Kebaya Kartini dan Kebaya Kutubaru belum terdaftar di tingkat nasional, sehingga langkah ini menjadi tidak memungkinkan dalam waktu yang terbatas.


Joint Nomination: Solusi di Tengah Tantangan

Lana T. Koentjoro, Ketua Tim Nasional Kebaya Indonesia, menyebut bahwa joint nomination dipilih karena empat negara lainnya sudah siap untuk mendaftarkan kebaya secara bersama-sama. Dengan waktu yang terbatas, Tim Nasional Kebaya memutuskan untuk tidak melewatkan kesempatan ini.

“Sementara itu, ada juga suara-suara yang menginginkan single nomination. Tetapi ada 10 atau 11 negara lainnya yang antre untuk mendaftarkan kebaya juga,” kata Lana.

Joint nomination tidak hanya menjadi solusi praktis, tetapi juga langkah strategis untuk memastikan kebaya mendapatkan pengakuan dunia. Keputusan ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antarnegara di Asia Tenggara dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya bersama.


Harapan untuk Masa Depan Kebaya

Pengakuan dari UNESCO diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat, terutama generasi muda, untuk menggunakan kebaya dalam kehidupan sehari-hari. Lana mencontohkan tradisi berkebaya di Bali yang menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari dan menunjukkan bagaimana kebaya dapat tetap relevan di era modern.

“Bisa lihat kekayaan negara kita, misalnya di Bali yang setiap harinya sudah menjadi tradisi untuk berkebaya, kemudian di daerah-daerah seluruh Indonesia lainnya juga masih banyak yang begitu,” ujarnya.

Selain itu, Lana dan Miranti berharap agar pemerintah lebih aktif memfasilitasi dokumentasi dan pendaftaran jenis kebaya lainnya ke dalam daftar WBTB Nasional. Dengan demikian, jenis kebaya khas Indonesia yang lain, seperti Kebaya Kartini, Kebaya Kutubaru, dan Kebaya Encim, juga dapat diakui oleh dunia.


Peran Komunitas dalam Melestarikan Kebaya

Dalam proses pelestarian kebaya, peran komunitas dan masyarakat sangat penting. Dengan dokumentasi dan dukungan dari pemerintah, komunitas dapat lebih mudah mendaftarkan kebaya khas daerah mereka ke tingkat nasional maupun internasional. Hal ini juga membuka peluang untuk mempromosikan keanekaragaman budaya Indonesia yang kaya.

Selain itu, kebaya dapat menjadi inspirasi bagi desainer muda untuk menciptakan kreasi baru yang tetap mempertahankan nilai budaya sekaligus relevan dengan tren fashion modern. Inisiatif ini tidak hanya melestarikan kebaya sebagai warisan budaya, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai simbol kebanggaan nasional.


Kesimpulan

Pengakuan Kebaya Labuh dan Kebaya Kerancang sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia oleh UNESCO adalah langkah awal yang sangat berarti dalam melestarikan kebaya sebagai bagian dari identitas budaya Indonesia. Meskipun hanya dua jenis kebaya yang diakui, hal ini membuka peluang besar bagi jenis kebaya lainnya untuk menyusul di masa depan.

Kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat menjadi kunci utama untuk memastikan kebaya tetap hidup di tengah modernisasi. Dengan langkah-langkah strategis seperti dokumentasi, edukasi, dan promosi, kebaya dapat terus menjadi simbol keanggunan yang diwariskan lintas generasi.

Pengakuan ini juga menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus mencintai, merawat, dan menggunakan kebaya sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Mari kita jadikan kebaya sebagai kebanggaan yang tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia!

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Kenali Gejala dan Cara Mengobati Diabetes Melitus pada Anak

Kenali Gejala dan Cara Mengobati Diabetes Melitus pada Anak

Cara Mengobati Diabetes Melitus – Diabetes melitus (DM) pada anak-anak, khususnya diabetes tipe 1, menjadi perhatian utama dalam dunia kesehatan. Penyakit ini terjadi ketika tubuh anak kekurangan insulin secara absolut akibat kerusakan sel pankreas yang disebabkan oleh proses autoimun. Meski sering dikaitkan dengan orang dewasa, diabetes melitus tipe 1 ternyata banyak dialami anak-anak. Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp. A, Subsp. End., FAAP, FRCPI (Hon.), Dokter Spesialis Anak Subspesialis Endokrinologi RS Pondok Indah, menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dan tenaga kesehatan akan kondisi ini.

Kurangnya Kesadaran tentang Diabetes pada Anak

“Masalah utama yang terjadi di Indonesia adalah kurangnya kesadaran dari masyarakat bahkan tenaga kesehatan bahwa DM dapat terjadi pada anak, sehingga kasus DM pada anak sering terabaikan,” ujar Prof. Aman, dikutip dari Antara (10/12/2024). Data International Diabetes Federation (IDF) pada 2022 mencatat ada 1,2 juta penderita diabetes tipe 1 pada anak di bawah usia 19 tahun di seluruh dunia. Di Indonesia, kasusnya meningkat signifikan. Menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang dirilis Februari 2023, prevalensi diabetes pada anak di Indonesia mencapai 2 per 100.000 anak usia di bawah 18 tahun, dengan peningkatan kasus hingga 70 kali lipat pada Januari 2023.


Gejala Diabetes Melitus pada Anak

Pengenalan dini terhadap gejala diabetes melitus sangat penting untuk mencegah komplikasi serius. Prof. Aman mengungkapkan beberapa gejala awal yang sering dialami anak dengan diabetes tipe 1, yaitu:

  1. Sering haus (polidipsia) – Anak merasa haus terus-menerus.
  2. Sering buang air kecil (poliuria) – Frekuensi buang air kecil meningkat, terutama di malam hari.
  3. Cepat lelah – Anak sering merasa lemah atau lesu tanpa sebab yang jelas.
  4. Penurunan berat badan drastis – Berat badan turun secara signifikan meskipun nafsu makan tetap.
  5. Mudah lapar – Anak sering merasa lapar meskipun baru saja makan.
  6. Infeksi kulit berulang – Anak lebih rentan mengalami infeksi kulit atau luka yang sulit sembuh.

