Diabetes pada Anak: Gejala, Risiko, dan Cara Deteksi Dini
Diabetes pada Anak – Diabetes, yang dahulu lebih sering dikaitkan dengan orang dewasa, kini semakin banyak terjadi pada anak-anak. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan masyarakat dan dunia medis. Salah satu jenis diabetes yang paling sering terjadi pada anak adalah diabetes tipe 1. Dokter spesialis anak konsultan nefrologi RS JIH Solo, dr. Agustina Wulandari, Sp. A, Subsp. Nefro, mengungkapkan bahwa diabetes tipe 1 merupakan kondisi ketika sel pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin yang cukup atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan insulin. Hal ini menyebabkan gula darah tidak dapat diubah menjadi energi, sehingga terjadi penumpukan gula dalam darah.
Menurut data yang dihimpun oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), terdapat sekitar 1.400 anak di Indonesia yang terdiagnosis diabetes tipe 1. Namun, angka ini diduga jauh lebih kecil dibandingkan jumlah kasus sebenarnya. Banyak kasus tidak terdeteksi akibat rendahnya kewaspadaan, keterlambatan diagnosis, dan komplikasi yang sering kali berujung pada kematian.
Penyebab dan Gejala Diabetes Tipe 1 pada Anak
Dr. Agustina, yang akrab disapa dr. Tina, menjelaskan bahwa beberapa faktor dapat menyebabkan anak mengalami diabetes tipe 1. Faktor-faktor tersebut meliputi:
- Genetik: Kerusakan gen atau riwayat keluarga dengan diabetes tipe 1 dapat meningkatkan risiko.
- Autoimun: Sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel pankreas yang memproduksi insulin.
- Faktor imunologi lainnya: Kondisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh juga dapat menjadi penyebab.
Gejala diabetes tipe 1 pada anak bervariasi, namun beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain:
- Sesak napas
- Kelelahan yang berlebihan
- Luka yang sulit sembuh
- Gangguan tumbuh kembang
- Gangguan penglihatan
- Syok akibat kadar gula darah yang tidak terkendali
Selain diabetes tipe 1, dr. Tina juga menyoroti meningkatnya kasus diabetes tipe 2 pada anak. Jenis ini sering kali terkait dengan pola hidup tidak sehat, seperti kurang aktivitas fisik dan konsumsi makanan tinggi kalori. Salah satu tanda fisik yang khas dari diabetes tipe 2 adalah kondisi leher yang menghitam atau dikenal sebagai acanthosis nigricans. Gejala lainnya meliputi anak yang sebelumnya aktif mendadak menjadi mudah lelah, kurang beraktivitas, dan sering mengantuk.
Pencegahan Diabetes pada Anak
Pencegahan diabetes pada anak membutuhkan peran aktif dari orang tua dan lingkungan sekitar. Dr. Tina memberikan beberapa langkah strategis untuk mencegah diabetes pada anak:
- Aktivitas Fisik: Pastikan anak rutin berolahraga, terutama melakukan latihan kekuatan fisik setidaknya tiga kali seminggu.
- Mengurangi Perilaku Sedentary: Hindari kebiasaan duduk terlalu lama. Anak disarankan bergerak setiap 30-60 menit, misalnya dengan berjalan-jalan sejenak.
- Tidur yang Cukup: Tidur yang cukup membantu mengontrol kadar gula darah dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Dalam kesempatan yang sama, dr. Indrawati, Sp. GK, seorang dokter spesialis gizi, menekankan pentingnya memperhatikan pola makan anak. Ia menyarankan untuk:
- Membatasi makanan tinggi kalori: Hindari memberikan makanan yang kaya gula atau lemak secara berlebihan.
- Memperbanyak konsumsi air putih: Ajarkan anak untuk lebih sering minum air putih dan memilih jus tanpa gula.
- Menghindari makanan sebagai hadiah: Jangan jadikan makanan seperti permen atau camilan manis sebagai penghargaan karena dapat membentuk kebiasaan buruk.
- Edukasi Pola Makan Seimbang: Orang tua perlu memberikan contoh dengan mengonsumsi makanan sehat dan menjelaskan jenis makanan yang baik untuk kesehatan.
Selain itu, orang tua diimbau untuk lebih selektif dalam memilih makanan kemasan. Banyak produk yang mengandung gula tersembunyi, seperti sukrosa, fruktosa, atau maltosa, yang berpotensi meningkatkan risiko diabetes.
Fenomena yang Mengkhawatirkan
Menurut data, prevalensi diabetes di Indonesia masih cukup tinggi. Sebanyak 7,2 persen penduduk Indonesia atau sekitar 19,5 juta jiwa terkena diabetes. Peningkatan kasus ini paling banyak terjadi pada rentang tahun 2010-2023, dengan salah satu pemicunya adalah pandemi Covid-19. Selama pandemi, aktivitas daring menyebabkan peningkatan screen time, pola makan tidak sehat, dan gaya hidup kurang aktif, yang semuanya berkontribusi pada melonjaknya kasus diabetes.
Kesimpulan
Meningkatnya kasus diabetes pada anak, baik tipe 1 maupun tipe 2, menuntut kewaspadaan dan langkah pencegahan yang serius. Deteksi dini melalui pemantauan gejala dan pola hidup sehat sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Orang tua memiliki peran besar dalam memberikan edukasi, membentuk kebiasaan sehat, dan memastikan anak tumbuh dengan pola hidup yang seimbang. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, ancaman diabetes pada anak dapat ditekan, sehingga mereka dapat menikmati masa depan yang lebih sehat.
Baca juga artikel kesehatan lainnya.