Jika diabetes melitus pada anak sudah berat, dapat muncul kondisi yang disebut ketoasidosis diabetik (KAD). Gejalanya meliputi sesak napas, mual, muntah, sakit perut, dan bahkan pingsan. Prof. Aman menegaskan bahwa kelalaian penanganan pada kondisi ini dapat berakibat fatal.


Cara Mengobati Diabetes Melitus pada Anak

Penanganan diabetes tipe 1 pada anak membutuhkan pendekatan yang menyeluruh. Prof. Aman menjelaskan bahwa ada lima pilar utama dalam pengobatan, yaitu:

1. Penyuntikan Insulin

Penyuntikan insulin merupakan langkah mutlak karena tubuh anak dengan diabetes tipe 1 tidak dapat memproduksi insulin. Hingga saat ini, satu-satunya cara pemberian insulin yang terbukti efektif adalah melalui suntikan di bawah kulit.

2. Pemantauan Gula Darah

Pemantauan gula darah mandiri perlu dilakukan minimal empat kali sehari, yaitu:

  • Pagi hari saat bangun tidur
  • Sebelum makan
  • 1,5-2 jam setelah makan
  • Malam hari sebelum tidur

Hal ini bertujuan untuk memastikan dosis insulin yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tubuh anak.

3. Pengaturan Pola Makan

Pola makan yang sehat dan seimbang sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang anak dan mencegah komplikasi diabetes. Prof. Aman menyarankan pola makan dengan komposisi:

  • 45-50% karbohidrat
  • 15-20% protein
  • Kurang dari 35% lemak

Pasien dan keluarga juga perlu memahami cara menghitung kebutuhan karbohidrat untuk menyesuaikan dosis insulin, sehingga anak memiliki fleksibilitas dalam konsumsi makanan.

4. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik rutin dapat meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin, mengurangi kebutuhan suntikan insulin, dan menjaga kebugaran. Rekomendasi aktivitas fisik untuk anak dengan diabetes tipe 1 adalah:

  • Durasi 60 menit setiap hari
  • Kombinasi aktivitas aerobik dan penguatan otot serta tulang
  • Penguatan otot dan tulang dilakukan minimal 3 kali per minggu

5. Edukasi

Edukasi kepada pasien dan keluarga sangat penting agar mereka dapat memahami dan mengelola kondisi diabetes dengan baik. Pendekatan ini melibatkan tim medis yang terdiri dari dokter spesialis anak subspesialis endokrin, ahli gizi, psikolog, dan edukator diabetes.


Harapan untuk Anak dengan Diabetes Melitus

Meskipun diabetes tipe 1 memerlukan penanganan khusus, anak dengan kondisi ini tetap bisa hidup sehat, bahagia, dan berprestasi seperti anak-anak lainnya. Prof. Aman menegaskan bahwa kontrol yang baik memungkinkan anak mencapai cita-citanya tanpa hambatan.

“Penyakit ini tidak menghalangi anak untuk hidup sehat dan meraih impiannya. Yang penting adalah dukungan keluarga, pemahaman yang baik, dan pengelolaan penyakit yang optimal,” katanya.


Kesimpulan

Diabetes melitus pada anak, khususnya tipe 1, adalah kondisi yang memerlukan perhatian serius. Dengan mengenali gejala awal, memberikan penanganan yang tepat, dan mendukung pola hidup sehat, anak-anak dengan diabetes dapat tetap menjalani kehidupan yang produktif. Peran keluarga, tenaga kesehatan, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung anak-anak ini mencapai potensi terbaiknya.

Mari tingkatkan kesadaran tentang diabetes pada anak, karena deteksi dini dan pengelolaan yang baik dapat membuat perbedaan besar dalam kehidupan mereka.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Kenali 5 Tanda Haid Tidak Normal yang Perlu Diwaspadai

Kenali 5 Tanda Haid Tidak Normal yang Perlu Diwaspadai

Tanda Haid Tidak Normal – Haid atau menstruasi adalah siklus bulanan yang normal dialami oleh perempuan sebagai bagian dari fungsi reproduksi. Namun, dalam beberapa kasus, haid yang tidak normal dapat menjadi tanda adanya gangguan kesehatan yang perlu diperhatikan lebih lanjut. Menurut dr. Indriani, SpOG, seorang dokter kandungan dari RS Columbia Asia, penting bagi setiap perempuan untuk mengenali tanda-tanda haid yang tidak normal agar dapat segera mengambil langkah yang tepat.

Berikut adalah lima tanda haid tidak normal yang wajib diwaspadai:

1. Siklus Haid di Luar Rentang Normal

Siklus haid yang normal berkisar antara 24 hingga 38 hari. Jika jarak antar siklus kurang dari 24 hari atau lebih dari 38 hari, maka hal ini dianggap tidak normal. Ketidakteraturan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres, gangguan hormon, atau masalah kesehatan lainnya.

Mencatat jadwal menstruasi sangat dianjurkan untuk memantau pola siklus haid. Dengan mencatat tanggal hari pertama dan terakhir menstruasi setiap bulan, perempuan dapat melihat apakah interval siklusnya konsisten atau tidak.

“Kita bisa lihat dari intervalnya, maka sangat penting agar setiap wanita mencatat jadwal menstruasinya, dari hari pertama sampai hari terakhirnya itu harus dicatat,” jelas dr. Indri dalam sebuah talkshow bertajuk ‘Katanya Tabu: Ngobrolin Telat Menstruasi’ di Jakarta X Beauty, Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (7/12/2024).

2. Durasi Haid Terlalu Singkat atau Terlalu Panjang

Durasi menstruasi normal berkisar antara tiga hingga tujuh hari. Jika durasi haid kurang dari tiga hari atau lebih dari tujuh hari, hal ini dapat menjadi tanda adanya gangguan kesehatan.

Misalnya, durasi yang terlalu singkat dapat mengindikasikan ketidakseimbangan hormon, sedangkan durasi yang terlalu panjang bisa menjadi tanda kondisi seperti endometriosis atau fibroid rahim.

“Durasi yang secara medis kita katakan normal adalah sekitar tiga sampai tujuh hari. Jadi, kalau kurang atau lebih dari itu pun harus lebih aware,” tutur dr. Indri.

3. Jumlah Darah Berlebihan atau Terlalu Sedikit

Jumlah darah haid yang normal berkisar antara 80 hingga 100 cc dalam satu siklus. Untuk mengukur jumlah darah, perempuan dapat memperhatikan frekuensi mengganti pembalut. Biasanya, pembalut diganti lima hingga enam kali sehari.

Jika seseorang harus mengganti pembalut lebih dari enam kali sehari atau jika darah haid terlalu sedikit (kurang dari 80 cc dalam satu siklus), hal ini dapat menjadi tanda masalah seperti gangguan hormon, polip, atau bahkan anemia.

“Kalau jumlah darah dalam satu siklus kurang dari 80 cc atau melebihi 100 cc, apalagi harus mengganti pembalut lebih dari enam kali sehari, ini perlu diperhatikan lebih lanjut,” tambah dr. Indri.

4. Muncul Gumpalan Darah Besar

Gumpalan darah kecil selama menstruasi masih dianggap normal. Namun, jika gumpalan yang keluar berukuran besar atau sering terjadi, ini bisa menjadi tanda adanya masalah serius, seperti gangguan pembekuan darah atau fibroid rahim.

Selain itu, gumpalan darah besar biasanya disertai dengan nyeri berlebihan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Jika mengalami hal ini, perempuan disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

“Tidak boleh ada gumpalan-gumpalan darah besar. Kalau ada, pastinya harus lebih aware,” tegas dr. Indri.

5. Nyeri Berlebihan yang Mengganggu Aktivitas

Nyeri haid atau dismenorea adalah gejala yang umum dialami banyak perempuan. Namun, jika rasa nyeri sudah sangat mengganggu hingga membuat seseorang tidak bisa beraktivitas normal, ini adalah tanda yang perlu diperhatikan.

Nyeri berlebihan saat haid bisa menjadi gejala dari endometriosis, kista ovarium, atau kondisi lain yang membutuhkan penanganan medis.

“Dikatakan tidak wajar kalau nyerinya sudah mengganggu kegiatan sehari-hari, misalnya tidak bisa beraktivitas. Ini tentu menjadi tanda warning ke badan kita,” tambah dr. Indri.

Langkah yang Harus Dilakukan

Jika mengalami salah satu tanda-tanda di atas, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter kandungan. Diagnosis dini dapat membantu mencegah komplikasi lebih lanjut dan memastikan kesehatan reproduksi tetap terjaga.

Selain itu, memantau siklus haid secara konsisten juga dapat memberikan gambaran pola haid yang normal bagi tubuh Anda. Ada banyak aplikasi kesehatan yang dapat membantu mencatat dan melacak siklus haid dengan mudah.

Pentingnya Mengenali Tanda Haid Tidak Normal

Mengenali tanda-tanda haid tidak normal sejak dini adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan reproduksi. Gangguan kecil yang diabaikan dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius jika tidak ditangani dengan tepat.

Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika mengalami tanda-tanda berikut:

  • Siklus haid yang tidak teratur.
  • Durasi haid yang tidak normal.
  • Jumlah darah haid berlebihan atau terlalu sedikit.
  • Gumpalan darah besar.
  • Nyeri yang mengganggu aktivitas.

Dengan memahami dan mengenali tanda-tanda tersebut, perempuan dapat mengambil langkah proaktif untuk menjaga kesehatannya dan meningkatkan kualitas hidup. Ingat, kesehatan reproduksi adalah bagian penting dari kesejahteraan keseluruhan.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Rahasia Panjang Umur: Kunci Sehat dengan Otot Kuat

Rahasia Panjang Umur: Kunci Sehat dengan Otot Kuat

Rahasia Panjang Umur – Mempersiapkan masa pensiun bukan hanya soal menabung atau memiliki dana pensiun yang cukup. Hal yang tak kalah penting adalah memiliki cadangan otot yang cukup untuk menikmati masa tua dengan sehat dan panjang umur. Dalam satu abad terakhir, usia harapan hidup manusia terus meningkat berkat berbagai faktor, termasuk sanitasi yang lebih baik, peningkatan kesehatan masyarakat, nutrisi, dan pengobatan yang lebih efektif. Namun, meningkatkan usia harapan hidup saja tidak cukup jika tidak diiringi dengan kualitas kesehatan yang baik selama masa hidup seseorang.

Perbedaan Usia Harapan Hidup dan Rentang Kesehatan

Usia harapan hidup adalah jumlah waktu antara kelahiran dan kematian seseorang. Namun, rentang kesehatan adalah jumlah waktu seseorang hidup dengan kondisi sehat dalam rentang usianya. Saat ini, banyak lansia menghabiskan sisa hidup mereka dalam kondisi kesehatan yang buruk, yang tentunya menurunkan kualitas hidup. Tantangan besar yang dihadapi saat ini adalah mempersempit kesenjangan antara usia harapan hidup dan rentang kesehatan, sehingga seseorang dapat menikmati masa tua dengan kualitas hidup yang baik dan tetap mandiri.

Mengapa Memiliki Otot yang Kuat Itu Penting?

Salah satu tantangan terbesar pada populasi yang menua adalah penurunan massa otot, kekuatan, dan fungsinya, yang dikenal sebagai sarkopenia. Kondisi ini berdampak serius, seperti:

  • Gangguan fungsi tubuh.
  • Penyakit metabolik.
  • Risiko terjatuh dan patah tulang.
  • Kehilangan kemandirian.

Otot manusia memiliki peran penting, bukan hanya sebagai penggerak tubuh, tetapi juga dalam mendukung fungsi metabolisme tubuh. Berikut adalah beberapa fungsi otot yang sering diabaikan:

  • Menjadi penyangga glukosa dan lipid (lemak).
  • Mendukung metabolisme istirahat (jumlah kalori yang dibakar tubuh saat beristirahat).
  • Sebagai “penyangga” asam amino selama periode stres fisik, seperti sakit berat.

Bahkan, kesehatan otot dapat menjadi indikator penting selama perawatan medis. Penelitian menunjukkan bahwa kondisi otot saat seseorang masuk ruang perawatan intensif (ICU) dapat memprediksi durasi penggunaan ventilator dan risiko kematian.

Sayangnya, penurunan massa otot dimulai pada usia 40-50 tahun, dengan laju penurunan sekitar 1% per tahun untuk massa otot dan 3% per tahun untuk kekuatannya. Jika tidak digunakan, misalnya karena sakit atau kurang gerak, otot dapat kehilangan massa dan kekuatannya lebih cepat.

Dampak Kehilangan Massa Otot

Penurunan aktivitas fisik seperti berkurangnya durasi berjalan atau langkah harian selama beberapa minggu saja sudah cukup untuk memicu:

  • Perubahan negatif pada komposisi tubuh.
  • Penurunan kekuatan dan kualitas otot.
  • Gangguan kontrol glukosa pada lansia.

Mengingat pentingnya otot untuk fungsi metabolisme dan kesehatan tubuh secara keseluruhan, menjaga jumlah massa otot yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk meningkatkan rentang kesehatan seseorang.

Cara Menjaga Kesehatan Otot Saat Usia Bertambah

Jaringan otot manusia sangat plastis, artinya dapat berubah sesuai dengan tekanan fisik yang diberikan. Otot akan tumbuh (hipertrofi) sebagai respons terhadap aktivitas fisik, tetapi juga dapat menyusut (atrofi) jika tidak digunakan. Kabar baiknya adalah, meski usia bertambah, kita masih dapat memanfaatkan plastisitas otot untuk keuntungan kita.

Berikut adalah cara menjaga kesehatan otot di usia lanjut:

  1. Latihan Beban atau Kekuatan
    Penelitian menunjukkan bahwa latihan beban, meskipun dilakukan secara sporadis atau ringan, dapat efektif dalam memperlambat penurunan massa otot. Latihan ini juga meningkatkan sensitivitas otot terhadap protein makanan, membantu mengatasi resistensi anabolik, dan meningkatkan kemampuan otot dalam menyerap glukosa, sehingga menurunkan risiko diabetes.
  2. Konsumsi Protein Berkualitas
    Asupan protein berkualitas tinggi membantu menjaga dan membangun otot. Kombinasi antara konsumsi protein dan latihan fisik berulang sangat efektif untuk memperlambat proses penurunan massa otot.
  3. Konsistensi dalam Aktivitas Fisik
    Tidak ada kata terlambat untuk memulai. Mulai dengan aktivitas fisik sederhana seperti berjalan, yoga, atau latihan kekuatan ringan dapat memberikan manfaat besar bagi kesehatan otot.

Manfaat Menjaga Kesehatan Otot

Menjaga kesehatan otot memberikan banyak manfaat, antara lain:

  • Memperpanjang rentang kesehatan.
  • Meningkatkan kemandirian di usia tua.
  • Menurunkan risiko penyakit metabolik seperti diabetes.
  • Meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Dengan demikian, membangun otot tidak hanya penting bagi atlet atau individu muda, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin menjalani masa tua dengan sehat dan berkualitas.

Kesimpulan

Memiliki otot yang kuat dan sehat adalah kunci untuk menjalani masa tua yang sejahtera. Dengan menjaga kesehatan otot melalui latihan kekuatan, konsumsi protein berkualitas, dan aktivitas fisik teratur, kita dapat mempersempit kesenjangan antara usia harapan hidup dan rentang kesehatan.

Mulailah sekarang, karena tidak ada kata terlambat untuk membangun otot dan meningkatkan kualitas hidup. Mari persiapkan masa depan yang lebih sehat, lebih kuat, dan lebih bahagia!

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Gen Z: Generasi Paling Kesepian, Ternyata Ini Alasannya

Gen Z: Generasi Paling Kesepian, Ternyata Ini Alasannya

Generasi Z – Generasi Z (Gen Z), atau mereka yang lahir pada akhir 1990-an hingga awal 2010-an, kini dinyatakan sebagai generasi paling kesepian. Hal ini berdasarkan studi terbaru dari perusahaan riset GWI, yang menunjukkan bahwa 80 persen anggota Gen Z melaporkan merasa kesepian selama setahun terakhir. Dari jumlah tersebut, 20 persen mengaku “sering” merasa kesepian, sementara 15 persen lainnya mengatakan mereka merasa kesepian “secara teratur.”

Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan generasi lainnya, seperti milenial (72 persen), Generasi X (60 persen), dan Baby Boomers (45 persen). Lalu, mengapa Gen Z lebih rentan terhadap kesepian dibandingkan generasi sebelumnya?

Tekanan Sosial dan Ekonomi yang Menghimpit

Menurut Bryan Driscoll, konsultan HR dan ahli generasi, Gen Z menghadapi tantangan besar yang diwariskan oleh generasi sebelumnya. “Gen Z adalah generasi paling kesepian karena mereka mewarisi dunia yang secara fundamental rusak,” kata Driscoll kepada Newsweek.

Driscoll menyoroti beberapa masalah utama yang menjadi penyebab kesepian di kalangan Gen Z, antara lain:

  1. Perumahan yang tidak terjangkau: Harga tempat tinggal yang terus meningkat membuat Gen Z kesulitan memiliki hunian sendiri, sehingga banyak dari mereka harus tetap tinggal bersama keluarga atau mencari solusi alternatif seperti berbagi apartemen.
  2. Ketidakpastian pekerjaan: Pasar kerja yang kompetitif dan tidak stabil menciptakan rasa ketidakamanan bagi mereka yang baru memasuki dunia kerja.
  3. Tekanan media sosial: Kehadiran media sosial memperkuat standar yang tidak realistis tentang kehidupan, kesuksesan, dan hubungan, membuat banyak Gen Z merasa tertinggal.

Peran Teknologi dalam Kesepian

Teknologi, meskipun menawarkan konektivitas instan, ternyata juga berkontribusi pada kesepian di kalangan Gen Z. Nicholas Hardy, seorang psikoterapis, menjelaskan bahwa teknologi awalnya dirancang untuk melengkapi hubungan manusia. Namun, kini teknologi sering kali digunakan sebagai pengganti interaksi tatap muka.

“Hal ini menciptakan ilusi koneksi dan komunitas, sehingga banyak yang kurang memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk membangun hubungan yang sehat,” ujar Hardy.

Alih-alih mempererat hubungan, media sosial sering kali memperlihatkan “kehidupan sempurna” orang lain yang sebenarnya hanya potongan terbaik dari kehidupan mereka. Ini membuat Gen Z merasa tidak cukup baik atau tidak setara dengan teman sebaya mereka, memperburuk perasaan isolasi dan rendah diri.

Pandemi dan Dampaknya

Pandemi Covid-19 menjadi momen yang sangat memengaruhi kesehatan mental Gen Z. Masa isolasi sosial selama pandemi tidak hanya menghentikan aktivitas fisik dan sosial, tetapi juga meninggalkan efek jangka panjang pada kesejahteraan emosional mereka.

“Masa isolasi selama pandemi telah meninggalkan efek jangka panjang pada harga diri, kepercayaan sosial, dan kesejahteraan emosional mereka,” kata Driscoll.

Gen Z, yang sebagian besar berada dalam masa remaja atau awal 20-an saat pandemi, kehilangan pengalaman penting dalam membangun hubungan sosial dan mengembangkan kemandirian. Situasi ini memperburuk rasa kesepian yang sudah ada.

Tekanan Status Sosial

Salah satu faktor yang membedakan Gen Z dari generasi sebelumnya adalah tekanan status sosial yang lebih tinggi. Sebanyak 16 persen Gen Z mengaku bahwa tekanan ini memperburuk perasaan kesepian mereka. Media sosial memainkan peran besar dalam menciptakan tekanan ini, dengan terus-menerus menampilkan gambaran kesuksesan, kekayaan, atau kebahagiaan orang lain.

Kesepian: Masalah Individu atau Sosial?

Driscoll memperingatkan bahwa kesepian tidak hanya masalah individu, tetapi juga masalah sosial yang mendesak. “Kesepian bukan hanya masalah individu, tetapi juga bom waktu masyarakat,” tegasnya.

Kesepian yang berkepanjangan dapat berdampak serius pada kesehatan mental dan fisik, termasuk meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan bahkan penyakit jantung. Jika tidak segera ditangani, dampaknya bisa meluas ke seluruh masyarakat, memengaruhi produktivitas dan stabilitas sosial.

Solusi untuk Mengatasi Kesepian Gen Z

Driscoll menawarkan beberapa solusi yang dapat membantu mengurangi kesepian di kalangan Gen Z:

  1. Perumahan yang terjangkau: Memberikan akses yang lebih baik ke hunian yang layak dapat mengurangi tekanan finansial dan meningkatkan stabilitas hidup.
  2. Layanan kesehatan yang mudah diakses: Memastikan layanan kesehatan mental tersedia secara luas dan terjangkau adalah langkah penting untuk membantu individu yang merasa kesepian.
  3. Upah yang layak: Memberikan stabilitas finansial melalui pekerjaan yang adil dan berkelanjutan dapat mengurangi ketidakpastian yang dirasakan oleh Gen Z.
  4. Mendorong interaksi tatap muka: Membangun komunitas yang mendukung interaksi sosial nyata dapat membantu Gen Z mengembangkan hubungan yang lebih mendalam dan bermakna.

Kesimpulan

Gen Z menghadapi tantangan unik yang membuat mereka menjadi generasi paling kesepian. Dari tekanan media sosial hingga dampak pandemi, banyak faktor yang berkontribusi pada isolasi emosional mereka.

Meskipun teknologi terus berkembang, penting bagi Gen Z untuk mengimbangi penggunaan teknologi dengan interaksi manusia yang nyata. Selain itu, pemerintah, organisasi, dan komunitas memiliki tanggung jawab bersama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan mental dan emosional mereka.

Kesepian di kalangan Gen Z adalah masalah sosial yang perlu ditangani secara serius. Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat membantu generasi ini merasa lebih terhubung, dihargai, dan diberdayakan.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Pentingnya Vaksinasi untuk Mencegah Cacar Api

Pentingnya Vaksinasi untuk Mencegah Cacar Api

Mencegah Cacar Api – Herpes zoster, atau yang lebih dikenal sebagai cacar api, adalah penyakit yang disebabkan oleh reaktivasi virus varicella zoster, virus yang juga menyebabkan cacar air. Penyakit ini umumnya menyerang orang dewasa, terutama mereka yang berusia di atas 50 tahun atau memiliki kekebalan tubuh rendah. Dalam upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Dr. dr. Soekamto Koesnoe, Sp.PD-KAI, menekankan pentingnya vaksinasi untuk melindungi kelompok rentan dari penyakit ini.

Mengapa Vaksinasi Penting?

Menurut Dr. Soekamto, vaksinasi adalah langkah pencegahan utama yang sangat efektif untuk melindungi individu dari herpes zoster. Ia menegaskan bahwa vaksinasi sangat dianjurkan untuk orang dewasa berusia 50 tahun ke atas karena kelompok usia ini memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit.

“Orang dengan kekebalan tubuh rendah, termasuk mereka yang berusia di atas 50 tahun, memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena herpes zoster,” jelas Soekamto, seperti dikutip dari Antara pada Sabtu (7/12/2024).

Selain itu, kelompok dengan kondisi imunokompromais, seperti penderita HIV, kanker, penyakit autoimun, atau pasien yang sedang menjalani kemoterapi, juga memiliki risiko tinggi terkena herpes zoster dan komplikasinya. “Orang dengan imunosupresi lebih rentan terhadap herpes zoster dan komplikasinya,” tambahnya.

Apa Itu Herpes Zoster?

Herpes zoster adalah penyakit yang timbul akibat virus varicella zoster yang aktif kembali setelah lama dorman di tubuh seseorang. Virus ini biasanya tidak aktif selama bertahun-tahun setelah seseorang sembuh dari cacar air. Namun, penurunan kekebalan tubuh dapat memicu reaktivasi virus, yang kemudian menyebabkan herpes zoster.

Gejala penyakit ini meliputi:

  • Ruam lepuh yang menyakitkan di area tubuh tertentu.
  • Nyeri, gatal, kesemutan, atau mati rasa.
  • Ruam biasanya bergerombol, mengering dalam waktu 10-15 hari, dan hilang sepenuhnya dalam 2-4 minggu.

Komplikasi Serius yang Harus Diwaspadai

Selain menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan, herpes zoster juga dapat menimbulkan komplikasi serius, terutama jika tidak ditangani dengan baik. Komplikasi yang mungkin terjadi meliputi:

  • Kehilangan penglihatan, jika ruam muncul di area sekitar mata.
  • Infeksi paru-paru (pneumonia).
  • Gangguan pendengaran.
  • Inflamasi otak, yang dapat menyebabkan gangguan serius pada sistem saraf pusat.
  • Dalam kasus tertentu, herpes zoster dapat meningkatkan risiko kematian.

Pencegahan Melalui Vaksinasi

Vaksinasi herpes zoster merupakan langkah pencegahan yang sangat penting. Dr. Soekamto menjelaskan bahwa pemberian vaksin tidak hanya dapat mencegah timbulnya penyakit tetapi juga membantu mengurangi nyeri akibat herpes zoster dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

“Pemberian vaksin dapat menurunkan nyeri akibat herpes zoster dan meningkatkan kualitas hidup pasien dibandingkan mereka yang tidak divaksinasi,” tegasnya.

Siapa yang Dianjurkan Mendapat Vaksin Herpes Zoster?

Sejak Juli 2024, jadwal imunisasi dewasa di Indonesia telah diperbarui oleh Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI, dengan menambahkan vaksin herpes zoster sebagai salah satu rekomendasi. Berikut adalah kelompok yang disarankan untuk menerima vaksin ini:

  1. Orang dewasa berusia 50 tahun ke atas.
  2. Individu berusia 18 tahun ke atas dengan kondisi imunokompromais, baik yang pernah maupun belum pernah mengalami herpes zoster.

Bagi pasien dengan kondisi imunokompromais atau yang sedang menjalani kemoterapi, vaksinasi dapat dilakukan setelah berkonsultasi dengan dokter. Namun, vaksinasi tidak dianjurkan saat pasien sedang mengalami fase akut dengan ruam aktif.

Mengapa Perlu Vaksinasi?

Kesadaran akan pentingnya vaksinasi semakin tinggi, terutama dengan meningkatnya prevalensi penyakit seperti herpes zoster. Tanpa vaksinasi, kelompok rentan, terutama yang memiliki kekebalan tubuh rendah, berisiko tinggi mengalami komplikasi serius yang dapat memengaruhi kualitas hidup mereka.

Herpes zoster juga dapat menyebabkan postherpetic neuralgia (PHN), suatu kondisi di mana nyeri tetap ada bahkan setelah ruam sembuh. Kondisi ini sulit diobati dan dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Dengan vaksinasi, risiko PHN dapat diminimalkan secara signifikan.

Kesimpulan

Herpes zoster adalah penyakit yang dapat dicegah dengan langkah sederhana seperti vaksinasi. Bagi orang dewasa berusia 50 tahun ke atas atau individu dengan kondisi imunokompromais, vaksin herpes zoster sangat dianjurkan untuk melindungi dari risiko infeksi dan komplikasi serius.

Peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya vaksinasi diharapkan dapat membantu meminimalkan kasus herpes zoster di Indonesia. Dengan tindakan pencegahan yang tepat, seperti vaksinasi, kita dapat melindungi diri dan orang yang kita cintai dari ancaman penyakit ini. Jika Anda termasuk dalam kelompok yang berisiko, segera konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut tentang vaksinasi herpes zoster.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Alami Cedera, Marcelino Lefrandt Atasi Cedera dengan Olahraga

Alami Cedera, Marcelino Lefrandt Atasi Cedera dengan Olahraga

Marcelino Lefrandt – Cedera saat syuting bukanlah hal asing bagi para pemain film, terutama mereka yang sering melakukan adegan aksi. Hal ini juga dialami oleh aktor senior Marcelino Lefrandt, yang dikenal selalu totalitas dalam memainkan perannya. Kejadian tersebut menjadi pengalaman tak terlupakan bagi Marcelino dan membentuk perjalanan pemulihan yang menginspirasi banyak orang.

Tragedi Saat Syuting di Era 90-an

Dalam sebuah acara pembukaan outlet kedua Reload Gym Jakarta di Plaza Arcadia Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu (4/12/2024), Marcelino mengenang insiden cedera yang dialaminya. Kala itu, ia tengah syuting sinetron aksi di tahun 90-an dan memilih untuk tidak menggunakan stuntman atau pemeran pengganti.

“Dulu saya pernah syuting sinetron action di tahun 90-an, dan saya pernah mengalami suatu injury,” ujarnya. Insiden terjadi ketika motor yang dikendarainya terpeleset, menyebabkan lutut kirinya sulit digerakkan. Cedera tersebut tidak hanya memengaruhi fisiknya, tetapi juga mentalnya.

Dampak Fisik dan Mental

Sebagai penggemar olahraga, terutama taekwondo, Marcelino mengaku sangat terpukul akibat cedera itu. “I love kicking karena saya taekwondo. Karena tidak dapat menendang, saya sempat mental drop,” curhatnya. Kondisi tersebut membuatnya harus mengurangi kegiatan fisik yang terlalu berat, yang sebelumnya menjadi bagian penting dalam hidupnya.

“Kalau pernah punya injury, itu tidak akan bisa sembuh dengan bertambahnya usia. Apalagi saya sudah berusia 50 tahun, jadi mungkin injury itu akan saya bawa terus,” ungkapnya. Meski demikian, Marcelino menolak untuk menyerah pada keadaan. Ia mulai mencari cara agar tetap bisa menjaga kebugarannya tanpa memperburuk cederanya.

Kembali ke Olahraga untuk Pemulihan

Setelah beberapa lama berhenti dari kegiatan fisik, Marcelino akhirnya memberanikan diri untuk kembali berolahraga di gym. “Setelah berolahraga di gym, saya belajar untuk meningkatkan kualitas otot kaki,” ujar ayah dua anak ini. Menurutnya, latihan yang fokus pada penguatan otot dapat membantu “membungkus” cedera pada tulang kaki, sekaligus meningkatkan massa otot.

Marcelino percaya bahwa kekuatan otot yang baik dapat menjadi pendukung utama dalam menjaga mobilitas dan mengurangi risiko cedera lebih lanjut. Setelah menjalani latihan secara rutin, ia merasa kondisinya jauh lebih baik. “Akhirnya saya berhasil meningkatkan massa otot, dan sekarang saya bisa 200 sampai 400 kilogram,” ungkapnya dengan bangga.

Pelajaran dari Marcelino Lefrandt

Kisah Marcelino menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama mereka yang pernah mengalami cedera dan merasa sulit untuk bangkit kembali. Ada beberapa pelajaran berharga yang dapat diambil dari perjalanan pemulihan Marcelino:

  1. Jangan Takut untuk Memulai Lagi Cedera sering kali membuat seseorang takut untuk kembali beraktivitas fisik. Namun, Marcelino menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, kembali ke olahraga dapat membantu memperbaiki kondisi tubuh secara bertahap.
  2. Pentingnya Meningkatkan Kualitas Otot Marcelino menekankan pentingnya memperkuat otot sebagai salah satu cara untuk melindungi area tubuh yang cedera. Dengan otot yang kuat, beban pada tulang dapat dikurangi, sehingga risiko cedera lebih lanjut dapat diminimalkan.
  3. Usia Bukan Halangan Meski telah memasuki usia 50 tahun, Marcelino tetap menunjukkan bahwa menjaga kebugaran adalah hal yang memungkinkan di segala usia. Ia membuktikan bahwa konsistensi dan kerja keras dapat membantu seseorang mencapai kondisi fisik yang optimal.
  4. Mental Positif adalah Kunci Cedera tidak hanya memengaruhi fisik, tetapi juga mental. Marcelino mengakui bahwa ia sempat merasa terpuruk, tetapi dengan tekad yang kuat, ia berhasil bangkit dan kembali menikmati olahraga.

Inspirasi untuk Banyak Orang

Kisah Marcelino Lefrandt menjadi pengingat bahwa cedera bukanlah akhir dari segalanya. Dengan komitmen untuk terus bergerak dan mencari solusi, seseorang dapat mengatasi keterbatasan fisik yang ada. Bagi Marcelino, olahraga bukan hanya tentang kebugaran, tetapi juga tentang menjaga semangat hidup dan kualitas hidup yang lebih baik.

Dengan pengalaman yang ia bagikan, Marcelino berharap dapat menginspirasi orang lain untuk tidak menyerah pada keadaan. Cedera mungkin menjadi bagian dari perjalanan, tetapi itu tidak berarti perjalanan harus berhenti. Dengan dukungan yang tepat dan dedikasi, setiap orang dapat menemukan cara untuk kembali bangkit.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Bahaya Suntik Filler Berlebihan: Wajah Bengkak dan Tidak Simetris

Bahaya Suntik Filler Berlebihan: Wajah Bengkak dan Tidak Simetris

Bahaya Suntik Filler Berlebihan – Suntik filler atau dermal filler kini menjadi salah satu prosedur kecantikan paling populer. Dengan hasil instan yang dapat mengencangkan kulit dan mengoreksi bagian wajah yang tidak simetris, banyak orang memilih prosedur ini untuk meningkatkan penampilan mereka. Namun, seperti halnya semua prosedur medis, suntik filler memiliki risiko efek samping. Salah satu risiko yang sering terjadi adalah overfilled syndrome, yang muncul ketika filler disuntikkan secara berlebihan tanpa memperhatikan proporsi wajah.

Apa Itu Overfilled Syndrome?

Menurut dr. Gaby Syerly, pendiri Youth & Beauty Clinic Jakarta, overfilled syndrome terjadi ketika filler diberikan dalam jumlah berlebihan, baik dalam satu sesi maupun secara kumulatif setelah beberapa kali perawatan.

“Suntik filler jika berlebihan akan membuat overfilled syndrome. Dokter seharusnya memberikan tindakan penyuntikan filler sesuai kebutuhan, bukan keinginan pasien,” jelas dr. Gaby.

Gejala paling umum dari overfilled syndrome adalah wajah yang tampak terlalu penuh atau bengkak. Meskipun kondisi ini tidak membahayakan kesehatan secara langsung, efeknya dapat memengaruhi estetika wajah. Wajah yang terlihat tidak alami bisa merusak penampilan dan menurunkan kepercayaan diri.

Fungsi Dermal Filler yang Sesungguhnya

Tujuan utama dari dermal filler bukan hanya untuk mengisi area wajah yang kosong. Menurut dr. Gaby, filler yang efektif harus mempertimbangkan nilai seni dan proporsi wajah, sehingga menghasilkan tampilan yang lebih muda dan simetris.

“Tujuan penyuntikan filler bukan hanya sekadar mengisi area kosong, akan tetapi lebih mempertemukan nilai seni dari kaca mata dokter untuk membuat tampilan wajah seseorang menjadi lebih muda dan simetris,” tambahnya.

Di Youth & Beauty Clinic, tindakan dermal filler sering disebut sebagai suntikan pengontur wajah (face contouring injection). Prosedur ini dirancang untuk menonjolkan keindahan alami wajah tanpa terlihat berlebihan.

Cara Mengatasi Overfilled Syndrome

Untungnya, overfilled syndrome dapat diperbaiki, tergantung pada jenis filler yang digunakan. Berikut beberapa metode yang dapat dilakukan:

  1. Filler berbahan asam hialuronat: Jenis filler ini dapat dilarutkan menggunakan enzim khusus sehingga efeknya dapat dihilangkan dengan cepat.
  2. Filler semi permanen atau permanen: Filler ini memerlukan prosedur bedah kecil untuk menghilangkan kelebihan bahan yang disuntikkan.
  3. Filler sementara: Beberapa jenis filler bersifat sementara dan akan terurai secara alami dalam beberapa bulan. Meskipun ini bukan solusi cepat, efek overfilled syndrome akan hilang dengan sendirinya tanpa intervensi tambahan.

Namun, pencegahan tetap menjadi langkah terbaik dibandingkan harus mengatasi efek samping. Memilih dokter yang tepat dan berpengalaman sangatlah penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal tanpa risiko berlebihan.

Tips Mencegah Overfilled Syndrome

Untuk mencegah risiko overfilled syndrome, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  1. Pilih klinik terpercaya: Pastikan klinik yang Anda pilih memiliki reputasi baik dan dokter yang berpengalaman dalam prosedur estetika.
  2. Jangan terburu-buru: Biarkan hasil filler sebelumnya terlihat sepenuhnya sebelum memutuskan untuk menambah filler.
  3. Komunikasikan harapan Anda: Diskusikan keinginan Anda dengan dokter dan percayakan keputusan akhir kepada ahli yang memahami estetika wajah.

Youth & Beauty Clinic, yang dipimpin oleh dr. Gaby, menjadi salah satu klinik kecantikan yang direkomendasikan karena pengalamannya dalam menangani berbagai prosedur estetika. Baru-baru ini, klinik ini menerima penghargaan 1st Runner-Up untuk Layanan Filler Terbaik se-Asia Pasifik dari Merz Aesthetic. Selain itu, mereka juga meraih Hollywood Spectra Star Award sebagai perwakilan tunggal dari Indonesia di kategori Asia Pasifik.

“Kami sangat terhormat. Penghargaan ini mencerminkan dedikasi kami untuk memberikan layanan dan hasil perawatan terbaik, dan kami berkomitmen untuk terus menetapkan standar baru dalam bidang estetika,” ujar dr. Gaby.

Kesimpulan

Suntik filler memang dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah wajah, namun penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati. Overfilled syndrome adalah salah satu risiko yang dapat memengaruhi estetika wajah dan kepercayaan diri. Dengan memilih dokter berpengalaman dan tidak terburu-buru dalam menambah filler, Anda dapat menghindari risiko ini dan tetap mendapatkan hasil yang alami dan memuaskan.

Youth & Beauty Clinic menjadi salah satu contoh klinik yang tidak hanya mengedepankan hasil terbaik, tetapi juga memastikan keamanan dan kenyamanan pasiennya. Sebelum memutuskan untuk melakukan prosedur dermal filler, pastikan Anda memilih tempat yang terpercaya dan dokter yang benar-benar memahami proporsi wajah untuk hasil yang optimal.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Seiko 5 Sports Indonesia: Pesona Eksklusif Harimau Sumatera

Seiko 5 Sports Indonesia: Pesona Eksklusif Harimau Sumatera

Seiko 5 Sports Indonesia – Setelah sukses meluncurkan koleksi jam tangan bertema Indonesia seperti “Merah Putih” dan “Komodo,” Seiko Indonesia kembali menghadirkan inovasi baru yang mengagumkan. Kali ini, melalui koleksi eksklusif Seiko 5 Sports Indonesia Exclusive 3rd Limited Edition, Seiko mempersembahkan penghormatan kepada salah satu hewan endemik Indonesia yang luar biasa, yaitu harimau sumatera.

Desain Loreng Harimau yang Unik

General Manager Seiko Indonesia, Kevin Lie, dalam acara peluncuran “Seiko Third Indonesia Exclusive Media Launch & Talkshow” di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat (4/12/2024), mengungkapkan bahwa jam tangan ini dirancang dengan sangat detail. Bagian dial jam tangan ini menampilkan pola loreng yang bernuansa hitam dan coklat muda, merefleksikan warna bulu khas harimau sumatera. Desain ini tidak hanya memberikan kesan estetik, tetapi juga memperkuat tema harimau sumatera yang menjadi inspirasi utama.

“Untuk desain sendiri itu seperti Seiko 5 Sports pada umumnya, tetapi di bagian dial-nya didesain dengan pola loreng seperti harimau itu sendiri,” jelas Kevin. Jam tangan ini juga memiliki strap bernuansa silver elegan dengan diameter case sebesar 42,5 mm, menjadikannya pilihan yang tepat bagi pecinta jam tangan dengan desain maskulin namun tetap modern.

Teknologi Lenticular Printing

Salah satu fitur paling menarik dari jam tangan ini adalah penggunaan teknologi lenticular printing pada bagian dial-nya. Teknologi ini memungkinkan dial untuk menampilkan perubahan warna saat dilihat dari berbagai sudut dan pencahayaan. Kevin menegaskan bahwa fitur ini memberikan sentuhan eksklusif pada koleksi ketiga dari seri Seiko Indonesia ini.

“Uniknya, bagian dial-nya itu sangat spesial. Karena dia bisa kelihatan beda warna dari berbagai angle sesuai dengan cahaya,” tambah Kevin. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan nilai estetik, tetapi juga memberikan pengalaman visual yang berbeda bagi pemiliknya.

Kemasan yang Ramah Lingkungan

Seiko tidak hanya memperhatikan detail desain jam tangan, tetapi juga totalitas pada kemasannya. Box jam tangan ini dibuat dengan ukiran logo Seiko yang dilengkapi dengan siluet harimau sumatera. Lapisan box didominasi warna coklat dengan hiasan loreng-loreng khas harimau, menciptakan kesan elegan sekaligus ramah lingkungan.

“Untuk desain kami terinspirasi dari harimau sumatera, dari material hingga box-nya pun sudah ramah lingkungan,” ujar Kevin. Hal ini sejalan dengan komitmen Seiko dalam mendukung pelestarian lingkungan.

Edisi Terbatas dengan Misi Konservasi

Seiko 5 Sports Indonesia Exclusive 3rd Limited Edition ini hanya diproduksi sebanyak 1.000 item. Dengan banderol harga Rp 5.270.000, jam tangan ini tidak hanya menawarkan desain dan teknologi yang memukau, tetapi juga menjadi bagian dari misi mulia. Sebagian hasil penjualan dari koleksi ini akan disumbangkan kepada Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC).

TWNC adalah organisasi yang aktif dalam upaya pelestarian harimau sumatera yang kini berada di ambang kepunahan. Dengan membeli jam tangan ini, konsumen tidak hanya mendapatkan produk eksklusif, tetapi juga berkontribusi langsung dalam pelestarian hewan khas Indonesia.

“Harapannya, kolaborasi ini bisa membantu melestarikan hewan-hewan khas Indonesia, bukan cuma harimau sumatera, tapi juga membantu ekosistem fauna dan flora yang terancam punah di Indonesia,” ungkap Kevin.

Lebih dari Sekadar Jam Tangan

Jam tangan ini bukan sekadar aksesoris, melainkan sebuah simbol dari kepedulian terhadap alam Indonesia. Desain yang memukau, teknologi mutakhir, dan misi mulia menjadikan Seiko 5 Sports Indonesia Exclusive 3rd Limited Edition Harimau Sumatera ini sebagai koleksi yang wajib dimiliki oleh para pecinta horologi dan alam.

Dengan edisi terbatas ini, Seiko Indonesia tidak hanya menonjolkan kualitas dan inovasi produknya, tetapi juga memperlihatkan komitmen nyata terhadap pelestarian lingkungan. Koleksi ini membuktikan bahwa sebuah karya seni dapat menjadi alat untuk menciptakan dampak positif bagi alam dan generasi mendatang.

Bagi Anda yang ingin memiliki jam tangan eksklusif sekaligus turut berkontribusi dalam misi konservasi, jangan lewatkan kesempatan ini. Segera dapatkan Seiko 5 Sports Harimau Sumatera sebelum kehabisan, dan jadilah bagian dari gerakan peduli lingkungan melalui seni dan teknologi!

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.